Pengertian Shalat dan Dzikir MTS Kelas 7 |
Pengertian Shalat dan Dzikir MTS Kelas 7
Pengertian Shalat dan Dzikir – Halo Para Pelajar Indonesia! Kembali di SEO Kilat pusat informasi dan solusi. Pada konten sebelumnya Kita sudah menjelaskan tentang contoh perilaku taubat, taat, istiqomah dan ikhlas. Yang merupakan salah satu materi pembahasan di kelas 7 MTS. Nah! adapun pada pembahasan kali ini yang akan Kita jelaskan adalah mengenai pengertian shalat dan dzikir. Kita juga akan menyertakan informasi terkaitnya, seperti:Adab dalam sholat dan adab saat berzikir.
Pengertian Shalat
Shalat menurut bahasa Arab berasal dari kata (صلَاة) yang memiliki arti doa. Adapun pengertian shalat menurut bahasa, merujuk pada ritual ibadah pemeluk agama Islam. Menurut istilah syara’ shalat adalah suatu ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan di akhiri dengan salam dan memenuhi syarat dan rukun tertentu. Menurut syariat Islam, praktik shalat harus sesuai dengan segala petunjuk tata cara Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai figur pengejawentah perintah Allah.
Salat merupakan rukun Islam yang ke-2, sehingga tidak sempurna Islam seseorang apabila dia tidak melaksanakan salat. Menurut hadits nabi, salat adalah tiang agama, maka barang siapa yang mendirikan salat berarti ia telah mendirikan agama, dan barang siapa yang meninggalkan salat maka ia telah merobohkan agama. Salat diperintahkan untuk didiirikan oleh semua muslim karena menurut surah Al-‘Ankabut dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar yang artinya :
اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ .
Artinya: Bacalah Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Salat merupakan amal yang dihisab paling awal pada yaumul hisab. Jika salatnya baik maka baik pula seluruh amalnya, namun jika nilai salatnya rusak maka seluruh amalnya dianggap rusak. Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan kepada setiap muslim salat lima waktu dalam sehari semalam, yang sudah ditentukan waktunya. Salat lima waktu terdiri atas, Subuh, Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya.
Adab Shalat
Shalat adalah ibadah wajib bagi setiap muslim yang sudah baligh dan berakal sehat. Shalat pada hakikatnya adalah bentuk komunikasi antara seorang hamba dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala Akan tetapi,banyak orang kurang bisa menikmati ibadah shalat. Hal ini bisa disebabkan beberapa hal, di antaranya adalah karena ia menganggap shalat hanyalah rutinitas belaka, sehingga shalatnya tidak berdampak apa-apa dalam kehidupannya. Padahal Allah berfirman bahwa dengan shalat yang khusyu’ maka seseorang akan bisa terhindar dari berbuat kekejian dan kemunkaran. Sehingga di antara masalah bangsa ini adalah banyak orang yang shalat, tapi sebagian mereka ada yang melakukan korupsi. Naudzu Billahi. Lalu kita perlu bertanya; Ada apa dengan shalatnya? Bagaimanakah shalatnya?
Marilah kita agungkan ibadah sholat ini dengan cara memperhatikan adab-adabnya, yaitu:
a. Khusyuk
Khusyuk merupakan adab terpenting dalam salat dan berdzikir. Khusyuk merupakan inti dan roh salat dan dzikir. Maka, salat dan zikir yang tidak diiringi dengan kekhusyukan ibarat badan tanpa roh. Oleh karenanya, khusyuk bermakna menghadirkan hati dan pikiran dalam setiap lafal dzikir di dalam salat atau dzikir di luar salat yang diucapkan. Tidak hanya itu, seorang yang salat dan berzikir juga harus berusaha agar terwarnai olehnya dan berusaha menepati maksud dan tujuan dari lafal salat dan zikir yang diucapkan. Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, makna dasar khusyuk adalah kelembutan hati, kerendahan, ketenangan, dan ketundukannya. Jika hati telah merasakan kekhusyukan, anggota tubuh yang lain akan khusyuk pula seperti prajurit taat pada komandannya.
b. Hati yang Ikhlas
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam QS. AI-Bayyinah (98): 5
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ 5.
Artinya: Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).
Berdasarkan ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan menerima kecuali amal yang dikerjakan dengan penuh keikhlasan. Riya’ dan sum’ah termasuk penghalang diterimanya amal seseorang. Maka, laksanakanlah salat dan zikir dengan ikhlas dan jauhkanlah dari riya’ dan sum’ah.
c. Menjaga waktu dan batas-batasnya.
Ketika waktu shalat masuk, bersegera menunaikannya dengan penuh semangat saat kewajiban itu tiba. Nabi bersabda pada Bilal: Wahai Bilal, hiburlah kami dengan shalat! (Maksudnya: beradzanlah lalu kita melaksanakan shalat dan menikmati shalat).
