Pengertian Hukum Ohm – Kembali lagi di kanal informasi seokilat. Masih di pembahasan elektronika, pada artikel sebelumnya kita telah mengulas sebuah materi terkait komponen dioda, baik itu terkait pengertiannya, jenis-jenisnya, dan cara kerja komponen dioda itu sendiri.
Nah, adapun pada pembahasan kita kali ini, keluar dari pembahasan terkait dioda. Kita akan menjelaskan mengenai apa pengertian hukum Ohm, rumus Ohm dan bunyi hukum Ohm dalam elektronika. Bagi seorang pelajar SMK elektro. Penting untuk diketahui bahwa hukum dasar elektronika yang wajib dipelajari dan dimengerti oleh setiap Engineer Elektronika atau penghobi elektronika yaitu hukum Ohm. Lalu, apa itu hukum Ohm?
Pengertian Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah sebuah dasar hukum yang menjelaskan keterkaitan hubungan antara Arus Listrik (I), Tegangan (V) dan Hambatan (R). Dalam bahasa Inggris, hukum Ohm disebut dengan “Ohm’s Laws”. Hukum Ohm pertama kali dipresentasikan oleh seorang fisikawan Jerman yang bernama Georg Simon Ohm (1789-1854) pada tahun 1825. Saat itu Georg Simon Ohm mengangkat Hukum Ohm ke publik dengan Paper yang berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically” pada tahun 1827.
Rumus Hukum Ohm
Bila kita mengutip materi bersumber dari panduan belajar Kemendikbud dalam materi elektronika, disebutkan bahwa secara matematis, hukum Ohm dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan Rumus Hukum Ohm
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V).
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A).
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm (Ω)
Dengan menerapkan rumus di atas, kita dapat menggunakan Teori Hukum Ohm di dalam Rangkaian Elektronika untuk memperkecilkan Arus listrik, Memperkecil Tegangan atau kita juga dapat memperoleh Nilai Hambatan (Resistansi) sesuai yang kita inginkan.
Hal yang perlu diingat dalam perhitungan rumus Hukum Ohm, satuan unit yang dipakai adalah Volt, Ampere dan Ohm. Jika menggunakan unit lainnya seperti milivolt, kilovolt, miliampere, megaohm ataupun kiloohm, maka perlu melakukan konversi ke unit Volt, Ampere dan Ohm terlebih dahulu untuk mempermudahkan perhitungan dan juga untuk mendapatkan hasil yang benar.
Bunyi Hukum Ohm
Masih mengutip materi berdasarkan buku panduan kemendikbud SMK, disebutkan bahwa bunyi Hukum Ohm adalah :
“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan berbanding tersbalik dengan hambatannya (R)”.
Contoh Penerapan Hukum Ohm dalam Skema Rangkaian Elektronika
Agar lebih memahami rumus dan kaidah terkait hukum Ohm, kamu para pelajar dapat mengamati contoh penerapan hukum Ohm dalam skema rangkaian elektronika di bawah ini.
Rangkaian ini memerlukan sebuah DC Generator (Power Supply), Voltmeter, Amperemeter, dan sebuah Potensiometer sesuai dengan nilai yang dibutuhkan.
Dari skema Rangkaian Elektronika yang sederhana di atas kita dapat melakukan analisa terhadap Teori Hukum Ohm, dengan hasil yang didapatkan dari Praktikum dalam hal menghitung Arus Listrik (I), Tegangan (V) dan Resistansi/Hambatan (R).
Kesimpulan
Dari uraian ringkas materi di atas, dapat kita ambil sebuah kesimpulan bahwa hukum Ohm adalah sebuah dasar hukum yang menjelaskan keterkaitan hubungan antara tegangan listrik, arus listrik dan hambatan listrik.
Mungkin hanya sedikit ini yang dapat kami hadirkan terkait pengertian hukum Ohm, bunyi hukum Ohm, dan rumus hukum Ohm. Serta contoh penerapannya dalam skema elektronika. Terima kasih kepada para pelajar di mana pun berada. Dan jangan lupa bagikan tulisan ini ke teman-temanmu agar semakin banyak pelajar yang dicerdaskan melalui kanal kami. Salam!
Pelajari: Komponen LED (Light Emitting Diode)
Daftar Pustaka
- Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan – Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Gedung E, Lantai 13 Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270.
- https://teknikelektronika.com/