pengertian ikhtiar tawakal qanaah sabar dan syukur
Jelaskan Pengertian Ikhtiar, Tawakal, Sabar, Syukur, dan Qana’ah

Jelaskan Pengertian Ikhtiar, Tawakal, Sabar, Syukur, dan Qana’ah

Pengertian Ikhtiar, Tawakal, Sabar, Syukur, dan Qana’ah – Halo para pelajar Indonesia! Balik lagi di pusat informasi dan solusi SEO Kilat. Kemarin Kita sudah membahas tentang hikmah adanya mukjizat, karomah, irhas dan ma’unah. Kali ini, masih materi terkait dengan akidah dan akhlak, Kita akan membahas mengenai Pengertian Ikhtiar, Tawakal, Sabar, Syukur, dan Qana’ah. Materi ini cukup sering keluar saat ujian. Maka dari itu, Kami rasa hal ini cukup penting untuk Kita sampaikan, agar para pelajar Indonesia dapat menjawab pertanyaan, terkait akhlak terpuji ini.

Pengertian Ikhtiar

Ikhtiar secara bahasa berasal dari batawakalhasa arab ( االختيار) yang artinya memilih. Secara istilah, ikhtiar adalah usaha sungguh-sungguh seorang hamba untuk memperoleh apa yang dikehendakinya. Orang yang berikhtiar berarti dia memilih suatu pekerjaan kemudian dia melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh agar dapat berhasil dan sukses. Dalam kata lain ikhtiar adalah berusaha untuk mencapai apa yang diinginkan, tidak berdiam diri dan berpangku tangan apa lagi lari dari kenyataan.

Dalil Naqli Ikhtiar

1) Firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam al-Qur’an surah Ar-Ra’du ayat 11 sebagai berikut :
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ  . 
Artinya: Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

2) Surat Al Jumu’ah ayat 10:
فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ  . 
Artinya: Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung. 

Ayat di atas menunjukkan bahwa manusia diperintahkan secara tegas agar sehabis menunaikan shalat (shalat Jum’ah) segera berusaha mencari rizqi untuk keperluan diri dan keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa manusia akan disukai oleh Allah Subhanahu wa ta’ala bila bertawakkal kepada Allah Subhanahu wa ta’ala setelah melaksanakan usaha.

Bentuk Perilaku Ikhtiar

Hampir setiap waktu mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi manusia melakukan ikhtiar dalam kehidupannya, diantara bentuk-bentuk ikhtiar yaitu:
a. Bekerja keras. dan tidak menggantungkan nasibnya pada orang lain.
b. Rajin belajar, walaupun tidak ada tugas dari gurunya.
c. Memiliki sikap perwira, sehingga disukai banyak teman.
d. Semangat dalam melakukan pekerjaannya.
e.Tidak pernah putus asa dalam menghadapi kesulitan

Sebagai seorang muslim diwajibkan untuk senantiasa berikhtiar sekuat tenaga dan sekuat kemampuannya. Setelah dia berikhtiar maka dia harus menyerahkan hasil dari segala usahanya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.

Contoh Perilaku Ikhtiar

Contoh-contoh ihktiar yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali karena Allah Subhanahu wa ta’ala memberi kebebasan untuk manusia berikhtiar dengan syarat tidak melanggar syariat Allah Subhanahu wa ta’ala. Di antara contoh perilaku membiasakan diri selalu berikhtiar antara lain:
1) Giat dan bersemangat dalam berusaha
2) Tekun dalam melaksanakan tugas yang diamanahkan terhadap dirinya
3) Pandai memanfaatkan waktu senggangnya untuk hal-hal yang positif
4) Tidak mudah putus asa apabila menghadapi kesulitan.
5) Jeli melihat peluang

Dampak Positif Membiasakan Perilaku Ikhtiar

Di antara dampak positif yang kita peroleh apabila kita mau melakukan ikhtiar dengan baik adalah:
1. Menghilangkan rasa malas, murung, dan keluh kesah
2. Menumbuhkan harapan baru dalam hidup. Karena setiap dari satu usaha dapat menumbuhkan sejuta harapan, dan dengan banyak berusaha maka akan semakin banyak harapan
3. Adanya kepuasan batin.
4. Terhormat dalam pandangan Allah Subhanahu wa ta’ala dan sesama manusia.
5. Menumbuhkan dan meningkatkan keimanan.
6. Menumbuhkan rasa percaya diri dengan apa yang telah diberikan Allah Subhanahu wa ta’ala pada diri kita.
7. Memiliki keyakinan bahwa Allah pasti akan menolong hamba-Nya yang mau berusaha.

