Adab Terhadap Guru dan Orang Tua! |
Sebutkan Adab Terhadap Guru dan Orang Tua!
Adab Terhadap Guru dan Orang Tua – Halo pelajar Indonesia! Balik lagi di SEO Kilat. Lagi ngerjain tugas yah? Kalau iya, ini waktu yang pas buat Kita untuk jelasin ke Kalian apa saja adab yang harus Kita terapkan terhadap guru dan orang. Tapi sebelum itu, kalau Kalian juga butuh jawaban terkait dampak negatif ananiah, putus asa, gadab dan tamak, lihat postingan sebelum ini yah. Di situ sudah Kami jelaskan dengan detail.
Nah! Bagi Kalian yang sedang mengerjakan soal akidah akhlak, mungkin sedang mencari jawaban yah terkait adab terhadap guru dan orang tua. Oke! Biar cepat, langsung saja cek detail adab selengkapnya di bawah ini gaes.
Pembuka Adab Terhadap Guru
Sosok guru tidak akan pernah lepas dari kehidupan kita. Mulai dari kita kecil sampai kita dewasa kita akan bertemu terus dengan sosok guru. Seorang yang digugu dan ditiru ini menyalurkan ilmu pengetahuannya kepada murid-muridnya agar mereka menjadi seseorang yang dapat berkarya sesuai dengan bakat, prestasi, dan kualitas yang dimilikinya.
Adab Terhadap Guru
Dengan perannya yang sangat besar dalam kehidupan kita, maka guru wajib dihormati oleh kita. Dalam Islam pun, ada beberapa adab yang harus diperhatikan dalam bersikap selaku murid terhadap gurunya. Di antaranya adalah:
1. Menghormati dan menghargainya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW.. “Bukan dari golongan kami mereka yang tidak menghormati yang tua, tidak menyayangi yang kecil dan tidak mengetahui hak orang yang alim”.
2. Tidak mencari-cari kelemahan dan kesalahannya.
3. Tidak menggibahnya (membicarakannya dengan yang dia tidak senangi), bahkan membelanya ketika dighibah oleh orang lain.
4. Mendoakannya dari kejauhan semoga diberi pahala atas ilmu yang sudah ia ajarkan.
5. Mendoakan keampunan dan kesejahteraan buat guru.
6. Mengambil manfaat dari kebaikan sang guru, dan tidak mencontohnya andai kata ia melakukan kekhilafan.
7. Menisbatkan ilmu yang ia ajarkan kepadanya; karena hal itu mengangkat kedudukannya di mata manusia.
8. Menjaga adab berbicara dan berdiskusi dengannya.
9. Taat kepada guru kita dalam semua perkara kecuali perkara yang maksiat kepada Allah Swt. dan Rasulullah Saw.
10. Bertutur katalah dengan lemah lembut dan penuh rendah hati kepada guru kita. Dengan sikap rendah hati maka ilmu akan mudah masuk dalam diri murid.
11. Meminta izin kepada guru kita untuk bertanya atau pergi dari majlis. Memberi salam kepada guru apabila berjumpa dan sentiasa hormat kepadanya.
12. Memberi perhatian besar dalam pengajaran guru, duduk dengan sopan dan senantiasa dalam keadaan tenang.
Adab Terhadap Orang Tua
Kedua orang tua merupakan sebab adanya manusia. Keduanya telah merasakan kelelahan karena mengurus anak dan menyenangkan mereka. Allah Subhaanahu wa Ta’aala mewajibkan hamba-hamba-Nya berbakti kepada kedua orang tua. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا فَلَمْ يَدْخُلْ الْجَنَّةَ
“Hinalah ia, hinalah ia dan hinalah ia.” Lalu ada yang bertanya, “Siapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu orang yang mendapatkan orang tuanya sudah tua; salah satunya atau kedua-duanya tetapi ia tidak masuk surga.” (HR. Muslim)
Oleh karena itu, wajib bagi setiap muslim berbakti kepada kedua orang tuanya dan bergaul dengan sikap yang baik. Di antara adab bergaul dengan orang tua adalah sebagai berikut:
1. Mencintai dan sayang kepada kedua Orang Tua
Seorang muslim menyadari bahwa kedua orang tuanya memiliki jasa yang besar terhadapnya, karena keduanya telah mengerahkan pikiran dan tenaga untuk merawat, membesarkan, mendidik, dan menyenangkan anaknya. Oleh karena itu, meskipun seorang muslim telah mengerahkan segala kemampuannya dalam berbakti kepada kedua orang tuanya, namun tetap saja ia belum dapat membalasnya.
