jenis jenis penelitian, jenis jenis penelitian dalam sosiologi, jenis jenis penelitian dalam sosiologi adalah, jenis jenis penelitian dalam sosiologi agama, jenis jenis penelitian dalam sosiologi akuntansi, jenis jenis penelitian dalam sosiologi antropologi, jenis jenis penelitian dalam sosiologi berdasarkan tujuannya, jenis jenis penelitian dalam sosiologi brainly, jenis jenis penelitian dalam sosiologi contoh, jenis jenis penelitian dalam sosiologi contohnya, jenis jenis penelitian dalam sosiologi dan contohnya, jenis jenis penelitian dalam sosiologi disebut, jenis jenis penelitian dalam sosiologi hukum dan contohnya, jenis jenis penelitian dalam sosiologi indonesia, jenis jenis penelitian dalam sosiologi jaringan, jenis jenis penelitian dalam sosiologi judul skripsi, jenis jenis penelitian dalam sosiologi jurnal, jenis jenis penelitian dalam sosiologi jurusan, jenis jenis penelitian dalam sosiologi kelas 10, jenis jenis penelitian dalam sosiologi kelas 11, jenis jenis penelitian dalam sosiologi kelas 12, jenis jenis penelitian dalam sosiologi komunikasi, Sosial, Sosiologi
Jenis-Jenis Penelitian Dalam Sosiologi

Jenis Jenis Penelitian

Dalam ilmu Sosiologi jenis jenis penelitian terbagi menjadi 8 tergantung sudut pandangnya. Berikut di bawah ini penjelasan dari masing-masing tinjauan.

1. Penelitian Ditinjau dari Tujuan

Penelitian mempunyai tiga tujuan utama, yaitu:

a. mengungkapkan kebenaran sebagai manifestasi hasrat ingin tahu manusia,
b. mengembangkan ilmu pengetahuan, dan
c. sebagai sarana untuk memecahkan berbagai masalah dalam masyarakat.

Seorang peneliti bertujuan ingin mengetahui dan menggali secara luas tentang sebab-sebab sesuatu hal. Misalnya, mengapa sekarang banyak anak usia sekolah menjadi anak jalanan yang mengamen di kota-kota pada perempatan jalan? Hal itu menarik untuk diteliti maka dibentuklah oleh pemerintah kota, tim untuk menemukan sebab-sebab terjadinya gejala sosial tersebut. Penelitian semacam ini disebut penelitian eksploratif.
Seorang guru ingin meningkatkan hasil proses belajar-mengajar lalu melakukan penelitian dengan jalan mencoba beberapa metode/teknik mengajar sehingga ditemukan metode/teknik yang lebih baik maka kegiatan guru ini termasuk penelitian pengembangan atau penelitian developmental.
Penelitian verifikatif adalah penelitian yang bertujuan mengecek kebenaran hasil penelitian yang telah dilakukan. Contoh hasil penelitian tentang sebab-sebab anak jalanan di atas, diulang lagi oleh tim peneliti lain yang bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.

2. Penelitian Ditinjau dari Bidang Ilmu

Dilihat dari bidang yang diteliti maka penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu bidang ilmu alam dan ilmu sosial.

a. Penelitian Bidang Ilmu Alam

Penelitian bidang ilmu alam contohnya mekanika, fisika, biologi, teknologi, botani, dan zoologi. Objek penelitian ilmu alam, yaitu objek dunia yang riil materiil atau dunia objektif. Yang dicari di sini adalah fakta dan pembuktian- pembuktian dari kenyataan. Orang menggunakan rasio/pikiran guna menembus hakikat kenyataan tadi dan alat indra dipakai untuk mengadakan pengecekan serta verifikasi terhadap kebenaran.

b. Penelitian Bidang Ilmu Sosial
Objek penelitian ilmu sosial adalah manusia dan fenomena-fenomena/ gejala-gejala sosial. Materi dari ilmu sosial antara lain buah karya manusia, barang-barang peninggalan sejarah, tingkah laku, perbuatan manusia dalam macam-macam ekspresi, dan hasil kebudayaan yang seluruhnya dipikirkan secara sistematis, dan diciptakan oleh akal budi manusia. Contohnya, yaitu penelitian tentang kenakalan remaja, kemiskinan, lingkungan kumuh, dan penyimpangan seksual. Adapun perbedaan antara penelitian ilmu alam dan ilmu sosial sebagai berikut:
Penelitian Ilmu Sosial
  • Fenomena yang diteliti lebih kompleks.
  • Data-data tidak eksak dan tidak dapat dikontrol.
  • Permasalahan lebih sering disebabkan oleh masalah orientasi yang sangat luas.
  • Peneliti dalam ilmu sosial bukan pengamat yang imparsial karena sebagai makhluk sosial tidak dapat melepaskan diri dari proses sosial itu sendiri
  • Tidak mempunyai unit pengukur yang sempurna.
  • Metode kuantitatif yang digunakan belum cukup berkembang.
  • Tidak melakukan eksperimen dan percobaan.
  • Kemampuan yang kurang mendalam dalam memprediksi masalah-masalah sosial.
Penelitian Ilmu Alam
  • Fenomena kurang kompleks, meskipun kompleks namun telah memiliki alat dan metode yang teruji untuk memecahkan masalah.
  • Data-data eksak dan dapat dikontrol.
  • Permasalahan tidak disebabkan oleh masalah orientasi yang luas.
  • Peneliti dalam ilmu alam merupakan pengamat yang imparsial.
  • Mempunyai unit pengukur yang sempurna.
  • Penggunaan metode kuantitatif telah cukup berkembang.
  • Variabel-variabel dan fenomena- fenomena dalam penelitian alam dapat diatur dalam bentuk percobaan dan dapat dibandingkan dengan variabel kontrol secara akurat.
  • Prediksi yang dilakukan lebih eksak.