Pengertian Tawakal

Tawakal berasal dari kata وكل (wakala) yang berarti menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan urusan kita kepada orang lain. Dalam kaitan ini penyerahan tersebut adalah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Tujuannya, untuk mendapat kemashlahatan dan menghilangkan kemudharatan.

Secara istilah arti tawakkal adalah menyerahkan suatu urusan kepada kebijakan Allah Subhanahu wa ta’ala, yang mengatur segalanya-galanya. Berserah diri (tawakkal) kepada Allah Subhanahu wa ta’ala adalah salah satu perkara yang diwajibkan dalam ajaran agama Islam. Berserah diri (tawakkal) kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dilakukan oleh seorang muslim apabila sudah melaksanakan Ikhtiar (usaha) secara maksimal dan sungguh-sungguh sesuai dengan kemampuannya.

Tawakkal dilaksanakan setelah manusia melakukan iktiar dengan maksimal, maka tawakal kepada Allah Subhanahu wa ta’ala tidak dibenarkan apabila menyerahkan (tawakkal) segala urusan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala sebelum melaksanakan usaha semaksimal mungkin. Demikian juga tawakkal yang ditujukan kepada selain Allah Subhanahu wa ta’ala termasuk perbuatan syirik yang harus dijauhi oleh setiap orang yang beriman.

Dalil Naqli Perilaku Tawakal

1) Firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam Al Qur’an surah Al-Maidah ayat 23, sebagai berikut:
قَالَ رَجُلَانِ مِنَ الَّذِيْنَ يَخَافُوْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمَا ادْخُلُوْا عَلَيْهِمُ الْبَابَۚ فَاِذَا دَخَلْتُمُوْهُ فَاِنَّكُمْ غٰلِبُوْنَ ەۙ وَعَلَى اللّٰهِ فَتَوَكَّلُوْٓا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ . 
Artinya:
Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah, “Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman.”

Ayat diatas menunjukkan bahwa manusia dikatakan beriman apabila sudah bertawakkal kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.

2) Firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam Al Qur’an surah Ali Imran ayat 159, sebagai berikut:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ .
Artinya: 
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

Ayat di atas menunjukkan bahwa manusia akan disukai oleh Allah Subhanahu wa ta’ala bila bertawakkal kepada Allah Subhanahu wa ta’ala setelah melaksanakan usaha dengan maksimal.

Contoh Perilaku Tawakal

Manusia harus menyadari bahwa dirinya lemah. Hal ini terbukti bahwa banyak orang yang mengalami kegagalan dan tidak berhasil memenuhi harapannya. Keberhasilan usaha seseorang terletak pada kuasa dan kehendak Allah Subhanahu wa ta’ala. Oleh sebab itu manusia harus sadar bahwa ia harus bertawakal kepada Allah setelah ia berusaha dengan maksimal. Orang bertawakal berarti menunggu keberhasilan apa yang diusahakannya. Oleh sebab itu, di saat tawakal hendaknya meningkatkan intensitas do’a nya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala agar apa yang diinginkan akan berhasil dengan baik.

Salah satu bentuk perilaku tawakal yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditunjukkan dalam kisah berikut: Seorang sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang meninggalkan untanya tanpa diikatkan pada sesuatu, seperti pohon, tonggak dan lain lain, lalu ditinggalkan. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Mengapa tidak kamu ikatkan?” Ia menjawab: “Saya sudah bertawakal kepada Allah.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak dapat menyetujui cara berpikir orang itu, lalu bersabda: “Ikatlah dulu lalu bertawakallah.“

Dampak Positif dalam Membiasakan Perilaku Tawakal

Upaya yang bisa dilakukan dalam membiasakan perilaku tawakkal adalah membiasakan mengawali dan mengakhiri setiap aktivitas dengan berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, berusaha dengan penuh totalitas, kemudian menyerahkan hasilnya pada keputusan Allah Subhanahu wa ta’ala. Adapun dampak positif yang kita peroleh apabila kita mau membiasakan perilaku tawakal kepada Allah Subhanahu wa ta’ala adalah:
a. Meningkatkan keyakinan dan keimanan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
b. Memperoleh ketenangan dan ketentraman jiwa
c. Mengurangi beban pikiran, karena yakin manusia hanya berusaha Allah Subhanahu wa ta’ala lah penentunya.
d. Mengurangi kejahatan dan tindak kriminal,
e. Memperoleh keteguhan hati,
f. Menyadarkan bahwa dirinya lemah, dan mengakui kebesaran Allah Subhanahu wa ta’ala.

