Masih membahas seputar desain grafis. Bagi kamu yang mencari jawaban atas pertanyaan tentang Proses Perancangan Desain Grafis secara umum, kamu akan temukan jawabannya di sini.
Proses Perancangan Desain Grafis Secara Umum
Berikut di bawah ini adalah Proses Perancangan Desain Grafis Secara Umum yang dibuat secara singkat. Amati baik-baik gambar diagram di bawah ini.
Proses Perancangan Desain Grafis Secara Umum |
Proses Perancangan Desain Grafis Secara Singkat
Setelah memahami Diagram Proses Perancangan Desain Grafis Secara Umum yang dipersingkat, kami akan uraikan satu persatu dari langkah-langkah dalam menciptakan rancang desain grafis. Agar kita semakin memahami konsep kerjanya secara mantap. Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Konsep
Pertama adalah menyusun atau membuat konsep. Konsep adalah hasil kerja berupa pemikiran yang menentukan tujuan, kelayakan, dan sasaran yang dituju. Konsep bisa didapatkan dari pihak nongrafis, antara lain ekonomi, politik, hukum, budaya, dan sebagainya, yang kemudian diterjemahkan ke dalam visual (bentuk, warna, tipografi, dan seterusnya).
Contoh kasus: Sebuah partai politik ‘X’ ingin menampilkan logonya sesuai dengan karakter partai dan anggotanya. Dengan mempelajari kehidupan/karakter partai tersebut, seorang desainer dapat membuat konsep, seperti bersemangat, kokoh, keanekaragaman, dan berlandaskan agama.
2. Media
Dalam merancang desain grafis, kita harus mengenali dengan baik media apa yang akan menjadi wadah desain kita. Nah! untuk mencapai kriteria ke sasaran yang dituju, diperlukan studi kelayakan media yang cocok dan efektif untuk mencapai tujuannya. Media bisa berupa cetak, elektronik, luar ruangan, dan lain-lain.
Contoh kasus: Setelah partai ‘X’ dapat menentukan sasaran pasar dan kriteria yang ingin dicapai, langkah selanjutnya adalah menyampaikannya melalui media. Sangat tidak efisien apabila semua media dipakai karena selain mubazir juga menghabiskan biaya. Misalnya, sasaran partai ‘X’ adalah rakyat dengan ekonomi menengah ke bawah, maka media yang dipakai adalah media elektronik (televisi dan radio). Pilihan media cetak juga dipertimbangkan, misalnya surat kabar yang disukai masyarakat menengah ke bawah
3. Ide/Gagasan
Untuk mencari ide yang kreatif diperlukan studi banding, literatur wawasan yang luas, diskusi, wawancara, dan lain-lain agar desain bisa efektif diterima sasaran dan membangkitkan kesan tertentu yang sulit dilupakan.
4. Persiapan Data dan Perancangan
Data berupa teks atau gambar terlebih dahulu harus kita pilah dan seleksi. Apakah data itu sangat penting sehingga harus tampil atau kurang penting sehingga harus dapat ditampilkan lebih kecil, samar, atau dibuang sama sekali. Perlu diketahui, bahwa data dapat berupa data informatif atau data estetis. Adapun data informatif bisa berupa foto atau teks dan judul. Sedangkan data estetis dapat berupa bingkai background, efek garis-garis atau bidang. Untuk desain menggunakan komputer, data harus dalam format digital/softcopy.
Oleh karena itu, peralatan yang diperlukan untuk mengubah data analog ke digital seperti scanner, dan kamera digital akan sangat membantu. Tugas desainer adalah menggabungkan data informatif dan data estetis menjadi satu kesatuan yang utuh. Tujuan desain grafis adalah untuk mengkomunikasikan karya secara visual. Oleh karena itu, jangan sampai estetik mengorbankan pesan/informasi.
5. Revisi
Revisi dilakukan apabila tidak adanya kesesuaian dari apa yang sudah direncanakan dan atau ada perubahan lainnya. Dalam melalui proses revisi ini, sikap dan mentalitas seorang desainer grafis sangat menentukan keberhasilan proses. Hal ini tentunya terkait dengan sejauh mana desainer dapat melihat dari sudut pandang klien terhadap permintaan solusi visual mereka.
6. Final Artwork (FA)
Final Artwork (FA) adalah materi final design yang sudah approved (disetujui) oleh klien untuk dilanjutkan ke bagian produksi cetak. Beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain ukuran artwork, bleed dan crop marks, font (TTF), resolusi /dpi, mode warna, image link, format file (Pdf, Tiff, Jpg).
7. Produksi
Terakhir adalah produksi. Setelah desain selesai, sebaiknya lebih dahulu di-proofing (print preview hasil cetak mesin sebelum diperbanyak), untuk memastikan kesesuaian warna dan hasil cetak. Jika tidak ditemukan kesalahan apa pun, desain siap untuk diperbanyak/cetak.
Penutup
Dari uraian materi di atas, semoga kita dapat memahami dengan jelas Secara Singkat Proses Perancangan Desain Grafis Secara Umum dan Rinci. Informasi adalah sesuatu yang sangat bermanfaat bagi orang-orang yang berpendidikan. Oleh karenanya, jangan lupa membagikan tulisan ini ke temen atau sosial media kamu agar mereka juga mendapatkan informasi seputar proses perancangan desain grafis ini. Terima kasih.
Lainnya: Pengertian Sketsa dan Manfaatnya
SUMBER: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKATDIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN 2016