Jasa Penulis Artikel – Halo gaes! Gimana kabarnya? Balik lagi dengan Kita di sini. Pada pembahasan kali ini Kita akan membahas sebuah topik yang berkaitan dengan pakan ternak. Lebih tepatnya, Kita akan menjelaskan tentang amoniasi jerami, mulai dari pengertian, prinsip, proses dan keuntungannya. Seperti apa penjelasannya?
Pengertian Amoniasi Jerami
Jerami merupakan bagian dari batang tumbuhan tanpa akar yang tertinggal setelah dipanen butir buahnya. Jerami padi merupakan limbah pertanian terbesar dengan jumlah sekitar 20 juta ton per tahun. Sebagian besar jerami padi biasanya dibakar setelah proses pemanenan.
Padahal jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak meskipun mempunyai kualitas yang rendah. Kandungan protein jerami padi hanya 3-5%, padahal kandungan protein hijauan rumput, seperti rumput gajah dapat mencapai 12-14%. Begitu pula dengan kadar vitamin dan mineralnya yang juga rendah. Selain itu, jerami padi mempunyai serat kasar sangat tinggi atau mempunyai kecernaan rendah yaitu sekitar 25-45%.
Rendahnya kecernaan jerami padi ini disebabkan oleh adanya lignin sekitar 6-7%. Lignin tidak dapat dicerna dalam rumen atau dalam pencernaan. Selain lignin, jerami juga mengandung 13% selulosa dan hemiselulosa. Atas dasar pertimbangan itu, diperlukan penggunaan teknologi dalam mengolah jerami padi menjadi pakan ternak berkualitas, sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh ternak. Teknologi pengolahan jerami yang telah berkembang dan mudah pengerjaannya adalah pengolahan dengan menggunakan teknik amoniasi.
Teknik amoniasi dapat meningkatkan kualitas gizi jerami padi agar dapat bermanfaat bagi ternak. Teknik amoniasi ini dapat menambah kadar protein kasar (crude protein) dalam jerami. Kadar protein kasar tersebut diperoleh dari amoniak di dalam urea yang berperan dalam memuaikan serat selulosa. Pemuaian ini memudahkan penetrasi enzim selulosa dan meningkatkan kandungan protein kasar melalui peresapan nitrogen dalam urea.
Prinsip Amoniasi Jerami Padi
Prinsip pengawetan/pengolahan dengan amoniasi adalah memotong ikatan rantai dan membebaskan sellulosa dan hemisellulosa agar dapat dimanfaatkan oleh tubuh ternak. Amoniak (NH3) yang berasal dari urea akan bereaksi dengan jerami padi. Ikatan tersebut lepas 161 162 diganti mengikat NH3, sellulosa dan hemisellulosa lepas. Akibatnya kecernaan dan kadar protein jerami padi meningkat; NH3 yang terikat berubah menjadi senyawa sumber protein.
Amoniasi jerami padi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
Cara basah, yaitu urea yang akan dicampurkan dilarutkan ke dalam air terlebih dahulu.
Cara kering, yaitu urea yang akan dicampurkan langsung ditaburkan pada setiap lapisan jerami yang akan dibuat amoniasi.
Proses Amoniasi Jerami
Untuk menghasilkan jerami amoniasi yang berkualitas dibutuhkan bahan yang berkualitas pula. Bahan dasar dari pembuatan jerami amoniasi ini adalah jerami padi yang tersisa setelah pemanenan. Jerami padi yang akan dibuat amoniasi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu :
- Jerami harus dalam kondisi kering.
- Jerami tidak boleh terendam baik air sawah maupun air hujan.
- Jerami harus dalam keadaan baik (tidak busuk atau rusak).
Jika telah diperoleh bahan jerami yang berkualitas, maka langkah selanjutnya adalah penimbangan dan pengikatan. Penimbangan dilakukan agar diperoleh jerami amoniasi yang sesuai dengan kebutuhan. Sebelum diikat, jerami harus dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kotak kayu berbentuk balok dengan tinggi sekira 50 cm.
Kotak kayu tersebut berfungsi untuk mengemas jerami menjadi padat dan berbentuk balok sehingga akan memudahkan penanganan. Setelah diikat, jerami tersebut dapat dikeluarkan kembali dari kotak kayu. Jerami yang telah diikat harus ditaburi urea sebagai sumber amoniak. Penaburan urea ke dalam ikatan jerami harus dilakukan secara merata di setiap lapisan.
Hal tersebut harus dilakukan agar proses amoniasi jerami padi berjalan dengan baik. Dosis urea yang ditaburkan ke dalam jerami jumlahnya sekira 4%-6% dari berat jerami atau setiap 100 kg jerami padi yang akan dibuat amoniasi membutuhkan urea sebanyak 4-6 kg.