Pengertian Sabar

Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab, َربص yang berarti menahan, mencegah atau tabah. Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah. Jadi sabar di sini adalah suatu kekuatan, daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan suatu kewajiban. Di samping itu pula bahwa sabar adalah suatu kekuatan yang menghalangi seseorang untuk melakukan kejahatan. Orang yang sabar akan tahan menerima hal-hal yang tidak disenangi atau tidak mengenakkan dengan ridha dan menyerahkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Sabar merupakan salah satu kunci untuk meraih kebahagiaan dan ketenangan hidup.

Dalil Naqli Perintah Sabar

1) Firman Allah Subhanahu wa ta’ala. dalam Al Qur’an surah Luqman ayat 17, sebagai berikut:
يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ .
Artinya: Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.

2) Firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam Al Qur’an surah Ali Imran ayat 200, sebagai berikut:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ࣖ .
Artinya:Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.

3) Firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam Al Qur’an surah Al-Baqarah ayat 155-156, sebagai berikut:
{وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156)

Artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Inna lillahi wainna ilaihi raji’un.” .

Bentuk Perilaku Sabar

Menurut Imam Ghazali sabar dibagi menjadi tiga macam, yakni:
1) Sabar dalam taat kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
2) Sabar dalam menghindari maksiat.
3) Sabar saat menghadapi ujian atau musibah dari Allah Subhanahu wa ta’ala. 

Ciri-ciri Perilaku Sabar

Adapun ciri-ciri perilaku sabar antara lain:
1) Memiliki emosi yang stabil dan tidak mudah terpengaruh oleh keadaan dan lingkungan.
2) Tidak marah dan tidak membalas bila didzalimi orang lain.
3) Tidak mau menyakiti orang lain.
4) Memiliki tutur kata dan budi pekerti yang baik.
5) Selalu menghormati orang lain, baik dalam perkataan maupun perbuatannya.

Dampak Positif dalam Membiasakan Perilaku Sabar

Untuk membiasakan diri berperilaku sabar, maka hal-hal berikut ini yang bisa dilakukan, antara lain:
1)Selalu ingat bahwa marah tidak menyelesaikan masalah
2)Bergaul dengan teman-teman yang baik
3)Hati-hati dalam bergaul dengan teman yang memiliki karakter mudah emosional
4)Yakin bahwa orang yang sabar akan dekat dengan Allah Subhanahu wa ta’ala.

Adapun dampak positif apabila kita membiasakan perilaku sabar adalah:
1) Dapat membendung tipu daya setan, walaupun mereka punya kuasa atau kekuatan yang besar.
2) Allah Subhanahu wa ta’ala. menjamin kenikmatan dunia dan akhirat kepada orang-orang yang sabar.
3) Mendapatkan ampunan dan pahala yang besar dari Allah Subhanahu wa ta’ala.
4) Akan berhasil atau sukses dalam kehidupannya, baik kehidupan dunia maupun akhirat

Pengertian Syukur

Kata Syukur berasal dari bahasa Arab شكر yang berarti berterima kasih. Bersyukur berarti kita berterimakasih kepada Allah Subhanahu wa ta’ala atas karunia yang dianugerahkan Allah Subhanahu wa ta’ala. kepada dirinya.

Sedangkan menurut istilah syukur ialah memberikan pujian kepada Allah dengan cara taat kepada-Nya, tunduk dan berserah diri hanya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala serta beramar makruf nahi munkar.

