Pengertian Sketsa – Ngomongin soal desain grafis, tentu tidak cukup waktu satu malam untuk mengulasnya secara detail. Kita membutuhkan waktu khusus dan bertahap agar dapat memahami secara detail, apa dan bagaimana yang dimaksud dengan desain grafis.
Salah satu yang perlu kita pelajari dalam hal ini yaitu mengenai sketsa. Dalam seni rupa, ada yang namanya sketsa. Bukan hanya pada karya yang bersifat konvensional atau analog, karya seni rupa dalam bentuk digital juga membutuhkan sketsa yang baik agar karyanya dapat tercipta dengan baik pula.
Lalu, seperti apa sketsa itu? Mari kita pelajari tentang sketsa dan unsur terkaitnya di bawah ini.
Pengertian Sketsa
Sketsa adalah gambar kasar yang sengaja dibuat untuk mengingat konsep karya yang akan digambar. Sketsa biasanya terdiri dari garis-garis tipis atau tebal yang mencerminkan bentuk rupa secara umum (tidak detail).
Dalam definisi lain, sketsa diartikan sebagai bagan atau rencana seni rupa sebelum karya benar-benar jadi seutuhnya. Masih bingung tentang apa itu sketsa? Sederhananya, sketsa adalah gambar kasar yang bersifat sementara, yang umumnya digoreskan di atas kanvas atau kertas, dengan tujuan sebagai fondasi awal dalam sebuah karya seni rupa.
Pelajari juga: Pengertian Multimedia dan Jenisnya
Manfaat Sketsa
Dari pengertian di atas kita dapat memahami sebuah garis kesimpulan, bahwa sketsa adalah rancangan awal, yang mempermudah kita mengingat karya seni yang akan kita buat. Lalu, apa saja manfaat sketsa dalam sebuah karya seni rupa? Berikut penjelasan selengkapnya.
1. Menciptakan atau memberikan gambaran kasar.
2. Mengurangi terjadinya kesalahan saat membuat sebuah karya seni rupa.
3. Mempermudah dalam mengamati objek yang akan dibuat.
4. Membantu meningkatkan skill dalam mengkoordinasi hasil pengamatan dengan ketrampilan tangan
Aturan Dalam Membuat Sketsa
Setelah mengenal manfaat dan sketsa dalam seni rupa, ada beberapa aturan yang perlu kita perhatikan saat membuat gambar sketsa. Apa saja aturan tersebut? Berikut poin-poin selengkapnya.
1. Membuat atau menyusun kerangka gambar. Dalam hal ini, kerangka biasanya terdiri dari garis-garis vertikal, garis horizontal, serta garis diagonal maupun garis melengkung secara tipis.
2. Membentuk garis sekunder. Dalam hal ini yaitu melukis kerangka kotaka atau kubus, dengan menggunakan garis yang tipis.
3. Mempertegas garis-garis sketsa yang sudah benar dengan menebalkannya. Adapun ketebalan garis dapat disesuaikan dengan karakter jenis garis yang ingin kita gambar.
Alat Untuk Membuat Sketsa
Membuat sketsa bisa dibilang susah susah gampang. Susah bila jarang dilatih, tapi menjadi mudah bila terbiasa membuat dan mengamati objek. Untuk mempermudah kita dalam membuat sketsa, dibutuhkan beberapa alas sederhana. Apa saja alat untuk membuat sketsa yang kita maksud disini? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
1. Media gambar : kertas gambar secara umum, seperti: kertas HVS, kertas manila, kertas padalarang, kertas roti, serta kertas kalkir, dan kertas sketsa.
a. Alat gambar manual : pensil, rapido.
b. Alat gambar digital : komputer dengan program Computer Aided Design (CAD), digital pen, ataupun software desain grafis.
c. Alat bantu gambar : light box, scanner, meja gambar, mesin gambar, mistar gambar segitiga, busur derajat, mal, sablon, dan penghapus.