Allah berfirman yang artinya: “maka celaka bagi orang-orang yang shalat. Yaitu orang yang shalat mereka lupa diri”. Para ulama mengatakan lupa dalam ayat ini terutama adalah masalah meneledorkan waktu shalat.
d. Menjaga kebersihan dan kesucian tempat sholat dari najis- najis yang ada.
e. Menyingkirkan gambar, tulisan atau apa saja yang mengganggu kekhusyu’an shalat.
f. Memakai pakaian kita yang terbaik
Saat panggilan sholat telah tiba. Yang rapi, santun, baik, harum semerbak (bagi laki-laki) dan menutup aurat secara sempurna. Memakai pakaian terbaik saat shalat merupakan tanda dan wujud syukur seseorang akan nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang dikaruniakan padanya.
g. Menyesal serta bersedih
Jika tidak dapat menunaikan dan menikmati shalat dengan baik dan sempurna. Di antara inti shalat adalah berdzikir di dalam shalat. Allah berfirman pada Nabi Dawud: “Dan dengan berdzikir padaKu, hendaklah mereka merasa ni’mat”.
Allah berfirman: “dan sungguh, dzikir pada Allah-lah yang terbesar”. Maksudnya adalah kita diharapkan menikmati dzikir atau bacaan-bacaan shalat kita, sehingga berpengaruh pada hati nurani dan amal perbuatan sehari-hari.
h. Melakukan dengan khusyu’
Nabi memerintah: “shalatlah seperti shalatnya orang yang berpamitan (dari dunia ini)”. Maksudnya shalatlah seakan-akan ini adalah shalat kalian yang terakhir di dunia.
Hikmah/Manfaat Shalat
Banyak sekali hikmah yang didapatkan dari salat, antara lain, sebagai berikut.
- Mendidik disiplin dan menghargai waktu.
- Menjadikan hati tenang, karena salat merupakan hubungan antara hamba dengan pencipta-Nya.
- Menyadarkan manusia tentang hakikat dirinya yang merupakan hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala.
- Menanamkan nilai tidak ada yang memberi kenikmatan dan pertolongan selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.
- Salat dapat menjauhkan diri dari perbuatan keji dan mungkar.
- Salat dapat menjauhkan diri dari sifat sombong.
Pengertian Dzikir
Dzikir merupakan sarana untuk berkomunikasi langsung seorang hamba kepada Sang Pencipta, Allah Subhanahu wa Ta’ala Tidak ada ketenteraman yang sejati kecuali dengan mengingat (dzikir) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kata dzikir berasal dari bahasa Arab “dzakara”, yang berarti mengingat atau menyebut. Menurut istilah, dzikir adalah mengingat Allah dengan cara menyebut sifat-sifat keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala. dan memuliakan-Nya.
Dzikir dalam istilah agama Islam berarti mengingat Allah (dengan cara menyebut sifat- sifat keagungan-Nya atau kemuliaan-Nya, seperti membaca tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil. Hal ini disebut dengan dzikir lisan. Dzikir lisan dilakukan dengan menyebut- nyebut asma Allah Subhanahu wa Ta’ala., yakni berdzikrullah merupakan salah satu perbuatan mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam bentuk ucapan lisan yang mengandung arti pujian, rasa syukur, dan doa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Adapun pengertian dzikir di sini tidak hanya terbatas pengucapan lisan yang ~ mengandung kalimat-kalimat tayibah semata. Akan tetapi, yang dimaksud dengan dzikir di sini adalah segala gerak baik fisik maupun jiwa yang menggerakkan hati untuk semakin ‘ dekat dengan Allah dan senantiasa mengingat Allah.
Allah memerintahkan untuk melakukan dzikir, seperti disebutkan dalam Al Quran berikut ini.
اِنَّ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمٰتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ وَالْقٰنِتِيْنَ وَالْقٰنِتٰتِ وَالصّٰدِقِيْنَ وَالصّٰدِقٰتِ وَالصّٰبِرِيْنَ وَالصّٰبِرٰتِ وَالْخٰشِعِيْنَ وَالْخٰشِعٰتِ وَالْمُتَصَدِّقِيْنَ وَالْمُتَصَدِّقٰتِ وَالصَّاۤىِٕمِيْنَ وَالصّٰۤىِٕمٰتِ وَالْحٰفِظِيْنَ فُرُوْجَهُمْ وَالْحٰفِظٰتِ وَالذَّاكِرِيْنَ اللّٰهَ كَثِيْرًا وَّالذَّاكِرٰتِ اَعَدَّ اللّٰهُ لَهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا .
