Unsur Unsur yang Perlu disunting dalam Teks Eksposisi |
Sebuah karya tulisan ataupun karangan, apabila telah selesai disusun, maka terlebih dahulu harus melalui tahap koreksi atau disunting kembali untuk mengetahui kesalahan-kesalahan dalam karangan tersebut, dan kemudian diperbaiki. Adapun proses penyuntingan sebuah karya tulis atau karangan, secara umum meliputi: ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, keterpaduan paragraf, dan kebulatan wacana. Kemampuan editing menyunting sangat penting untuk dikuasai, agar kita mampu menghasilkan sebuah karya tulis atau karangan yang baik.
Baca Materi: Kata Kerja Mental
Unsur-Unsur yang Perlu Disunting Dalam Teks Eksposisi
Adapun unsur-unsur yang perlu disunting dari sebuah teks eksposisi atau karya tulis, antara lain secara detail yaitu:
a. Penulisan Ejaan
Penyuntingan penulisan ejaan meliputi pemakaian huruf (penulisan huruf kapital, penulisan huruf cetak miring), penulisan kata (kata dasar, kata bentukan, kata ulang, gabungan kata, kata ganti, kata depan, partikel, singkatan, akronim), penulisan angka dan lambang bilangan, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.
Penulisan ejaan |
b. Tanda Baca
Kesalahan penggunaan tanda baca sering dilakukan oleh penulis terutama penulis pemula. Penyuntingan tanda baca meliputi pemakaian tanda titik, koma, titik dua, titik koma, tanda hubung, tanda kurung, tanda kurung siku, tanda pisah, tanda tanya, tanda seru, tanda petik dua, tanda petik satu. Penjelasan mengenai pemakaian tanda baca ini dapat dilihat pada Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia.
Tanda baca |
c. Pilihan Kata
Tulisan dapat dianggap kurang baik jika pilihan katanya kurang tepat. Pilihan kata sangat berkaitan dengan makna. Pilihan kata yang tepat dan sesuai akan membantu pembaca dengan cepat memahami gagasan penulis. Kata-kata yang memiliki kesamaan makna dalam konteks tertentu akan menimbulkan makna yang berbeda. Di sinilah pentingnya pemilihan kata yang tepat bagi penulis dalam menyampaikan gagasannya.
Pilihan Kata |
d. Ketidakefektifan Kalimat
Kalimat merupakan perwujudan utama dalam pemakaian bahasa. Dalam berbahasa baik lisan maupun tertulis, seseorang tidak menggunakan kata-kata secara lepas, tetapi kata-kata itu dirangkai menjadi kalimat.
Pelajari: Bagian-bagian resensi
Kata-kata yang dirangkai menjadi kalimat dapat dikatakan efektif apabila kalimat itu menyatakan gagasan secara logis. Kalimat itu bermakna tunggal, kalimat itu menggunakan kata yang konseptual, lugas, dan baku, kalimat itu gramatikal, kalimat tidak rancu, kalimat itu tidak menggunakan kata-kata yang mubazir, kalimat itu ditulis dengan tata tulis yang benar.
Ketidakefektifan kalimat |
e. Kepaduan Paragraf
Padu atau tidaknya sebuah paragraf dapat disebabkan oleh ada atau tidaknya kalimat yang tidak diperlukan atau kalimat sumbang yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan paragraf. Sebuah paragraf dikatakan padu apabila gagasannya utuh, serta paparan paragraf lengkap.
Kepaduan paragraf |
f. Kebulatan Wacana
Kebulatan wacana dapat dilihat dari keseluruhan karangan. Adakah paragraf dalam karangan itu yang tidak sejalan dengan gagasan secara keseluruhan dalam karangan. Jika ada, paragraf itu harus disunting dengan menghilangkan atau dengan memperbaiki sesuai dengan gagasan keseluruhan karangan.
Kebulatan wacana |
Demikianlah, 6 poin di atas adalah unsur-unsur yang perlu disunting atau diperhatikan , bila kita ingin menghasilkan sebuah teks eksposisi atau karya tulis yang benar-benar berkualitas. Terima kasih atas perhatian dan kunjungannya. Ikuti terus postingan dari seokilat, untuk mendapatkan wawasan dan pengetahuan mendalam tentang cabang-cabang ilmu pengetahuan. Salam.
Pelajari : Langkah-langkah menulis cerpen
Daftar Pustaka
Bahasa Indonesia 3: bahasa kebanggaanku untuk SMP/MTs kelas IX/ oleh Sarwiji Suwandi dan Sutarmo.–Cet.1.–Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008