Pengertian Marah Akidah Akhlak dan Dampak Negatifnya |
Pengertian Marah Akidah Akhlak dan Dampak Negatifnya
Pengertian Marah Akidah Akhlak – Halo Pelajar Indonesia! Kembali lagi di SEO Kilat. Pada artikel sebelumnya Kita sudah menjelaskan tentang hikmah menundukkan nafsu syahwat yang kerap menjerumuskan Kita ke dalam kesalahan. Adapun pada kesempatan yang singkat ini, Kita akan menjelaskan ke Kalian mengenai pengertian sifat marah dalam islam, lengkap dengan dampak negatif, cara menundukkannya, dan hikmah mengendalikan amarah. Untuk menghemat waktu, langsung saja kita jelaskan di bawah ini.
Pengertian Marah (Gadab)
Pengertian marah dalam akidah akhlak adalah perasaan tidak senang dan panas hati, karena suatu peristiwa atau sebab-sebab tertentu. Marah adalah sifat alamiah yang ada pada manusia, namun diantara mereka ada yang bisa mengendalikannya ada juga yang tidak bisa. Maka itulah Islam mengajarkan untuk bisa mengendalikan marah.
Nafsu amarah selalu mendorong diri manusia untuk melahirkan perbuatan, sikap, dan tindakan kejahatan atau syahwat hewani dan kesenangan kepada kejahatan. Kecenderungan ini begitu kuat, sehingga banyak orang dibuat tak berdaya, kecuali sedikit orang yang mendapat rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Memang sifat marah merupakan tabiat manusia, karena mereka memiliki nafsu yang cenderung ingin selalu dituruti dan tidak mau ditolak keinginannya. Nafsu amarah adalah satu musuh dalam (musuh batin) yaitu nafsu yang selalu memerintahkan kepada keburukan dan jauh lebih berbahaya dibandingkan musuh-musuh yang lainnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya amarah itu datangnya dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu” (HR. Abu Daud, no. 4784 Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadis ini hasan)
Di samping itu juga sifat marah merupakan bara api yang dikobarkan oleh setan dalam hati manusia untuk merusak agama dan diri mereka. Karena dengan kemarahan, seseorang bisa menjadi gelap mata sehingga melakukan tindakan atau mengucapkan perkataan yang berakibat buruk bagi dirinya.
Oleh karena itu, umat Islam yang bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Meskipun tidak luput dari sifat marah, akan tetapi karena mereka selalu berusaha melawan keinginan nafsu. Sehingga mereka mampu meredam kemarahan mereka. Allah berfirman dalam Surah Ali Imran ayat 134:
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ .
Artinya: (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,
Dampak Negatif Marah (Gadab)
Marah akan mengakibatkan bahaya besar baik bagi pelakunya maupun orang lain. Berikut bahaya atau dampak negatif marah atau gadab.
- Bagi diri sendiri, akan mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi, sehingga membuka peluang terkena serangan jantung, cepat tua, gangguan tidur, gangguan pernapasan, sakit kepala, struk dan depresi.
- Bagi orang lain dan lingkungan, keputusan dan tindakan orang marah cenderung menambah masalah bukan menyelesaikan masalah, menimbulkan kerusakan hubungan dengan teman, dapat merusak keharmonisan keluarga, bisa mengakibatkan rusaknya lingkungan, bisa mengakibatkan pembunuhan
Cara Menundukkan Marah (Gadab)
Sebagaimana diketahui bahwa obat atas setiap penyakit seperti virus dan faktor penyebab timbulnya penyakit itu harus dapat dihilangkan. Karena itulah untuk bisa mengobati marah kita juga harus tahu sebab-sebabnya.
Sebab-sebab marah antara lain karena tidak kuat menahan nafsu, sombong, ujub, banyak melakukan sendau gurau, perbuatan yang sia-sia, melecehkan orang lain, menghina, berdebat, bertengkar, berkhianat, serta cinta kepada harta dan kedudukan. Semua itu merupakan perangai yang buruk dan tercela dalam Islam. Seseorang tidak dapat terhindar dari amarah apabila masih ada sifat-sifat itu.
1. Dengan Riyadah
Cara menundukan sifat-sifat tercela marah diperlukan pelatihan diri (riyadah) dan kesabaran dalam menghadapi segala rintangan. Riyaadah yang diperlukan diantaranya adalah dengan mengetahui akibat-akibat buruk dari sifat-sifat tersebut. Setelah itu menerapkan dalam diri anda kembalikan dari sifat-sifat itu, misalnya sombong dengan tawadhu’, haus harta dengan qana’ah, dan lain sebagainya. Selain itu dengan memperbanyak berzikir, membaca ta’awudz, beristighfar, dan memberi maaf. Sifat- sifat mulia ini terus diterapkan dalam diri. Memang memerlukan waktu yang cukup lama hingga merasa ringan mengerjakannya karena sifat itu telah menyatu dalam dirinya.
2. Mujahadah
Berusaha sungguh-sungguh dengan sekuat tenaga menahan hawa nafsu untuk tidak melampiaskannya kepada kemarahan, dan menyadari akan dampak negatifnya bila melampiaskan marah.
3. Menahan hawa nafsu
Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meminta diberi wasiat. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu. Bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: Berilah wasiat kepadaku. Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: Janganlah engkau marah. Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali. Sabda Beliau: Janganlah engkau marah”. (HR. Bukhari).
Dalam kitab adab al-Dunya wa al-Din, Imam al- Mawardi mengemukakan beberapa metode penyembuhan marah yaitu dengan cara yang pertama, menimbulkan rasa takut (khauf) kepada Allah, yang kedua menyadari dampaknya dan yang ketiga menyadari betapa besar pahalanya bila mampu menahannya.
Hikmah Menghindari Marah
Tak tanggung-tanggung, Allah menjanjikan surga bagi mereka yang menahan amarah dan memaafkan. Mereka akan disukai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sesama manusia, dan juga malaikat-Nya. Mendatangkan kebaikan, di tempatkan di surga. Selain itu orang yang bisa menahan marah akan mempermudah urusan dan memperlancar rezeki.
Mungkin demikian saja pembahasan Kita kali ini mengenai Pengertian Marah Akidah Akhlak dan Dampak Negatifnya, serta hikmah menghindari marah. Semoga yang Kami sampaikan ini bermanfaat, baik untuk tugas sekolah Kalian dan dalam kehidupan sehari-hari Kita. Jangan lupa bagikan artikel ini ke sosial media Kalian agar semakin banyak yang mendapatkan manfaat konten kami.
Lainnya: Hikmah Menundukkan Nafsu Syahwat
Sumber: Akidah Akhlak Kelas 10 MA Direktorat Jenderal Pendidikan Islam