3. Penelitian Ditinjau dari Pendekatan

Dalam penelitian ada dua pendekatan, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif.

a. Pendekatan Kualitatif
Biasanya pendekatan kualitatif digunakan apabila data yang hendak dikumpulkan adalah data kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata atau kalimat. Pendekatan semacam ini digunakan dalam penelitian yang datanya adalah data sekunder. Pendekatan kualitatif mengutamakan kualitas data. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak digunakan analisis statistik.
b. Pendekatan Kuantitatif
Adapun pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian secara survei dan eksperimen. Pendekatan ini digunakan apabila data yang hendak dikumpulkan adalah data kuantitatif, yaitu data berbentuk angka. Oleh karena itu dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, analisisnya dengan cara statistik. Guru yang ingin mengetahui perkembangan kemampuan berbahasa Inggris siswa di jenjang SMA, dapat dilakukan dengan dua cara penelitian, yaitu dengan pendekatan bujur (longitudinal) atau dengan pendekatan silang (cross-sectional).
Jika menggunakan pendekatan longitudinal, guru mencatat kemampuan berbahasa Inggris siswa sejak siswa yang dijadikan subjek penelitian duduk di kelas I sampai mereka duduk di kelas III. Pencatatan kemampuan berbahasa Inggris ini bila pertama kali dilakukan pada pertengahan tahun ajaran maka pencatatan selanjutnya juga dilakukan pertengahan tahun ajaran ketika siswa duduk di kelas II dan kelas III.
Kebaikannya pendekatan ini karena subjek yang diamati sama sehingga faktor-faktor intern individu tidak berpengaruh terhadap hasil. Kelemahannya, yaitu waktu penelitian sangat lama dan dikhawatirkan dalam jangka waktu yang lama ini telah banyak perubahan kondisi karena perkembangan zaman.
Jenis penelitian kedua jika ditinjau dari pendekatan, yaitu penelitian yang menggunakan pendekatan silang (cross-sectional). Dalam penelitian ini tidak digunakan subjek yang sama. Dalam waktu yang bersamaan, peneliti mengadakan pencatatan tentang perkembangan kemampuan berbahasa Inggris siswa di jenjang SMA secara serentak, yaitu siswa di kelas I, II, dan III. Hal yang menguntungkan adalah bahwa data dapat dikumpulkan secara cepat. Akan tetapi, subjek yang berbeda-beda perlu juga mendapatkan perhatian dan pertimbangan karena perkembangan seseorang dalam satu tahun yang akan datang, mungkin ada perbedaan atau bahkan sangat berlawanan dengan perkembangan kelompok yang satu tahun lebih tua.

 

4. Penelitian Ditinjau dari Tempatnya

a. Penelitian Laboratorium

Penelitian laboratorium ini tidak hanya untuk bidang ilmu eksakta/ IPA, tetapi sekarang ada juga penelitian di laboratorium dalam bidang bahasa dan ilmu-ilmu sosial. Praktek penelitian dapat juga dilakukan di perpustakaan. Misalnya, penelitian tentang dokumen-dokumen sejarah yang telah dibukukan, penelitian dalam bidang kesastraan, dan masih banyak yang lain.

b. Penelitian Kancah/Di Lapangan

Penelitian kancah atau penelitian lapangan, tempat penelitiannya di kancah/lapangan. Adapun penelitian lapangan pada umumnya bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini merupakan metode untuk menemukan secara khusus dan realistis mengenai apa yang telah terjadi di masyarakat.

5. Penelitian Ditinjau dari Cara Pembahasannya

Penelitian ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penelitian deskriptif dan penelitian inferensial.

  • Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang melukiskan, memaparkan, menuliskan, dan melaporkan suatu keadaan, objek, atau peristiwa secara apa adanya.
  • Penelitian inferensial, yaitu tidak hanya melukiskan peristiwa saja, tetapi juga menarik kesimpulan umum dari masalah yang diteliti.