2. Menaati kedua Orang Tua
Seorang muslim hendaknya menaati perintah kedua orang tuanya, kecuali apabila kedua orang tua menyuruh berbuat maksiat kepada Allah Swt.
3. Menanggung dan Menafkahi Orang Tua
Seorang muslim juga hendaknya menanggung dan menafkahi orang tua agar ia memperoleh keridhaan Allah. Jika ia seorang yang berharta banyak, lalu orang tuanya butuh kepada sebagian harta itu, maka ia wajib memberikannya.
4. Menjaga perasaan keduanya dan berusaha membuat ridha orang tuanya dengan perbuatan dan Ucapan.
Seorang muslim juga harus menjauhi ucapan atau tindakan yang menyakitkan hati orang tuanya meskipun sepele, seperti berkata “Ah.” Hendaknya ia mengetahui, bahwa ridha Allah ada pada keridhaan orang tua, dan bahwa murka-Nya ada pada kemurkaan orang tua.
5. Tidak memanggil orang tua dengan Namanya
Diantara adab yang perlu diperhatikan terhadap orang tua adalah tidak menggunakan nama orang tua saat memanggilnya. Ini termasuk adab paling mendasar dalam menjaga sopan santun terhadap orang tua. Gunakan panggilan yang santun terhadap kedua orang tua.
6. Tidak duduk ketika keduanya berdiri dan tidak mendahuluinya dalam berjalan
Tidaklah termasuk adab yang baik kepada kedua orang tua jika seorang anak duduk sedangkan ibu-bapaknya berdiri atau meluruskan kedua kakinya, sedangkan keduanya duduk di hadapannya, bahkan hendaknya ia memiliki adab yang baik di hadapannya dan merendahkan diri kepada keduanya.
7. Tidak mengutamakan istri dan anak daripada Kedua Orang Tua
Hal ini berdasarkan hadis yang menyebutkan tentang tiga orang Bani Israil yang berjalan-jalan di gurun, lalu mereka terpaksa bermalam di gua. Ketika mereka masuk ke dalamnya, tiba-tiba ada sebuah batu besar yang jatuh dari atas gunung sehingga menutupi pintu gua itu, lalu mereka berusaha menyingkirkan batu tersebut, tetapi mereka tidak bisa, maka akhirnya mereka berdoa kepada Allah dengan menyebutkan amal saleh yang pernah mereka lakukan. Salah seorang di antara mereka berkata, “Ya Allah, saya memiliki kedua orang tua yang sudah lanjut usia dan saya biasanya tidak memberi minuman kepada keluarga dan harta yang saya miliki (seperti budak) sebelum keduanya. Suatu hari saya pernah pergi jauh untuk mencari sesuatu sehingga saya tidak pulang kecuali setelah keduanya tidur, maka saya perahkan susu untuk keduanya, namun saya mendapatkan keduanya telah tidur dan saya tidak suka memberi minum sebelum keduanya terlebih dahulu minum. Aku menunggu, sedangkan gelas masih berada di tanganku karena menunggu keduanya bangun sehingga terbit fajar. Keduanya pun bangun lalu meminum susu itu. Ya Allah, jika yang aku lakukan itu karena mengharapkan wajah-Mu, maka hilangkanlah derita yang menimpa kami karena batu ini,” yang lain juga menyebutkan amal saleh mereka yang ikhlas yang pernah mereka lakukan, sehingga batu besar itu pun bergeser dan mereka dapat keluar.
8. Mendoakan keduanya baik mereka masih hidup atau sudah wafat
Demikianlah seharusnya sikap yang seharusnya dilakukan seorang muslim terhadap kedua orang tuanya, yakni banyak mendoakan kedua orang tuanya, dan itulah akhlak para nabi; mereka berbakti kepada kedua orang tuanya dan mendoakan kebaikan kepada mereka. Nabi Nuh ‘alaihis salam pernah berdoa untuk orang tuanya sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an surah Nuh: 28: “Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang- orang yang zalim itu selain kebinasaan.” (Terj. QS. Nuh [71]:28)
9. Berbuat baik kepada kawan-kawan orang tua setelah orang tua telah wafat
Dari Abdullah bin Dinar dari Abdullah bin Umar, bahwa seseorang dari kalangan Arab baduwi pernah ditemuinya di jalan menuju Mekah, lalu Abdullah mengucapkan salam kepadanya dan menaikkannya ke atas keledai yang ditungganginya dan memberikan sorban yang dipakainya kepadanya. Abdullah bin Dinar berkata: Kami pun berkata, “Semoga Allah memperbaikimu, sesungguhnya mereka adalah orang-orang Arab baduwi, mereka biasanya puas dengan perkara yang sedikit, lalu Abdullah berkata, “Sesunggunya bapak orang ini adalah teman Umar bin Khaththab, dan sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya berbakti yang paling baik adalah ketika seorang anak menyambung hubungan dengan kawan-kawan bapaknya.” (HR. Muslim)
10. Tidak Mencaci maki kedua orang tua
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Termasuk dosa besar adalah seseorang mencaci maki orang tuanya.” Para sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah, apa ada orang yang mencaci maki orang tuanya?’ Beliau menjawab, “Ada. ia mencaci maki ayah orang lain kemudian orang tersebut membalas mencaci maki orang tuanya. Ia mencaci maki ibu orang lain lalu orang itu membalas mencaci maki ibunya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
11. Tidak Meninggikan Suara
Tidak mengeraskan suaranya melebihi suara kedua orang tua adalah bentuk sopan santun terhadap mereka. Al-Qur’an membimbing untuk berkata-kata dengan orang tua dengan kalimat yang ringan (qaulan maysuuraa).
12. Menjawab Panggilan Dengan Baik
Menjawab panggilan mereka dengan jawaban yang lunak seperti “Labbaik, siap, atau baiklah.”
13. Bersikap Rendah Hati
Bersikaplah rendah hati dan lemah lembut kepada kedua orang tua seperti melayani mereka menyuapi makan dengan tangannya bila keduanya tidak mampu, dengan mengutamakan keduanya di atas diri dan anak-anaknya.
14. Tidak Suka Mengungkit
Tidak mengungkit-ungkit kebaikanmu kepada keduanya maupun pelaksanaan perintah yang dilakukan olehnya. Seperti ia berkata “Aku beri engkau sekian dan sekian dan aku lakukan begini kepada kamu berdua”. Karena perbuatan itu bisa mematahkan hati, ada yang mengatakan menyebut-nyebut kebaikan itu bisa memutuskan hubungan.
15. Berwajah Manis
Janganlah seseorang memandang kedua orang tua dengan pandangan sinis dan bermuka cemberut kepada keduanya. Pasang dan gunakan wajah terbaikmu dengan ramah kepada kedua orang tua.
Oke! Demikian saja pembahasan Kita kali ini mengenai Adab Terhadap Guru dan Orang Tua. Semoga adab adab yang sudah Kita sebutkan di atas dapat menjawab pertanyaan Kalian dan bermanfaat dalam kehidupan Kita sehari-hari. Jangan jadikan materi ini sekedar sebagai jawaban soal semata. Tapi juga amalkan dan jadilah sosok manusia yang terpuji dengan akhlak karimah. Jangan lupa bagikan artikel ini ke sosial media Kalia yah.
Lainnya: Dampak Negatif Ananiah, Putus Asa, Gadab, dan Tamak
Sumber: Buku Akidah dan Akhlak MTS Kelas 8 Direktorat Jenderal Pendidikan Kementerian Agama Republik Indonesia