Dalil Naqli Perintah Syukur

1) Firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam Al Qur’an surah Al-Ankabut ayat 17, sebagai berikut:
اِنَّمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْثَانًا وَّتَخْلُقُوْنَ اِفْكًا ۗاِنَّ الَّذِيْنَ تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ لَا يَمْلِكُوْنَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوْا عِنْدَ اللّٰهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوْهُ وَاشْكُرُوْا لَهٗ ۗاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ  .
Artinya: 
Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah hanyalah berhala-berhala, dan kamu membuat kebohongan. Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki dari Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan.

2) Firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam Al Qur’an surah Al-Baqarah ayat 152, sebagai berikut:
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ ࣖ .
Artinya: Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.

3) Firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam Al Qur’an surah An-Nahl ayat 114, sebagai berikut:
فَكُلُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ حَلٰلًا طَيِّبًاۖ وَّاشْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ  .
Artinya: Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.

Ciri-Ciri Perilaku Syukur

Sering sekali kita sebagai manusia lalai dalam mensyukuri nikmat Allah dan tidak menyadari betapa besar nilai suatu nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada dirinya. Maka dia akan merasakan dan menyadari hal tersebut apabila nikmat itu dicabut dari dirinya. Contohnya adalah nikmat berupa kesehatan jasmani dan juga kesehatan rohani. Adapun ciri-ciri perilaku syukur antara lain:
1) Tidak pernah mengeluh dalam hidupnya.
2) Selalu mengucapkan “Al hamdulillah” bila mendapatkan nikmat dari Allah Subhanahu wa ta’ala.
3) Mau membagi kebahagiaan kepada orang lain, bila ia telah mendapatkan rezeki dari Allah Subhanahu wa ta’ala.
4) Selalu bersukur atas nikmat dan karunia yang telah diberikan Allah Subhanahu wa ta’ala. kepada dirinya.

Bentuk Perilaku Bersyukur

Adapun bentuk perilaku bersyukur yang dapat Kita amalkan antara lain:
1) bersyukur dengan lisan, maksudnya ialah mengakui segala kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. dengan mengucapkan lafadz “hamdalah”.
2) bersyukur dengan badan atau dengan perbuatan, yakni bersikap selalu taat kepada perintah Allah Subhanahu wa ta’ala. dan meninggalkan larangan-Nya.
3) bersyukur dengan hati, yaitu mengosongkan hati di hadapan Allah Subhanahu wa ta’ala dengan cara konsisten menjaga dzikir akan  keagungan dan kebesaran Allah Subhanahu wa ta’ala.

Contoh Perilaku Bersyukur

Untuk membiasakan diri bersyukur atas nikmat yang kita terima dari Allah Subhanahu wa ta’ala. maka hendaknya kita melakukan hal-hal berikut, yang merupakan contoh perilaku bersyukur:
1) Ketika kita mendapatkan kenikmatan dari Allah kita harus menerimanya dengan ikhlas dan jangan merasa kurang.
2) Memanfaatkan apa yang kita terima untuk memenuhi kebutuhan, bukan untuk memenuhi keinginan.
3) Berbagi kebahagiaan dengan orang lain, bila mendapatkan nikmat-Nya.
4) Semua yang kita punya adalah milik Allah, yang harus disampaikan kepada yang lebih berhak.

Dampak Positif Perilaku Bersyukur

Di antara dampak positif yang kita peroleh apabila kita pandai bersyukur atas nikmat Allah Subhanahu wa ta’ala. adalah:
1) Mendapat jaminan tambahan nikmat dari Allah Subhanahu wa ta’ala.
2) Mendapatkan ridla Allah Subhanahu wa ta’ala.
3) Terhindar dari sifat tamak yang dapat menjerumuskan diri kepada kufur nikmat.
4) Memperoleh kepuasan batin karena dapat mentaati salah satu kewajiban hamba terhadap khaliknya.

Pengertian Qanaah

Kata Qanaah berasal dari bahasa Arab Qana’a-yaqna’u-qana’an-qanaa’atan, yang berarti suka menerima yang dibagikan kepadanya, rela. Secara istilah Qana’ah berarti menerima keputusan Allah Subhanahu wa ta’ala. dengan tidak mengeluh, merasa puas dan penuh keridhaan atas keputusan Allah Subhanahu wa ta’ala., serta senantiasa tetap berusaha sampai batas maksimal kemampuannya.

