Pengertian Islam Wasathiyah dan Ciri-Cirinya – Kelas 10 MA |
Pengertian Islam Wasathiyah dan Ciri-Cirinya – Kelas 10 MA
Pengertian Islam Wasathiyah – Halo Pelajar Indonesia! Balik lagi di SEO Kilat, pusat informasi dan solusi. Pada pembahasan kemarin, Kita sudah menerangkan apa saja pesan moral dan hikmah dari kisah Nabi Luth ‘alaihissalam. Nah! masih membahas seputar materi akidan dan akhlak. Di sini Kita akan menjelaskan tentang pengertian Islam wasathiyah, sekaligus mengenal bagaimana ciri-ciri islam yang pertengahan. Namun sebelumnya Kami ingin mengingatkan, jangan lupa bagikan artikel ini yah ke teman atau grup belajar Kalian. Agar semakin banyak yang mendapatkan manfaat dari konten Kami. Oke, langsung saja!
Pengertian Islam Wasathiyah
Secara bahasa, washatiyah berasal dari kata wasatha ( وسط) yang berarti adil atau sesuatu yang berada di pertengahan. Ibnu ’Asyur mendefinisikan kata ”wasath” dengan dua makna. Pertama, definisi menurut etimologi, kata wasath berarti sesuatu yang ukurannya sebanding. Kedua, definisi menurut terminologi bahasa, makna wasatha adalah nilai-nilai Islam yang dibangun atas dasar pola pikir yang lurus dan pertengahan, tidak berlebihan dalam hal tertentu.
Islam Washatiyah adalah yakni Islam tengah diantara dua titik ekstrem yang saling berlawanan, yaitu antara taqshir (meremehkan) dan ghuluw (berlebih-lebihan) atau antara liberalisme dan radikalisme. Islam Washatiyah berarti Islam jalan tengah. Tidak terlibat kekerasan, sampai pembunuhan, terbuka dan berada di atas untuk semua golongan.
Islam Wasathiyah, selanjutnya dikenal dengan Islam moderat, adalah Islam yang cinta damai, toleran, menerima perubahan demi kemaslahatan, perubahan fatwa karena situasi dan kondisi, dan perbedaan penetapan hukum karena perbedaan kondisi dan psikologi seseorang adalah adil dan bijaksana.
Wasath atau jalan tengah dalam beragama Islam dapat diklasifikasi ke dalam empat lingkup yaitu:
1. Wasath dalam persoalan akidah. Dalam persoalan iman kepada yang ghaib, diproyeksikan dalam bentuk keseimbangan pada batas-batas tertentu. Contohnya sebagai berikut.
- Islam tidak seperti keimanan mistisisme yang cenderung berlebihan dalam mempercayai benda ghaib.
- Akidah Islam menentang dengan tegas sistem keyakinan kaum atheis yang menafikan wujud Tuhan
- Islam memberikan porsi berimbang antara fikir dan dzikir. Islam memosisikan wahyu sebagai pembimbing nalar, menuju kemaslahatan dunia akhirat melalui syari’ahnya.
2. Wasath dalam persoalan ibadah. Dalam masalah ibadah menyeimbangkan antara hablum minallah dan hablum minannas.
3. Wasath dalam persoalan perangai dan budi pekerti. Dalam persoalan perangai dan budi pekerti, Islam memerintahkan manusia untuk bisa menahan dan mengarahkan hawa nafsunya agar tercipta budi pekerti yang luhur (akhlakul karimah) dalam kehidupan sehari-hari.
4. Wasath dalam persoalan tasyri’ (pembentukan syari’ah). Selalu tunduk dan patuh pada syari’at Allah dan menjaga keseimbangan tasyri’ dalam Islam yaitu penentuan halal dan haram yang selalu mengacu pada alasan manfaat-madarat, suci-najis, serta bersih kotor.
Ciri-ciri Islam Washatiyah
Islam Washatiyah tidak bisa hanya disimpulkan dengan satu atau dua kata karena paling sedikit ada 10 prinsip yang dapat disampaikan kepada ummat, yang merupakan prinsip dasar dan ciri-ciri amaliah keagamaan seorang muslim moderat (wasathiyah) yaitu sebagai berikut. Pemahaman dan praktik amaliah keagamaan seorang muslim moderat (wasathiyah) memiliki ciri-ciri sebagi berikut.
- Tawassuth (mengambil jalan tengah) yaitu pemahaman dan pengamalan yang tidak ifraath (berlebih-lebihan dalam beragama) dan tafriith (mengurangi ajaran agama)
- Tawazun (berkeseimbangan) yaitu pemahaman dan pengamalan agama secara seimbang yang meliputi semua aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi.
- I’tidal (lurus dan tegas) yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya dan melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban secara proporsional.
- Tasamuh (toleransi) yaitu mengakui dan menghormati perbedaan, baik dalam aspek keagamaan dan berbagai aspek kehidupan lainnya.
- Musawah (persamaan) yaitu tidak bersikap diskriminasi pada yang lain sebab perbedaan keyakinan, tradisi dan asal usul seseorang.
- Syura (musyawarah) yaitu setiap persoalan diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mencapai mufakat dengan prinsip kemaslahatan di atas segalanya.
- Ishlah (reformasi) yaitu mengutamakan prinsip reformatif untuk mencapai keadaan lebih baik yang mengakomodasi perubahan dan kemajuan zaman dengan berpijak pada kemaslahatan umum dengan tetap berpegang pada prinsip melestarikan tradisi lama yang baik, dan menerapkan hal-hal baru yang lebih baik.
- Aulawiyah (mendahulukan yang peroritas) yaitu kemampuan mengidentifikasi hal ihwal yang lebih penting harus diutamakan untuk diimplementasikan dibandingkan dengan kepentingan lebih rendah.
- Tathawur wa ibtikar (dinamis dan inovatif) selalu terbuka untuk melakukan perubaha- perubahan sesuai dengan perkembangan zaman serta menciptakan hal-hal baru untuk kemaslahatan dan kemajuan umat manusia.
- Tahadhdhur (berkeadaban) yaitu menjunjung tinggi akhlak mulia, karakter, identitas, dan integrasi sebagi khairu ummah dalam kehidupan kemanusiaan dan peradaban.
Oke gaes! Mungkin demikian saja pembahasan Kita pada kesempatan kali ini mengenai Pengertian Islam Wasathiyah dan Ciri-Cirinya – Kelas 10 MA. Semoga dengan penjelasan ini Kita banyak mengambil hikmah dan pelajaran. Jangan lupa seperti biasa, bagikan artikel ini ke sosial media Kalian agar semakin banyak pelajar Indonesia yang teredukasi. Mari wujudkan Indonesia yang lebih baik dari saat ini.
Lainnya: Pesan Moral dan Hikmah Dari Kisah Nabi Luth
Sumber: Akidah dan Akhlak Kelas 10 MA Direktorat Jenderal Pendidikan Islam