Kekuatan garis bergantung pada kertas yang dipergunakan. Makin kasar kertas yang digunakan, makin gelap goresan pensil yang diperoleh. Sebaliknya makin licin kertas, makin abu-abu goresan itu.
Pelajari juga: Pihak Yang Terlibat Dalam Proses Produksi
Jenis-Jenis Pensil Untuk Membuat Sketsa
Bisa dibilang pensil merupakan salah satu alat gambar yang murah, mudah digunakan, mudah ditemukan serta dapat dibawa kemana saja tanpa memakan ruang yang luas. Bila ditinjau secara spesifik, tentu ada banyak sekali macam dan jenis potlot atau pensil sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Apa saja jenis-jenis pensi yang biasa digunakan untuk membuat sketsa? Berikut selengkapnya:
1. Pensil Biasa
Sebagaimana kita ketahui bersama, pensil standar dengan fisik batang kayu terbilang memiliki harga yang cukup murah. Pensil jenis ini dapat dipakai untuk membuat berbagai jenis goresan, sehingga dapat digunakan untuk menutup bidang gambar ataupun membuat bayangan. Meskipun pensil jenis ini terbilang biasa, namun secara fungsi sudah cukup cocok untuk kita dalam menggambar, namun tetap perhatikan kualitas pensil yang hendak kita gunakan.
2. Pensil Keras (Hard/H)
Berbeda dengan jenis pensil biasa. Pensil keras memiliki tingkat dan kwalitas kekerasan mulai dari 9 H (sangat keras) hingga F. Biasanya pensil jenis ini sering dipakai untuk menggambar mistar, karena teksturnya yang keras. Umumnya, semakin keras tekstur isi pensil, maka akan semakin dapat digunakan untuk menghasilkan jenis garis yang padat, halus dan tipis.
3. Pensil Sedang (Medium/HB)
Berada di bawah jenis pensil keras. Pensil medium biasa dipakai untuk membuat desain, sket atau gambar rencana. Termasuk di dalamnya untuk mengggambar dekorasi maupun gambar reklame.
4. Pensil Lunak (Soft/B)
Jenis pensil lunak bisa kita gunakan untuk menghasilkan garis-garis yang padat, gelap dan nada gelap terang. Untuk hampir semua gambar tangan bebas, pensil jenis soft ini adalah jenis pensil yang banyak manfaatnya. Pensil lunak banyak dipakai untuk menggambar potret, objek benda atau pemandangan alam dengan paduan warna hitam putih
5. Konte
Alat konte berwarna hitam arang dan secara hasil berbeda dengan pensil biasanya karena mempunyai goresan yang tebal dan lebar. Secara jenis, konte ini dapat dibedakan menjadi beberapa tipe :
a. Hard / H / Keras
b. Medium / HB / Sedang
c. Soft / B / Lunak
6. Pensil Warna
Pensil jenis ini mengandung lilin dan tersedia dalam 12 aneka warna secara umum.
Mungkin demikian saja yang bisa kami sampaikan pada kesempatan singkat ini. Semoga apa yang kami hadirkan terkait pengertian apa itu sketsa, manfaat sketsa, dan alat untuk membuat sketsa ini dapat berguna bagi para pembaca yang membutuhkan informasi terkait materi seni rupa. Terima kasih atas kesetiaannya dan membaca hingga akhir.
Pelajari juga: Tahap-tahap Pengembangan Sistem Multimedia
Sumber: Saya lupa sumber dari mana. Namun jika tidak keliru, tulisan ini penulis terbitkan saat menjelang masuk pendidikan desain. Maka besar kemungkinan tulisan ini penulis kutip dari buku kurikulum multimedia terbitan pemerintah. Namun jika salah, Anda dapat menghubungi kontak Kami. Artikel ini ditujukan untuk edukasi sesuai dengan kurikulum pendidikan yang berlaku. Bukan untuk aktivitas yang melanggar aturan negara dan agama (Syariat Islam).