Pengertian Arus Listrik – Pada artikel sebelumnya kita sudah membahas mengenai komponen LED atau yang biasa disebut light emitting diode, mulai dari pengertiannya, jenis-jenisnya, hingga cara kerjanya.
Setelah membacanya dengan seksama, tentu kita dapat memahami seperti apa esensi dari komponen LED tersebut kan? Nah! Adapun pada pembahasan kita kali ini, kita akan sedikit menjelaskan mengenai pengertian arus listrik, rumus arus listrik, dan sedikit contoh bagaimana menghitung arus listrik dalam sebuah rangkai elektronika.
Sudah penasaran dengan materinya? Yasudah, lebih baik kita langsung baca saja materi selengkapnya di bawah ini.
Pengertian Arus Listrik
Secara definitif, arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan oleh pergerakan elektron-elektron, dimana elektron-elektron tersebut mengalir melalui suatu titik di dalam sirkuit listrik di tiap satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan microampere seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir.
Pelajari: Pengertian Hukum Ohm
Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm.
Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan internasional. Satuan internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara formal satuan Ampere didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar 2 x 10 Newton/meter di antara dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara.
Definisi arus listrik yang mengalir dari kutub positif (+) ke kutub negatif(-) baterai (kebalikan arah untuk gerakan elektronnya).
Penjelasan Diagram Arus Listrik
Pada diagram di atas digambarkan panah arus searah dengan arah pergerakan partikel bermuatan positif (muatan positif) atau disebut dengan istilah arus konvensional. Pembawa muatan positif tersebut akan bergerak dari kutub positif baterai menuju ke kutub negatif. Pada kenyataannya, pembawa muatan dalam sebuah penghantar listrik adalah partikel- partikel elektron bermuatan negatif yang didorong oleh medan listrik mengalir berlawan arah dengan arus konvensional. Sayangnya, dengan alasan sejarah, digunakan konvensi berikut ini:
Panah arus digambarkan searah dengan arah pergerakan seharusnya dari pembawa muatan positif, walaupun pada kenyataannya pembawa muatan adalah muatan negatif dan bergerak pada arah berlawanan.
Konvensi demikian dapat digunakan pada sebagian besar keadaan karena dapat diasumsikan bahwa pergerakan pembawa muatan positif memiliki efek yang sama dengan pergerakan pembawa muatan negatif.
Rumus Menghitung Arus Listrik
Setelah memahami pengertian arus listrik secara sederhana di atas, tentunya kita perlu mengetahui bagaimana cara menghitung arus listrik yang mengalir, dengan menggunakan rumus arus listrik itu sendiri. Adapun rumus yang dapat kita gunakan untuk menghitung Arus Listrik yaitu sebagai berikut:
I = V/R
Keterangan:
I = Arus Listrik (satuan ampere)
V = Tegangan Listrik (satuan volt)
R = Hambatan listrik (Satuan Ohm)
Kita dapat menghitung nilai arus listrik yang mengalir dengan menggunakan rumus perhitungan di atas. Di mana jumlah arus listrik adalah nilai tegangan listrik dibagi dengan nilai hambatan listrik. Adapun satuan dari nilai arus listrik adalah Ampere.
Contoh Penggunaan Rumus Arus Listrik
1. Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan Output Tegangan 10V, kemudian atur Nilai Potensiometer ke 10 Ohm. Berapakah nilai Arus Listrik (I) ?
Masukan nilai Tegangan yaitu 10V dan Nilai Resistansi dari Potensiometer yaitu 10 Ohm ke dalam Rumus Hukum Ohm seperti dibawah ini :
I=V/R Contoh: I=10/10
I = 1 Ampere
Maka hasilnya adalah 1 Ampere.
2. Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan Output Tegangan 10V, kemudian atur nilai Potensiometer ke 1 kiloOhm. Berapakah nilai Arus Listrik (I)?
Konversi dulu nilai resistansi 1 kiloOhm ke satuan unit Ohm. 1 kiloOhm = 1000 Ohm. Masukan nilai Tegangan 10V dan nilai Resistansi dari Potensiometer 1000 Ohm ke dalam Rumus Hukum Ohm seperti dibawah ini: I = V / R
I = 10 / 1000
I = 0.01 Ampere atau 10 miliAmpere
Maka hasilnya adalah 10mA
Alhamdulillah. Kami berharap materi singkat mengenai pengertian arus listrik dan rumus menghitung arus listrik di atas dapat membantu para pelajar dalam memahami materi elektronika kali ini. Terima kasih atas perhatian dan waktunya, dan jangan lupa! Bagikan artikel ini ke teman sekolah kalian juga yah.
Pelajari: Pengertian Komponen Dioda
Daftar Pustaka
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan – Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Gedung E, Lantai 13 Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270.