Artinya: Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
Upaya untuk bertobat, tafakur, menuntut ilmu, mencari rezeki dengan cara niat yang baik juga bagian dari dzikir. Intinya, segala sesuatu yang dilakukan dalam upaya untuk’ bertaqarub kepada Allah. Oleh karenanya, berdzikir akan membawa pelakunya pada kebaikan demi kebaikan. Dengan berdzikir seorang muslim akan merasakan pengawasan Allah kepadanya sehingga langkah dan gerak hatinya senantiasa terjaga dalam kebaikan. Dzikir pun bermanfaat sebagai obat hati akan membentuk pelakunya menjadi pribadi yang arif dan bersahaja.
Dzikir yang dilakukan seorang muslim haruslah menimbulkan bekas pada hati dan tingkah laku kesehariannya. Apabila hal tersebut tidak dilakukan, zikir hanya akan menjadi kata-kata tanpa makna dan pengaruh bagi pelakunya.
Adab Berdzikir
Kurang afdhal apabila orang yang melaksanakan shalat, usai salam ia langsung berdiri pulang tanpa berdzikir. Sehingga bakda shalatpun seseorang dianjurkan berdzikir. Dzikir menurut bahasa berarti ingat. Dalam hal ini yang dimaksud adalah mengingat Allah dengan cara memperbanyak mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah sesuai dengan yang diajarkan oleh rasulullah, para sahabat,dan orang-orang yang shalih sebelum kita.
Kita sebagai seorang muslim tentunya tidak asing lagi dengan dzikir. Hanya saja,terkadang kita tidak memperhatikan adab/cara berdzikir. Sehingga tidak jarang dzikir yang kita lakukan tidak berbekas sama sekali terhadap kehidupan kita. Padahal minimal,dzikir bisa menentramkan hati pelakunya,sebagaimana firman Allah yang berarti: “bukankah dengan berdzikir/ mengingat Allah hati akan menjadi tentram?”. Oleh karenanya,perlu kita perhatikan adab-adab saat berdzikir kepada Allah. Adapun adab berdzikir diantaranya adalah:
- Ikhlas. Hendaklah seseorang dalam berdzikir mengharap ridho Allah, dengan cara membersihkan amal dari campuran sesuatu. Menghadirkan makna dzikir dalam hati, sesuai dengan tingkatannya dalam musyahadah.
- Merendahkan Suara. Ketika berzikir hendaklah merendahkan suara, hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu konsentrasi orang lain yang ada di sekitarnya. Apalagi dalam berzikir haruslah memusatkan konsentrasi pada keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan dengan ketundukan yang sempurna.
- Berdzikir dengan dzikir dan wirid yang telah dicontohkan Rasulullah. Karena dzikir adalah ibadah. Membaca al-Qur’an dengan niat berdzikir juga dianjurkan.
- Mencoba memahami maknanya dan khusyu’ dalam melakukannya.
- Di tempat yang suci. Duduk disuatu tempat atau ruangan yang suci seperti duduk dalam shalat juga dianjurkan.
- Mewangikan pakaian dan tempat dengan minyak wangi, pakaian yang bersih dan halal.
- Memilih tempat yang agak sunyi. Boleh memejamkan dua mata, karena dengan mata terpejam itu, tertutup jalan-jalan panca indra lahir, sehingga mengakibatkan terbukanya panca indra hati.
Hikmah/Manfaat Zikir
Dalam mendekatkan diri kepada Allah, manusia dianjurkan agar selalu berzikir. Amalan ini merupakan ibadah, yakni suatu pengabdian dan penghambaan diri pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan berzikir manusia diharapkan dapat memikirkan dan mengukur diri, apakah perbuatannya sudah sesuai dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala atau justru melanggar larangan- Nya Banyak sekali manfaat zikir yang dapat kita rasakan, antara lain sebagai berikut.
- Membuat orang lebih bersemangat untuk berusaha.
- Hati menjadi tenang.
- Bersabar dan ulet dalam menghadapi masalah apa pun.
- Mempunyai harapan-harapan hidup yang tersimpan dalam jiwa.
- Menjadikan diri ini semakin dekat dengan Sang Pencipta.
- Menjadikan diri kita sebagai orang yang rendah hati dan tidak sombong.
- Semakin arif dan bijaksana dalam menyikapi permasalahan apa pun yang kita hadapi.
Mungkin demikian saja pembahasan Kita kali ini mengenai Pengertian Shalat dan Dzikir MTS Kelas 7. Semoga dengan penjelasan di atas, para pelajar dapat memahami dan mengambil banyak hikmah. Jangan lupa seperti biasa, bagikan artikel ini ke sosial media kalian agar semakin banyak yang mendapatkan manfaat dari konten baik ini.
Lainnya: Contoh Perilaku Taubat, Taat, Istiqomah, dan ikhlas
Sumber: MTS Kelas 7 Akidah dan Akhlak Direktorat Jenderal Pendidikan Islam