6. Penelitian Dilihat dari Wujud Data

Dilihat dari wujud datanya, penelitian dapat dibagi menjadi dua, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Disebut penelitian kuantitatif jika data penelitiannya berupa angka-angka dan disebut penelitian kualitatif jika data penelitiannya berupa pernyataan dengan kata-kata atau tindakan.

7. Penelitian Ditinjau dari Hadirnya Variabel

Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi, misalnya jenis kelamin karena jenis kelamin mempunyai variasi laki-laki dan perempuan; berat badan mempunyai variasi, ada berat 40 kg atau 50 kg. Contoh variabel lain dalam penelitian misalnya pendidikan, umur, status sosial, jabatan, dan pekerjaan. Berdasarkan adanya atau hadirnya variabel ini ada penelitian deskriptif, jika penelitian ini menggambarkan variabel masa lalu dan masa sekarang (jadi variabel yang diteliti sudah ada).

Contoh penelitian deskriptif, misalnya tim peneliti ingin mengetahui kekayaan calon bupati. Variabel dalam penelitian ini adalah kekayaan yang dapat berupa apa saja. Jika variabel yang diteliti belum ada ketika itu, belum datang, belum terjadi, tetapi sengaja didatangkan atau diadakan oleh peneliti dalam bentuk perlakuan (treatment) disebut penelitian eksperimen. Contoh penelitian eksperimen, misalnya peneliti ingin mengetahui pengaruh susu sapi terhadap pertumbuhan badan/berat badan seseorang.

Variabel dalam penelitian ini adalah pertumbuhan badan/berat badan. Dalam penelitian eksperimen ini ada dua kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok orang yang tidak diberi minuman susu sapi dan kelompok orang yang diberi minuman susu sapi (jadi kelompok ini yang diberi perlakuan/treatment).

8. Penelitian Sosial Budaya

Objek penelitian sosial budaya adalah manusia dan gejala-gejala sosial budaya. Materi dari ilmu sosial budaya antara lain buah karya manusia, barang-barang peninggalan sejarah, tingkah laku, perbuatan manusia dalam macam-macam ekspresi, dan hasil kebudayaan.
Ilmu pengetahuan sosial tidak dapat melepaskan diri dari penentuan nilai sehingga dalam hal ini terdapat penentuan kualitas dan nilai-nilai yang bersifat normatif.

Penelitian dalam ilmu sosial dapat disebut sebagai suatu proses yang terus-menerus, kritis, dan terorganisasi untuk mengadakan analisis dan memberikan interpretasi terhadap fenomena sosial yang memiliki hubungan saling mengait.
Penelitian ilmu sosial juga bersandar pada metode ilmiah yang didukung oleh kerangka analisis dan teori.

Contoh penelitian bidang sosial antara lain penelitian tentang kenakalan remaja, anak jalanan, kemiskinan, lingkungan kumuh, dan penyimpangan seksual. Dalam penelitian ilmu- ilmu sosial dikenal adanya penelitian antropologis, ekonomis, psikologis, hukum, dan sosiologis.

Penelitian sosiologis dapat dikatakan sebagai proses pengungkapan kebenaran berdasarkan penggunaan konsep-konsep dasar yang dikenal dalam sosiologi. Konsep-konsep dasar ini berfungsi sebagai sarana ilmiah untuk mengungkapkan kebenaran dalam masyarakat.

Adapun konsep-konsep dasar tersebut menurut Soerjono Soekanto antara lain:

a. interaksi sosial,
b. kelompok sosial,
c. kebudayaan,
d. lembaga sosial,
e. lapisan sosial,
f. kekuasaan dan wewenang,
g. perubahan sosial,
h. masalah sosial.

Penelitian sosiologis juga menggunakan seperangkat metode penelitian yang bersifat ilmiah dan sistematis. Hasil-hasil penelitian sosiologis dapat digunakan oleh ilmu-ilmu sosial lainnya karena pusat perhatiannya adalah masyarakat yang menjadi wadah kehidupan bersama. Bagi pembangunan, penelitian sosiologis diperlukan untuk memperoleh data-data yang relatif lengkap tentang masyarakat yang hendak dibangun. Data-data yang diperlukan tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut.

  • Kelompok-kelompok sosial sebagai bagian dari masyarakat.
  • Kebudayaan yang berintikan pada nilai-nilai yang mendukung pembangunan.
  • Pola interaksi sosial, yang berguna untuk menciptakan suasana kondusif bagi pembangunan.
  • Stratifikasi sosial sebagai pembeda masyarakat dalam kelas-kelas sosial secara vertikal. Hal ini dipandang perlu agar dapat
  • diidentifikasi pihak-pihak yang mendukung pembangunan dan yang tidak.
  • Lembaga-lembaga sosial sebagai kebutuhan dasar manusia dan kelompok sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Sosiologi : untuk SMA / MA Thelas XII Program Studi Ilmu Sosial / penyusun Ruswanto ; editor, Ayang Susatya, Sugeng Raharjo ; illustrator, Nashirudin. — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.