Dapat diartikan pula qanaah merasa cukup terhadap pemberian rezeki dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Dengan sikap inilah maka jiwa akan menjadi tentram dan terjauh dari sifat serakah atau tamak. Orang yang bersikap qanaah, ia rela menerima kenyataan hidup yang dialami, tidak berkeluh kesah, tidak mengangan-angan kesenangan yang diterima orang lain.

Dalil Naqli Perintah Qana’ah

1) Quran Surat An nisa ayat 32:
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۗ لِلرِّجَالِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوْا ۗ وَلِلنِّسَاۤءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ۗوَسْـَٔلُوا اللّٰهَ مِنْ فَضْلِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا  32.
Artinya: 
Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

2) Firman Allah Subhanahu wa ta’ala dalam Surat Hud ayat 6:
 وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ .
Artinya: Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

Hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diriwayatkan oleh Muslim:
قد أفلح من أسلم، ورُزق كفافًا، وقنعه الله بما آتاه
Artinya: “Sungguh beruntung orang yang berislam, memperoleh kecukupan rezeki dan dianugerahi sifat qana’ah atas segala pemberian” (Hasan. HR. Tirmidzi).

Contoh Perilaku Qana’ah

Qanaah bukan berarti diam berpangku tangan dan bermalas-malasan tidak mau meningkatkan kesejahteraan hidup tapi sesungguhnya orang yang qanaah adalah orang yang sangat kuat dan bersahaja, dia giat berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan yang dicita-citakan. Namun apabila menemui kegagalan dia tidak pernah berputus asa dan kecewa, bahkan ia selalu sabar dan husnuzhan dengan keputusan Allah, karena dia punya keyakinan bahwa di balik semua peristiwa dalam hidup pasti ada hikmahnya. Beruntunglah orang-orang yang selalu merasa cukup dengan apa yang telah diberikan Allah kepadanya. Ciri-ciri perilaku yang mencerminkan sikap qana’ah adalah:
1) Tidak pernah mengeluh dalam menghadapi kenyataan hidupnya.
2) Merasa senang dengan apa yang ia miliki.
3) Tidak marah bila melihat orang lain sukses.
4) Rela dengan apa yang menjadi hak orang lain.
5) Ikut senang bila melihat orang lain sukses.

Dampak Positif dalam Membiasakan Sikap Qana’ah

Adapun dampak positif dari perilaku membiasakan sikap qana’ah adalah:
1) Jiwa dan pikiran lebih tenang, karena terbebas dari rasa iri dan dengki.
2) Disukai setiap orang, karena semua orang akan merasa aman dan nyaman berada di sekelilingnya.
3) Mendapatkan kebahagiaan dunia dan akherat.
4) Terhindar dari sifat tamak.
5) Terhindar dari ancaman siksa yang berat.
6) Dalam urusan dunia kita melihat orang yang di bawah kita, sedangkan untuk urusan akhirat kita melihat yang di atas kita.
7) Sering bergaul dengan orang tuna grahita, tunanetra dan orang miskin.
8) Membeli sesuatu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
9) Tidak sering memperhatikan orang yang lebih kaya, agar kita tidak merasa kurang.
10) Mensyukuri setiap rezeki dan kondisi yang kita terima tanpa banyak mengeluh.

Untuk membiasakan diri bersikap qana’ah, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain:
1) Dalam urusan dunia kita melihat orang yang di bawah kita, sedangkan untuk urusan akhirat kita melihat yang di atas kita.
2) Sering bergaul dengan orang tuna grahita, tunanetra dan orang miskin.
3) Membeli sesuatu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
4) Tidak sering memperhatikan orang yang lebih kaya, agar kita tidak merasa kurang.
5) Mensyukuri setiap rezeki dan kondisi yang kita terima tanpa banyak mengeluh. 

Mungkin demikian saja pembahasan panjang Kita kali ini mengenai Jelaskan Pengertian Ikhtiar, Tawakal, Sabar, Syukur, dan Qana’ah. Semoga dengan uraian panjang ini menjadi jawaban atas pertanyaanmu dan bermanfaat bukan hanya bagi tugas sekolah, tapi juga dapat Kita terapkan dalam kehidupan Kita. Jangan lupa seperti biasa, bagikan artikel ini ke sosial media Kalian agar pelajar lain juga dapat mengambil ibrahnya.

Lainnya: Hikmah Adanya Mukjizat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *