Pengertian Nafsu Syahwat dan Bahaya Menuruti Nafsu Syahwat
Pengertian Nafsu Syahwat – Halo pelajar Indonesia! Balik lagi di pusat informasi dan solusi. Pada konten sebelumnya Kita telah menjelaskan dengan detail apa saja yang menjadi ciri-ciri radikalisme yang patut Kita waspadai. Nah! berikutnya kali ini Kita akan menjelaskan kepada Kalian mengenai pengertian nafsu syahwat dan apa bahayanya menuruti nafsu syahwat. Namun sebelum menjelaskan lebih dalam, Kami ingin mengingatkan agar jangan lupa membagikan artikel ini ke sosial media Kalian. Bantu media informasi Kami untuk berkembang lebih baik lagi yah.
Baca Juga: Pengertian Hubbud Dunya
Pengertian Nafsu Syahwat
Secara istilah, nafsu adalah keinginan seseorang atau dorongan hati yang kuat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Syahwat secara lughawi artinya menyukai atau menyenangi. Yaitu kecintaan terhadap sesuatu sehingga kecintaan itu menguasai hatinya.
Kecintaan itu sering menyeret seseorang untuk melanggar hukum Allah ’azza wa Jalla dengan tujuan untuk mendapatkan sesuatu yang lezat. Adapun secara istilah syari’at, nafsu syahwat adalah kecondongan jiwa terhadap sesuatu yang disukainya sehingga keluar dari batas syari’at.
Maka hakikat syahwat (keinginan) nafsu adalah kecenderungan kepada sesuatu yang sesuai dengan tabi’atnya (watak) dan menjauhi sesuatu yang tidak disukai dan dicintai. Akan tetapi, sebenarnya keberadaan syahwat pada manusia itu tidak tercela, karena terdapat faedah dan manfaat didalamnya. Celaan itu tertuju jika manusia melewati batas dalam memenuhi syahwat. Misalnya, menuruti nafsu syahwat dengan melakukan kemaksiatan mulai dari menonton film porno, berpacaran dan akhirnya sampai pada perzinaan.
Baca Juga: Sifat Nabi Musa yang Patut Diteladani
Dorongan nafsu syahwat mengarah kepada tiga hal besar, yaitu :
- Syahwat dan kesenangan terhadap harta benda, sehingga melahirkan kerakusan, perampokan, pencurian, manipulasi, korupsi, bahkan kekerasan fisik, seperti pembunuhan dan penganiayaan.
- Syahwat dari kesenangan terhadap seks, sehingga melahirkan kejahatan dan kekejian berupa perzinaan, pemerkosaan dan penyimpangan seksualitas lainnya, bahkan hanya karena seks terjadi pembunuhan dan penganiayaan fisik.
- Syahwat dan kesenangan terhadap jabatan dan kedudukan, sehingga melahirkan para pejabat dan pemimpin yang zalim, otoriter, bahkan diktator. Akhirnya menindas siapa saja yang akan menghalang-halangi.
Hakikat dan Sifat Dasar Nafsu
Kenapa hawa nafsu diciptakan? Pada hakikatnya semua manusia memiliki nafsu, karena manusia tidak dapat hidup jika tidak ada nafsu. Allah menciptakan manusia disertai dengan hawa nafsu. Banyak mengandung faedah, meski tidak bisa hidup jika tidak ada nafsu. Andaikata nafsu makan dicabut (misalnya) pasti binasalah manusia. Jika nafsu terhadap lawan jenis dihilangkan, mereka tidak punya keturunan dan akhirnya binasa. Nafsu adalah keinginan seseorang atau dorongan hati yang kuat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hawa nafsu adalah sesuatu yang disenangi oleh jiwa, baik bersifat positif maupun negatif, baik bersifat jasmani maupun ruhani. Perbuatan baik ataupun buruk digerakkan oleh nafsu, artinya menjadi pusat komando segala kegiatan manusia, sekaligus sebagai motor penggerak yang menggerakkan segala macam tingkah laku manusia. Nafsu itu ibarat seperti sungai dia bisa mengalir dengan tenang dan bisa meluap atau menghancurkan, dan karena itu perlu dikontrol dengan sistem bendungan dan irigasi yang baik sehingga memberikan manfaat yang maksimal bagi kehidupan manusia dan lingkungannya. Sehingga pada hakikatnya nafsu itu penting bagi diri manusia akan tetapi penggunaan nafsu yang tidak terkontrol pada diri manusia itu yang berbahaya.
Baca Juga: Pengertian Amanah
Bahaya Menuruti Nafsu Syahwat
Salah satu sifat dari nafsu syahwat adalah “tidak pernah terpuaskan”, disaat kita menuruti satu keinginannya, nafsu itu akan menuntut hal lain dan akan terus begitu hingga tak ada habisnya. Mempunyai satu gunung emas pun masih tak cukup ia masih ingin yang lebih. Orang yang mengikuti hawa nafsu tidak akan mementingkan agamanya dan tidak mendahulukan ridha Allah Swt. dan Rasul-Nya. Dia akan selalu menjadikan hawa nafsu menjadi tolak ukurnya, dia dibuat buta dan tuli oleh hawa nafsunya. Orang yang mengikuti hawa nafsu tanpa terkendali akan mengakibatkan bahaya besar sebagai berikut.
1. Merusak potensi diri seseorang. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan bahwa mengikuti hawa nafsu akan membawa kehancuran. “Tiga perkara yang membinasakan dan tiga perkara yang menyelamatkan. adapaun tiga perkara yang membinasakan adalah kebakhilan, dan kerakusan yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan seseorang yang membanggakan diri sendiri. Sedangkan tiga perkara yang menyelamatkan adalah takut kepada Allah di waktu sendirian dan dilihat orang banyak, sederhana di waktu kekurangan dan kecukupan, dan (berkata/berbuat) adil di waktu marah dan ridha.” (HR. Anas, Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Adullah bin Abi aufa, dan Ibnu Umar).
2. Mendatangkan kesusahan dan kesempitan
3. Mengakibatkan rusaknya lingkungan alam karena nafsu mengeksploitasi alam yang berlebih-lebihan. “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”(QS. ar- Rum [30]: 41).
4. Melahirkan kerakusan, perampokan, pencurian, manipulasi, korupsi, bahkan kekerasan fisik, seperti pembunuhan dan penganiayaan. Sebagai dampak menuruti syahwat harta.
5. Lahirnya para pejabat dan pemimpin yang zalim, otoriter, bahkan diktator.
6. Dampak menuruti syahwat kesenangan terhadap kelezatan makanan, akan menimbulkan berbagai macam penyakit tubuh.
7. Nafsu akan mendorong manusia untuk berbuat jahat, melampiaskan syahwat dan menentang ajaran agama. Apabila pelampiasan nafsu syahwat sex pada remaja akan menimbulkan dampak yang lebih berbahaya diantaranya adalah putus sekolah, suramnya masa depan, perceraian, melahirkan anak terlantar, dan tumbuhnya generasi yang memerosotkan harkat dan martabat negara. ”Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (QS. Yusuf [12]: 53).
Mungkin demikian saja pembahasan Kita pada kesempatan Kali ini mengenai Pengertian Nafsu Syahwat dan Bahaya Menuruti Nafsu Syahwat. Semoga dapat diambil ibrah dan hikmahnya dalam menjalani kehidupan Kita sebagai seorang muslim. Jangan lupa seperti biasa, mohon bagikan artikel ini ke sosial media Kalian agar manfaat konten ini semakin besar pula.
Baca Juga: Pengertian Hari Kiamat
Sumber: Akidah dan Akhlak MA Kelas 10 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam