Susu: Definisi dan Jenis-jenis Olahannya |
Apa itu Susu?
Bila kita merujuk pada definisi salah satu ensiklopedia online, yakni Wikipedia, disebutkan bahwa susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang dihasilkan dari kelenjar susu mamalia, salah satunya berasal dari manusia. Susu adalah sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Susu binatang (biasanya sapi) juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega, yogurt, es krim, keju, susu kental manis, susu bubuk dan lain-lainnya untuk konsumsi manusia. Tentu ada banyak sekali manfaat dari mengkonsumsi susu, mulai dari meningkatkan kesehatan tulang, kulit, mata, dan masih banyak lagi.
Jenis-jenis Olahan Susu
Tahukah Kamu? Susu dapat diolah menjadi susu kental manis, susu bubuk, keju, cream, ice cream, yoghurt, dll. Masing-masing produk dijelaskan sebagai berikut:
1. Susu Kental Manis (Sweetened Condensed Milk)
Susu kental manis merupakan susu yang sudah di pasteurisasi kemudian di tambahkan gula. Susu tersebut tidak steril tetapi pertumbuhan bakteri dihambat oleh gula. Gula yang ditambahkan jumlahnya 63% dari produk akhir.
2. Susu Bubuk
Susu bubuk berasal susu segar baik dengan atau tanpa rekombinasi dengan zat lain seperti lemak atau protein yang kemudian dikeringkan. Umumnya pengeringan dilakukan dengan menggunakan spray dryer atau roller drayer. Umur simpan susu bubuk maksimal adalah 2 tahun dengan penanganan yang baik dan benar. Susu bubuk dapat di kelompokkan menjadi tiga jenis yaitu susu bubuk berlemak (full cream milk prowder), susu bubuk rendah lemak (partly skim milk powder) dan susu bubuk tanpa lemak (skim milk prowder) (SNI 01-2970-1999) Susu bubuk paling populer di Indonesia karena praktis dan penyimpanan tidak memerlukan peralatan khusus, cukup disimpan pada suhu ruangan. Untuk mengganti vitamin selama proses pembuatan susu bubuk. Biasanya pabrikan menambahkan vitamin dan mineral pada susu bubuk.
3. Keju
Keju diambil dari bahasa Portugis queijo adalah makanan padat yang dibuat dari susu sapi, kambing, domba, dan mamalia lainnya. Keju dibentuk dari susu dengan menghilangkan kandungan airnya dengan menggunakan kombinasi rennet dan pengasaman. Bakteri juga digunakan pada pengasaman susu untuk menambahkan tekstur dan rasa pada keju. Pembuatan keju tertentu juga menggunakan jamur. Ada ratusan jenis keju yang diproduksi di seluruh dunia.
Keju memiliki gaya dan rasa yang berbeda-beda, tergantung susu yang digunakan, jenis bakteri atau jamur yang dipakai, serta lama fermentasi atau penuaan. Faktor lain misalnya jenis makanan yang dikonsumsi oleh mamalia penghasil susu dan proses pemanasan susu. Keju berharga karena umurnya yang tahan lama, serta kandungan lemak, protein, kalsium, and fosforusnya yang tinggi. Keju lebih mudah kecil dan lebih tahan lama dari susu.
4. Butter/Mentega
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3744-1995), mentega adalah produk makanan berbentuk padat lunak yang dibuat dari lemak atau krim susu atau campurannya, dengan atau tanpa penambahan garam (NaCl) atau bahan lain yang diizinkan, serta minimal mengandung 80% lemak susu. Selain garam dapur, ke dalam mentega juga ditambahkan vitamin, zat pewarna, dan bahan pengawet (misalnya sodium benzoat). Emulsi pada mentega merupakan campuran 18% air yang terdispersi pada 80% lemak, dengan sejumlah kecil protein yang bertindak sebagai zat pengemulsi. Mentega dapat dibuat dari lemak susu (terutama lemak susu sapi) yang manis (sweet cream) atau asam. Mentega dari lemak susu yang asam mempunyai cita rasa lebih kuat. Lemak susu dapat dibiarkan menjadi asam secara spontan atau melalui penambahan inokulum murni bakteri asam laktat (proses fermentasi).
Mula-mula lemak susu dinetralkan dengan garam karbonat, kemudian di pasteurisasi dan di inokulasi dengan bakteri yang dapat menghasilkan asam laktat selama proses fermentasi. Bila perlu, ditambahkan zat pewarna ke dalam lemak susu, umumnya berupa karoten, yaitu zat pewarna alamiah yang merupakan sumber vitamin A. Lemak memiliki komposisi terbesar dalam mentega jika di bandingkan dengan protein dan karbohidrat. Kandungan protein dan karbohidrat pada mentega dan margarin sangat rendah, yaitu sekitar 0,4-0,8 gram per 100 gram. Lemak mentega berasal dari lemak susu hewan, dikenal sebagai butter fat. Mentega mengandung sejumlah asam butirat, asam laurat, dan asam linoleat. Asam butirat dapat digunakan oleh usus besar sebagai sumber energi, juga dapat berperan sebagai senyawa antikarsinogenik (antikanker). Asam laurat merupakan asam lemak berantai sedang yang memiliki potensi sebagai antimikroba dan antifungi. Asam linoleat pada mentega dapat memberikan perlindungan terhadap serangan kanker. Meski sedikit, mentega juga mengandung asam lemak omega 3 dan omega 6. Selain itu, mentega mengandung glycospingolipid, yaitu suatu asam lemak yang dapat mencegah infeksi saluran pencernaan, terutama pada anak-anak dan orangtua. Karena terbuat dari krim susu, mentega mengandung kolesterol. Kadar kolesterol tinggi tidak selalu berdampak buruk bagi kesehatan.
Bahkan sebaliknya, kolesterol memegang peran penting dalam fungsi organ tubuh. Kolesterol berguna untuk menyusun empedu darah, jaringan otak, serat saraf, hati, ginjal, dan kelenjar adrenalin. Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon steroid, yaitu progestron, estrogen, testosteron, dan kortisol. Mentega juga mengandung semua vitamin larut lemak lainnya, yaitu vitamin D, E, dan K. Vitamin A bersumber dari betakarotenoid atau pigmen karoten lainnya yang sengaja ditambahkan sebagai pewarna kuning. Kadar vitamin A yang diharuskan pada mentega adalah 1.400- 3.500 IU per 100 gram, sedangkan kadar vitamin D 250- 350 IU per 100 gram. Usaha�usaha pengolahan tersebut banyak menyerap tenaga kerja. Berdasarkan satistik pertanian jumlah tenaga kerja yang bekerja pada sektor pengolahan pada tahun 2006 sebesar 152.815 orang. Contoh produk olahan susu tertera pada Gambar 4. Susus Kental Manis, Keju, dan Gambar 5. Butter.
5. Yoghurt
Yoghurt adalah produk yang diperoleh dari susu yang telah di pasteurisasi kemudian di fermentasi dengan bakteri tertentu sampai diperoleh keasaman, bau dan rasa yang khas, dengan atau tanpa penambahan bahan lain yang diizinkan. Bakteri yang di gunakan untuk kultur starter tidak lebih dari 5 jenis saja. Yang termasuk dalam jenis bakteri asam laktat dan digunakan sebagai kultur starter adalah Enterococcus, Lactobacillus, Lactococcus, Leuconostoc dan Streptococcus.
6. Susu Pasteurisasi
Susu segar merupakan cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun (SNI 01-3141-1998). Dalam prakteknya sangat kecil peluang kita untuk mengonsumsi susu segar definisi SNI tersebut di atas. Umumnya susu yang di konsumsi masyarakat adalah susu olahan baik dalam bentuk cair (susu pasteurisasi, susu UHT) maupun susu bubuk. Susu pasteurisasi merupakan susu yang di beri perlakuan panas sekitar 63º-72º Celcius selama 15 detik yang bertujuan untuk membunuh bakteri patogen.
Susu pasteurisasi harus di simpan pada suhu rendah (5º-6º Celcius) dan memiliki umur simpan hanya sekitar 14 hari. Susu UHT (ultra high temperature) merupakan susu yang diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang singkat (135-145º Celcius) selama 2-5 detik (Amanatidis, 2002). Pemanasan dengan suhu tinggi bertujuan untuk membunuh seluruh mikroorganisme (baik pembusuk maupun patogen) dan spora. Waktu pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai gizi susu serta untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif tidak berubah seperti susu segarnya.
Demikian penjelasan di atas mengenai jenis jenis olahan susu. Semoga dengan penjelasan yang singkat di atas kita dapat lebih memahami apa itu susu dan ragam jenis olahan susu. Jangan lupa bagikan artikel ini ke sosial media kamu agar konten bermanfaat ini semakin tersebar luas.
Lainnya: Susu Paling Bagus Untuk Bayi Baru Lahir