Jelaskan Pengertian Hasad, Dendam, Ghibah, Fitnah dan Namimah |
Jelaskan Pengertian Hasad, Dendam, Ghibah, Fitnah dan Namimah
Pengertian Hasad, Dendam, Ghibah, Fitnah dan Namimah – Welcome para pelajar Indonesia! Balik lagi di SEO Kilat pusat informasi dan solusi. Masih membahas materi akidah dan akhlak, kali ini Kita akan membahas mengenai pengertian akhlak tercela, mulai dari hasad, dendam, ghibah, fitnah sampai dengan namimah. Pembahasan ini penting bukan hanya sekedar sebagai jawaban soal. Kita juga harus menjauhi akhlak ini agar terhindar dari kerugian kelak di hari kiamat.
Pengertian Hasad
Hasad atau dengki adalah perasaan tidak senang, terhadap orang yang mendapatkan nikmat dari Allah. Orang yang memiliki sifat hasad selalu iri hati jika melihat orang lain hidup senang, merasa bahwa yang berhak memiliki segala sesuatu itu hanyalah dirinya sendiri.
Sifat iri muncul karena kurangnya percaya diri seseorang dan juga adanya rasa sombong serta rendah budi. Orang yang tidak beriman mempercayai bahwa Allah Swt. akan memberikan kenikmatan kepada siapa yang Dia kehendaki. Tapi terkadang muncul perasaan di dalam hati “Mengapa tidak saya yang mendapatkannya ?” Kalau perasaan ini muncul maka orang tersebut akan menjadi sombong dan merasa dirinya lebih daripada orang lain.
Pengertian Dendam
Dendam adalah kemauan yang keras dari seseorang atau kelompok untuk membalas kejahatan dari seseorang atau kelompok lain. Allah Swt. sangat membenci orang yang pendendam, karena sifat pendendam sangat membahayakan dan merugikan orang lain.
Sifat dendam akan membuahkan sikap buruk bagi pelakunya seperti hasad, merasa senang jika orang lain susah dan memutuskan tali persaudaraan. Sekali itu di akhirat kelak tidak akan mendapat ampunan dari Allah.
Kebalikan sikap dendam adalah al-‘Afwu, yaitu sikap berlapang dada dalam memberikan maaf kepada orang yang melakukan kesalahan, tanpa disertai rasa benci di hati, apalagi merencanakan pembalasan terhadap orang yang melakukan kesalahan, meskipun ia sanggup melakukan pembalasan itu.
Di dalam Al-Qur’an Allah Swt. menyerukan supaya kita lebih suka memaafkan orang yang menyakiti kita, dan membiarkanya, karena Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Pengertian Ghibah
Ghibah artinya mengumpat atau menggunjing yaitu perbuatan atau tindakan yang membicarakan aib orang lain. Pada zaman modern ini, dengan berbagai macam alat informasi yang semakin canggih, perbuatan ghibah pun dikemas sedemikian manisnya. Sehingga para konsumen sebagai pengakses informasi itu menjadi tidak terasa kalau dia sudah terlibat dalam perbuatan ghibah. Islam melarang perbuatan ini untuk dilakukan, karena kalaupun informasi atau berita yang dilontarkan itu benar, tetap akan menyakiti hati orang lain. Apalagi kalau berita itu salah, bisa menimbulkan fitnah.
Tidak semua membicarakan orang lain itu ghibah, di bawah ini adalah bukan termasuk perilaku ghibah karena dilakukan demi kebaikan bersama dan harus dengan cara yang baik pula, yaitu:
- Melaporkan kejahatan kepada pihak-pihak yang berwenang, seperti polisi atau jaksa untuk proses penyidikan;
- Mengungkapkan kejahatan dengan tujuan perlindungan masyarakat dari kejahatan itu;
- Menjelaskan keburukan ahli maksiat dan ahli bid’ah agar masyarakat Islam selamat dari keburukannya; dan
- Membicarakan keburukan orang lain dalam upaya mencari jalan keluar untuk amar ma’ruf nahi munkar
Pengertian Fitnah
Fitnah adalah suatu perkataan yang bermaksud menjelekkan orang seperti menodai (menjatuhkan) nama baik orang yang difitnah dan merugikan kehormatan orang lain. Fitnah dilakukan tidak hanya oleh satu orang, tetapi ada juga yang dilakukan oleh dua orang, atau beberapa orang (kelompok). Dari segi caranya dapat dilakukan secara sembunyi-sembunyi, ada pula yang dilakukan secara terang-terangan.
Fitnah termasuk perbuatan lisan yang sangat berbahaya, sehingga dinyatakan dalam firman Allah Swt. di atas bahwa fitnah lebih besar dampaknya daripada pembunuhan. Sehingga muncul pepatah mengatakan bahwa fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Mengingat bahwa luka karena benda tajam bisa hilang seiringnya waktu berlalu, namun luka karena tajamnya lisan seseorang sulit untuk dihapus, akan senantiasa membekas dalam hati orang yang difitnah. Orang yang suka memfitnah biasanya orang yang pengecut, dia tidak senang melihat orang lain hidup senang atau bahagia, ia berupaya agar orang lain jatuh kedalam kebinasaan.
Pengertian Namimah
Menurut bahasa, namimah berasal dari bahasa Arab yang artinya adu domba. Adapun yang dimaksudkan dengan menurut istilah, namimah adalah menyampaiakan sesuatu yang tidak disenangi, baik yang tidak disenangi itu orang yang diceritakan ataupun orang yang mendengarnya agar terjadi permusuhan. Cara menyampaikan sesuatu itu biasanya dengan ucapan atau perkataan, tetapi adakalanya dengan tulisan, isyarat atau dengan sindiran.
Namimah pada hakikatnya adalah menyampaikan atau menceritakan rahasia orang lain sehingga merusak nama baik orang lain tersebut, tentu saja orang yang diceritakan itu merasa tidak senang dan dapat menimbulkan permusuhan.
Seringkali terjadi namimah dilakukan oleh orang yang sengaja ingin menimbulkan permusuhan antara seseorang dengan orang lain atau bahkan sifat seseorang yang ingin mencari popularitas diri sendiri diatas penderitaan orang lain. Misalnya Abduh dan Asmat adalah dua orang yang bersahabat. Darwin adalah orang yang banyak omong dan akhlaknya kurang baik. Melihat persahabatan Abduh dan Asmat sangat akrab, Darwin kemudian mencari-cari peluang untuk mengadu domba antara Abduh dan Asmat dengan berbagai cara, sehingga persahabatannya bercerai berai bahkan terjadi perkelahian atau permusuhan antara Abduh dan Asmat.
Demikian penjelasan Kita pada kesempatan kali ini mengenai Pengertian Hasad, Dendam, Ghibah, Fitnah dan Namimah. Semoga penjelasan ini dapat dipahami dan tentunya kita hindari agar jangan sampai terjerumus ke dalamnya. Jangan lupa, bagikan artikel ini ke sosial media Kalian, agar manfaatnya semakin tersebar luas.
Lainnya: Contoh Tasamuh dan Ta’awun
Sumber: Buku Akidah dan Akhlak MTS Kelas 8 Direktorat Jenderal Pendidikan Kementerian Agama Republik Indonesia