Jika dosis urea yang ditaburkan ke dalam jerami terlalu banyak, maka urea tersebut tidak akan memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai nutrisi pada jerami. Jerami yang telah ditaburi urea harus segera dibungkus dengan rapat.
Bahan pembungkus yang digunakan biasanya berupa lembaran plastik dengan ketebalan yang cukup memadai. Pembungkusan ini sangat penting dilakukan agar tercipta kondisi hampa udara (anaerob). Proses amoniasi harus berlangsung tanpa kehadiran udara, sehingga pembungkusan harus dilakukan secara hati-hati.
Untuk mencegah kebocoran, jerami yang telah ditaburi urea dapat dibungkus dengan lembaran plastik sebanyak dua lapis atau lebih. Setelah itu, jerami yang telah terbungkus harus disimpan di tempat yang teduh dan terhindar dari air hujan. Untuk mengoptimalkan penggunaan gas amoniak oleh jerami, maka di atas plastik pembungkus sebaiknya diberi beban agar ada tekanan ke bawah.
Proses penyimpanan ini membutuhkan waktu selama 1 bulan atau 30 hari. Satu bulan kemudian, jerami yang terbungkus dapat dibuka dari kemasannya. Pembukaan tersebut harus dilakukan secara hati-hati karena akan membuat mata menjadi perih. Jerami amoniasi yang baik ditandai dengan bau amoniak yang sangat menyengat.
Oleh karena itu, jerami amoniasi tersebut harus dibiarkan di udara terbuka terlebih dahulu agar bau amoniak dapat berkurang. Jerami amoniasi harus disimpan di ruang penyimpanan beratap dengan ventilasi yang memadai. Jika jerami amoniasi dibiarkan di udara terbuka dan terkena air hujan, maka akan terjadi proses pelapukan atau dekomposisi pada jerami tersebut.
Penyimpanan dengan jangka waktu lama membutuhkan jerami amoniasi dengan kadar air sebanyak 20%. Penyimpanan dapat dilakukan hingga satu tahun dengan kualitas yang tetap terjaga.
Jerami amoniasi dapat diberikan pada ternak dalam bentuk utuh. Jerami amoniasi yang akan diberikan pada ternak dapat dicampur dengan molases. Molases atau tetes merupakan produk sampingan dari ekstraksi gula yang berasal dari tumbuhan. Penggunaan molases ini bertujuan untuk meningkatkan palatabilitas dan mengimbangi kandungan Nitrogen Non Protein (NPN) pada urea. Pemberian jerami amoniasi sebagai pakan utama membutuhkan air minum sebagai faktor yang sangat perlu diperhatikan.
Jerami padi yang telah dibuat amoniasi memiliki nilai energi yang lebih besar dibandingkan dengan jerami tanpa diolah. Proses amoniasi sangat efektif dalam menghilangkan aflatoksin dalam jerami. Jerami yang telah diamoniasi akan terbebas dari kontaminasi mikroorganisme apabila jerami tersebut telah diolah dengan mengikuti prosedur yang benar.
Pengolahan limbah pertanian berupa jerami padi menjadi pakan ternak harus disosialisasikan agar penggunaannya dapat dilakukan oleh masyarakat secara luas. Teknologi hijauan pakan ternak melalui pengawetan dengan pembuatan amoniasi jerami padi ini harus dipertimbangkan penggunaan dan pengembangannya oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam bidang peternakan.
Penggunaan teknologi amoniasi dalam mengolah jerami padi membutuhkan pengembangan secara intensif agar dapat memberdayakan sumber daya lokal dan menghindari ketergantungan impor pakan ternak. Penyediaan pakan ternak merupakan bagian integral dari pembangunan peternakan secara umum. Kelangkaan pakan ternak harus diatasi dengan penggunaan berbagai macam alternatif dalam bahan maupun pengolahan. Pakan ternak yang selalu tersedia sepanjang waktu dengan diiringi sistem pemeliharaan terpadu akan menciptakan sektor peternakan yang tangguh dan berkelanjutan.
Keuntungan Teknik Amoniasi Jerami
Beberapa keuntungan dari teknologi hijauan pakan ternak melalui pengawetan dengan pembuatan amoniasi jerami padi adalah :
- Kecernaan meningkat.
- Protein jerami meningkat.
- Menghambat pertumbuhan jamur.
Memusnahkan telur cacing yang terdapat dalam jerami.
Gimana gaes? Itu adalah pembahasan Kita kali ini mengenai Amoniasi Jerami: Pengertian, Prinsip, Proses, dan Keuntungannya. Semoga tiap poin yang kita sampaikan di atas dapat dipahami dan bermanfaat yah. Jangan lupa, bagikan artikel ini ke teman Kalian juga, bisa jadi mereka juga membutuhkan informasi mengenai amoniasi jerami juga. Ikuti terus SEO KILAT untuk dapatkan informasi bermanfaat lainnya.
Sumber: Buku Dasar-dasar Peternakan 1 Kelas 10 – Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan