Pengertian Riya dan Nifaq
Pengertian Riya dan Nifaq Serta Macam-macamnya

Pengertian Riya dan Nifaq Serta Macam-macamnya

Pengertian Riya dan Nifaq – Sebagai hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah sepatutnya menunjukkan rasa tasyakurnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan memperbanyak amal ibadah yang ikhlas, agar diterima Allah Subhanahu wa Ta’ala akan tetapi jika amal ibadahnya disertai riya’, maka sia-sialah belaka, karena tidak diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu perlu menjaga hati, agar terhindar dari penyakit hati. Diantara akhlak madzmumah adalah riya’ dan nifaq.

Pengertian Riya’

Riya’ dalam bahasa Arab artinya memperlihatkan atau memamerkan. Adapun makna secara istilah, riya’ adalah memperlihatkan sesuatu kepada orang lain, baik barang maupun perbuatan baik yang dilakukan, dengan maksud agar orang lain dapat melihatnya dan akhirnya memujinya. Hal yang sepadan dengan riya’ adalah sum’ah yaitu berbuat kebaikan agar kebaikan itu didengar orang lain dan dipujinya, walaupun kebaikan itu berupa amal ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Orang yang sum’ah dengan perbuatan baiknya, berarti ingin mendengar pujian orang lain terhadap kebaikan yang ia lakukan. Dengan adanya pujian tersebut, akhirnya masyhurlah nama baiknya di lingkungan masyarakat.

Hadits/Dalil Tentang Riya dan Sum’ah

Dengan demikian orang yang riya’ berarti juga sum’ah, yakni ingin memperoleh pujian dari orang lain atas kebaikan yang dilakukan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

مَنْ قَامَ مَقَامَ رِيَاءٍ وَسُـمْعَةٍ، رَاءَى اللهُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَسَـمَّعَ.

Artinya: Barangsiapa yang berbuat karena riya’ (ingin dilihat) dan sum’ah (ingin didengar), maka Allah akan memperlihatkan dan memperdengarkan (niat) orang itu pada hari Kiamat. (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Baihaqi).

Allah berfirman dalam surah an nisa ayat 142:

اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْۚ وَاِذَا قَامُوْٓا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوْا كُسَالٰىۙ يُرَاۤءُوْنَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيْلًاۖ   . 

Artinya: Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.

Macam-Macam Riya’

a. Riya’ Jali
Riya’ Jali adalah ibadah atau kebaikan yang sengaja dilakukan di depan orang lain dengan tujuan tidak untuk mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, melainkan demi mencari pujian orang lain, untuk kebanggaan , atau tujuan selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.

b. Riya’ Khafi
Riya’ Khafi melakukan ibadah atau kebaikan secara tidak terang-terangan , tapi dengan maksud agar ia dihormati dan dimuliakan oleh masyarakat. Riya’ Khafi merupakan penyakit   hati yang sangat halus dan samar, yang ujungnya sama dengan riya’ jali, yaitu mengharap pujian dan sanjungan dari orang lain.

Pengertian Nifaq

Secara bahasa, nifaq berasal dari kata nafiqa yang artinya salah satu lubang tempat keluarnya yarbu (hewan sejenis tikus ) dari sarangnya. Nifaq juga berasal dari kata Nafaq, yaitu lubang tempat bersembunyi. Nifaq juga berarti bermuka dua, pura-pura pada agamanya, dan Lubang tikus di padang pasir yang susah di tebak tembusannya.

Menurut istilah , nifaq adalah sikap yang tidak menentu, tidak sesuai antara ucapan dengan perbuatannya. Perilaku seperti ini pada hakikatnya adalah ketidaksesuaian antara keyakinan, perkataan, dan perbuatan. Atau dengan kata lain, tindakan yang selalu dilakukan adalah kebohongan, baik terhadap hati nuraninya, terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala maupun sesama manusia. Orang yang melakukan perbuatan nifaq di sebut munafik.

Nifaq adalah perbuatan menyembunyikan kekafiran dalam hatinya dan menampakkan keimanannya dengan ucapan dan tindakan. Perilaku seperti ini pada hakikatnya adalah ketidaksesuaian antara keyakinan, perkataan, dan perbuatan. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَاِذَا لَقُوا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قَالُوْٓا اٰمَنَّا ۚ وَاِذَا خَلَوْا اِلٰى شَيٰطِيْنِهِمْ ۙ قَالُوْٓا اِنَّا مَعَكُمْ  ۙاِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِءُوْنَ . 

Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, “Kami telah beriman.” Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, “Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok.”

Artinya: ”Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami telah beriman.” Dan bila mereka kembali kepada syaitan-setan mereka, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok”. (QS. Al Baqarah [2]: 14)

Macam-Macam Nifaq

a. Nifaq I’tiqadi
Nifaq i’tiqadi adalah suatu bentuk perbuatan yang menyatakan dirinya beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sedangkan dalam hatinya tidak ada keimanan sama sekali. Dia shalat, bersedekah. Dan beramal shaleh lainnya, namun tindakannya itu tanpa didasari keimanan dalam hatinya. Pelaku nifaq diancam Allah dengan disamakan dengan orang fasik yang diancam dengan neraka Jahannam dan kekal di dalamnya.

b. Nifaq ‘Amali
Nifaq ‘amali adalah kemunafikan berupa pengingkaran atas kebenaran dalam bentuk perbuatan. Sesuai dengan Sabda Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa sallam:

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Tanda orang munafik tiga; apabila berkata ia berbohong, apabila berjanji mengingkari, dan bila dipercaya mengkhianati.”

Mungkin sampai sini saja penjelasan Kita mengenai Pengertian Riya dan Nifaq Serta Macam-macamnya. Semoga dengan uraian atau jawaban di atas dapat bermanfaat dan membantu kalian dalam memahami soal tentang pengertian riya dan sum’ah. Jangan lupa untuk membagikan artikel ini ke teman sekolah kalian agar semakin banyak yang teredukasi terkait akidah dan akhlak. 

Lainnya: Pengertian Shalat dan Dzikir

Sumber: Materi Akidah dan Akhlak MTS Kelas 7 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *