Tafsir Surat Ali Imran ayat 110
Tafsir Surat Ali Imran ayat 110

Tafsir Surat Ali Imran ayat 110-112 Imam Ibnu Katsir

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتابِ لَكانَ خَيْراً لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفاسِقُونَ (110) لَنْ يَضُرُّوكُمْ إِلاَّ أَذىً وَإِنْ يُقاتِلُوكُمْ يُوَلُّوكُمُ الْأَدْبارَ ثُمَّ لَا يُنْصَرُونَ (111) ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلاَّ بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَباؤُ بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذلِكَ بِأَنَّهُمْ كانُوا يَكْفُرُونَ بِآياتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِياءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ذلِكَ بِما عَصَوْا وَكانُوا يَعْتَدُونَ (112)

Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudarat kepada kalian, selain dari gangguan-gangguan celaan saja; dan jika mereka berperang dengan kalian, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan. Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.

Tafsir Surat Ali Imran ayat 110

Allah memberitahukan kepada umat Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi Wasallam bahwa mereka adalah sebaik-baik umat. Untuk itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

{كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ}

Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia. (Ali Imran: 110)

Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Yusuf, dari Sufyan ibnu Maisarah, dari Abu Hazim, dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu sehubungan dengan firman-Nya: Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia. (Ali Imran: 110) Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu mengatakan, makna yang dimaksud ialah sebaik-baik manusia untuk umat manusia, kalian datang membawa mereka dalam keadaan terbelenggu pada lehernya dengan rantai, selanjutnya mereka masuk Islam.

Hal yang sama dikatakan pula oleh Ibnu Abbas, Mujahid, Atiyyah Al-Aufi, Ikrimah, Ata, dan Ar-Rabi’ ibnu Anas. Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia. (Ali Imran: 110), Yakni umat yang terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia.

Dengan kata lain, mereka adalah sebaik-baik umat dan manusia yang paling bermanfaat buat umat manusia. Karena itu, dalam firman selanjutnya disebutkan:

{تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ}

Menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. (Ali Imran: 110)

 

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ، حَدَّثَنَا شَرِيكٌ، عَنْ سِماك، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَيرة عن زوج [ذُرّةَ] بِنْتِ أَبِي لَهَب، [عَنْ دُرَّةَ بِنْتِ أَبِي لَهَبٍ] قَالَتْ: قَامَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ؟ فَقَالَ: “خَيْرُ النَّاسِ أقْرَؤهُمْ وَأَتْقَاهُمْ للهِ، وآمَرُهُمْ بِالمعروفِ، وأنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ، وَأَوْصَلُهُمْ لِلرَّحِمِ”

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdul Malik, telah menceritakan kepada kami Syarik, dari Sammak, dari Abdullah ibnu Umairah, dari Durrah binti Abu Lahab yang menceritakan: Seorang lelaki berdiri menunjukkan dirinya kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang saat itu berada di atas mimbar, lalu lelaki itu bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang terbaik?” Nabi Shalallahu’alaihi Wasallam menjawab, “Manusia yang terbaik ialah yang paling pandai membaca Al-Qur’an dan paling bertakwa di antara mereka kepada Allah, serta paling gencar dalam melakukan amar makruf dan nahi munkar terhadap mereka, dan paling gemar di antara mereka dalam bersilaturahmi.”

Imam Ahmad di dalam kitab musnadnya, Imam Nasai di dalam kitab sunannya, dan Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya telah meriwayatkan melalui hadis Sammak, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya: Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia. (ali Imran: 110) Bahwa mereka adalah orang-orang yang berhijrah bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dari Mekah ke Madinah.

Pendapat yang benar mengatakan bahwa ayat ini mengandung makna umum mencakup semua umat ini dalam setiap generasinya, dan sebaik-baik generasi mereka ialah orang-orang yang Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam diutus di kalangan mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka.

Makna ayat ini sama dengan makna yang terdapat di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:

وَكَذلِكَ جَعَلْناكُمْ أُمَّةً وَسَطاً

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kalian (umat Islam), umat yang adil dan pilihan. (Al-Baqarah: 143)

Yang dimaksud dengan wasatan ialah yang terpilih.

لِتَكُونُوا شُهَداءَ عَلَى النَّاسِ

Agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan)manusia.  (Al-Baqarah: 143), hingga akhir ayat

Di dalam kitab Musnad Imam Ahmad, kitab Jami’ Imam TurmuzL kitab Sunan Ibnu Majah, dan kitab Mustadrak Imam Hakim disebutkan melalui riwayat Hakim ibnu Mu’awiyah ibnu Haidah dari ayahnya yang telah menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda:

«أَنْتُمْ تُوفُونَ سَبْعِينَ أُمَّةً، أَنْتُمْ خَيْرُهَا وَأَنْتُمْ أَكْرَمُ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ»

Kalian adalah umat yang ketujuh puluh, kalianlah yang paling baik dan paling mulia menurut Allah Subhanahu wa Ta’ala

Hadis ini cukup terkenal (masyhur), Imam Turmuzi menilainya berpredikat hasan. Telah diriwayatkan hadis yang semisal melalui Mu’az ibnu Jabal dan Abu Sa’id.

Sesungguhnya umat ini menduduki peringkat teratas dalam semua kebajikan tiada lain berkat Nabi mereka, yaitu Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi Wasallam Karena sesungguhnya beliau adalah makhluk Allah yang paling mulia dan rasul yang paling dimuliakan di sisi Allah. Allah telah mengutusnya dengan membawa syariat yang sempurna lagi agung yang belum pernah diberikan kepada seorang nabi dan seorang rasul pun sebelumnya.

Melakukan suatu amal perbuatan sesuai dengan tuntunannya dan jalan yang telah dirintisnya sama kedudukannya dengan banyak amal kebaikan yang dilakukan oleh selain mereka dari kalangan umat terdahulu.

Seperti yang dikatakan oleh Imam Ahmad:

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، حَدَّثَنَا ابْنُ زُهَير، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ -يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ-عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ، وَهُوَ ابْنُ الْحَنَفِيَّةِ، أَنَّهُ سَمِعَ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “أُعْطِيتُ مَا لَمْ يُعْطَ أَحَدٌ مِنْ الأنْبِيَاءِ”. فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا هُوَ؟ قَالَ: ” نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ وَأُعْطِيتُ مَفَاتِيحَ الأرْضِ، وَسُمِّيتُ أَحْمَدَ، وَجُعِلَ التُّرَابُ لِي طَهُورًا، وَجُعِلَتْ أُمَّتِي خَيْرَ الأمَمِ”.

Telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Ibnu Zuhair, dari Abdullah (yakni Ibnu Muhammad ibnu Aqil), dari Muhammad ibnu Ali (yaitu Ibnul Hanafiyyah), bahwa ia pernah mendengar sahabat Ali ibnu Abu Talib Radhiyallahu Anhu menceritakan hadis berikut, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda: “Aku dianugerahi pemberian yang belum pernah diberikan kepada seorang nabi pun.” Maka kami bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah anugerah itu?” Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menjawab, “Aku diberi pertolongan melalui rasa gentar (yang mencekam hati musuh), dan aku diberi semua kunci perbendaharaan bumi, dan aku diberi nama Ahmad, dan debu dijadikan bagiku suci (lagi menyucikan), dan umatku dijadikan sebagai umat yang terbaik.”

Hadis ini hanya diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari segi ini, sanadnya berpredikat hasan.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَلَاءِ الْحَسَنُ بْنُ سَوَّار، حَدَّثَنَا لَيْث، عن معاوية عن بن أَبِي حُلَيْس يَزِيدَ بْنِ مَيْسَرَةَ قَالَ: سَمِعْتُ أُمَّ الدَّرْدَاءِ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، تَقُولُ: سَمِعْتُ أَبَا الدَّرْدَاءِ يَقُولُ: سَمِعْتُ أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَا سَمِعْتُهُ يُكَنِّيهِ قَبْلَهَا وَلَا بَعْدَهَا، يَقُولُ إنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُولُ: يَا عِيسَى، إنِّي بَاعِثٌ بَعْدَكَ أُمَّةً، إنْ أَصَابَهُمْ مَا يُحِبُّونَ حَمِدُوا وشَكَرُوا، وإنْ أصَابَهُمْ مَا يَكْرَهُونَ احْتَسَبُوا وَصَبَرُوا، وَلا حِلْمَ وَلا عِلْمَ”. قَالَ: يَا رَبِّ، كَيْفَ هَذَا لهُمْ، وَلا حِلْمَ وَلا عِلْمَ؟. قَالَ: “أُعْطِيهِمْ مِن حِلْمِي وعلمي”

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Ala Al-Hasan ibnu Siwar, telah menceritakan kepada kami Lais, dari Mu’awiyah ibnu Abu Hubaisy, dari Yazid ibnu Maisarah yang menceritakan bahwa ia pernah mendengar sahabat Abu Darda Radhiyallahu Anhu menceritakan hadis berikut, bahwa ia pernah mendengar Abul Qasim Shalallahu’alaihi Wasallam bersabda —menurut Yazid ibnu Maisarah disebutkan bahwa ia belum pernah mendengar Abu Darda menyebutkan nama Kunyah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, baik sebelum ataupun sesudahnya—: Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman, “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan mengutus sesudahmu suatu umat yang jika mereka mendapatkan apa yang mereka sukai, maka mereka memuji-(Ku) dan bersyukur (kepada-Ku). Dan jika mereka tertimpa apa yang tidak mereka sukai, maka mereka ber-ihtisab (mengharapkan pahala Allah) dan bersabar, padahal tidak ada kesabaran dan tidak ada ilmu.” Isa bertanya, “Wahai Tuhanku, bagaimana mereka dapat berbuat demikian, padahal tanpa sabar dan tanpa ilmu?” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Aku beri mereka sebagian dari sifat sabar dan ilmu-Ku.”

Banyak hadis yang berkaitan dengan pembahasan ayat ini, bila diketengahkan sangat sesuai.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ، حَدَّثَنَا الْمَسْعُودِيُّ، حَدَّثَنَا بُكَيْر بْنُ الأخْنَس، عَنْ رَجُلٍ، عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “أُعْطِيتُ سَبْعِينَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ، وُجُوهُهُمْ كَالْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْر، قُلُوبُهُمْ عَلَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ، فَاسْتَزَدْتُ رَبِّي، عَزَّ وجَلَّ، فَزَادَنِي مَعَ كُل وَاحِدٍ سَبْعِينَ أَلْفًا”. فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: فَرَأَيْتُ أَنَّ ذَلِكَ آتٍ عَلَى أَهْلِ الْقُرَى، ومصيبٌ مِنْ حَافَاتِ الْبَوَادِي

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim ibnul Qasim, telah menceritakan kepada kami Al-Mas’udi, telah menceritakan kepada kami Bukair ibnul Akhnas, dari seorang lelaki, dari Abu Bakar As-Siddiq Radhiyallahu Anhu yang menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda: Aku diberi izin untuk memasukkan tujuh puluh ribu orang ke dalam surga tanpa hisab, wajah mereka seperti bulan di malam purnama, hati mereka sama seperti hatinya seorang lelaki. Lalu aku meminta tambah kepada Tuhanku, maka Tuhanku memberikan tambahan kepadaku tiap-tiap orang (dari mereka dapat memasukkan) tujuh puluh ribu orang lagi. Maka Abu Bakar Radhiyallahu Anhu berkata, “Maka aku berpendapat bahwa hal tersebut sama bilangannya dengan penduduk semua kampung dan semua penduduk daerah pedalaman.”

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بَكْرٍ السَّهْمِيُّ، حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ حَسَّانَ، عَنِ الْقَاسِمِ بنِ مِهْرَانَ، عَنْ مُوسَى بْنِ عُبَيْدٍ، عَنْ مَيْمُونِ بْنِ مِهْرَانَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ: “إنَّ رَبِّي أعْطَانِي سَبْعِينَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ، بِغَيْرِ حِسَابٍ”. فَقَالَ عُمَرُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَهَلَّا اسْتَزَدْتَهُ؟ فَقَالَ: “اسْتَزَدْتُهُ فَأَعْطَانِي مَعَ كُلِّ رَجُلٍ سَبْعِينَ أَلْفًا “. قَالَ عُمَرُ: فَهَلَّا اسْتَزَدْتَهُ؟ قَالَ: “قَدِ اسْتَزَدْتُهُ فأعْطَانِي هكَذَا”. وَفَرَّجَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بَكْرٍ بَيْنَ يَدَيْهِ، وَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ: وَبَسَطَ بَاعَيْهِ، وَحَثَا عَبْدُ اللَّهِ، قَالَ هِشَامٌ: وَهَذَا مِنَ اللَّهِ لَا يُدْرَى مَا عَدَدُهُ

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Bakr As-Sahmi, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Hassan, dari Al-Qasim ibnu Mihran, dari Musa ibnu Ubaid, dari Maimun ibnu Mihran, dari Abdur Rahman ibnu Abu Bakar, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda: Sesungguhnya Tuhanku telah memberiku tujuh puluh ribu orang yang dimasukkan ke dalam surga tanpa hisab.” Maka Umar berkata, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau tidak meminta tambahan kepada-Nya?” Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menjawab, “Aku telah meminta tambahan kepada-Nya, lalu Dia memberiku untuk setiap seribu orang lelaki (dari mereka) disertai dengan tujuh puluh ribu orang lagi.” Umar berkata.”Mengapa engkau tidak meminta tambah lagi kepada-Nya?” Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menjawab, “Aku meminta tambah lagi kepada-Nya, maka Dia memberiku untuk setiap orang disertai dengan tujuh puluh ribu orang lainnya.” Umar berkata, “Mengapa engkau tidak meminta tambah lagi?” Nabi menjawab, “Aku telah meminta tambah lagi, dan Dia memberiku sekian.” Abdur Rahman ibnu Abu Bakar mengatakan demikian seraya membukakan di antara kedua tangannya. Sedangkan Abdullah ibnu Bakr As-Sahmi mengatakan demikian seraya merentangkan kedua tangannya, juga menciduk pasir. Adapun Hasyim menyebutkan, “Ini adalah dari Allah, bilangannya tidak diketahui banyaknya.”

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو اليَمان، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيّاش، عَنْ ضَمْضم بْنِ زُرْعة قَالَ: قَالَ شُرَيح بْنُ عُبَيْدٍ: مَرِضَ ثَوْبَان بحِمْص، وَعَلَيْهَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ قُرْط الأزْدِي، فَلَمْ يَعُدْه، فَدَخَلَ عَلَى ثَوْبَانَ رَجُلٌ مِنَ الكَلاعيين عَائِدًا، فَقَالَ لَهُ ثَوْبَانُ: [أَتَكْتُبُ؟ قَالَ: نَعَمْ: فَقَالَ: اكْتُبْ، فَكَتَبَ لِلْأَمِيرِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قُرْطٍ، “مِنْ ثَوْبَانَ] مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّهُ لَوْ كَانَ لِمُوسَى وَعِيسَى، عَلَيْهِمَا السَّلَامُ، بِحَضْرَتِكَ خَادم لَعُدْتَهُ” ثُمَّ طَوَى الْكِتَابَ وَقَالَ لَهُ: أَتُبْلِغُهُ إِيَّاهُ؟ فَقَالَ: نَعَمْ. فانطلقَ الرجلُ بِكِتَابِهِ فَدَفَعَهُ إِلَى ابْنِ قُرْطٍ، فَلَمَّا رَآهُ قَامَ فَزِعا، فَقَالَ النَّاسُ: مَا شَأْنُهُ؟ أَحَدَثَ أَمْرٌ؟ فَأَتَى ثَوْبَانَ حَتَّى دَخَلَ عَلَيْهِ فَعَادَهُ، وَجَلَسَ عِنْدَهُ سَاعَةً ثُمَّ قَامَ، فَأَخَذَ ثَوْبَانُ بِرِدَائِهِ وَقَالَ: اجْلِسْ حَتَّى أُحَدِّثَكَ حَدِيثًا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَمِعْتُهُ يَقُولُ: “لَيَدْخُلَنَّ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعُونَ ألْفًا، لَا حِسَابَ عَلَيْهِمْ وَلا عَذَابَ، مَعَ كُلِّ ألفٍ سَبْعُونَ ألْفًا”.

Imam -Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Yaman, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Iyasy, dari Dam-dam ibnu Zur’ah yang mengatakan bahwa Syuraih ibnu Ubaidah telah menceritakan bahwa Sauban mengalami sakit di Himsa, sedangkan di kota Himsa terdapat pula Abdullah ibnu Qart Al-Azdi, tetapi ia tidak menjenguknya. Lalu masuk menemui Sauban seorang lelaki dari Kala’iyyin dengan maksud menjenguknya. Maka Sauban berkata kepadanya, “Apakah engkau dapat menulis?” Lelaki itu menjawab, “Ya.” Sauban berkata, “Tulislah!”   Lalu Sauban mengimlakan suratnya yang ditujukan kepada Amir Abdullah ibnu Qart yang isinya sebagai berikut: “Dari Sauban, pelayan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam Amma Ba’du: Sesungguhnya seandainya Musa dan Isa ‘alaihissalam mempunyai seorang pelayan yang sedang sakit di dekatmu, kamu harus menjenguknya.” Lalu ia menghentikan imlanya dan melipat suratnya, kemudian berkata kepada lelaki tersebut, “Maukah engkau mengantarkan surat ini kepadanya?” Lelaki itu menjawab, “Ya.” Lalu lelaki itu berangkat dengan membawa surat Sauban dan menyerahkannya kepada Ibnu Qirt. Ketika Abdullah ibnu Qirt membacanya, lalu ia berdiri dengan kaget, dan orang-orang merasa heran dengan sikapnya itu, apakah terjadi sesuatu pada dirinya? Abdullah ibnu Qirt datang menjenguk Sauban, lalu masuk menemuinya dan duduk di dekatnya selama sesaat, lalu berdiri hendak pergi. Tetapi Sauban memegang kain selendangnya dan berkata, “Duduklah, aku akan menceritakan kepadamu sebuah hadis yang pernah kudengar dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam Aku pernah mendengar beliau Shalallahu’alaihi Wasallam bersabda: ‘Sesungguhnya akan masuk ke dalam surga dari kalangan umatku tujuh puluh ribu orang tanpa hisab dan tanpa azab, setiap seribu orang dari mereka disertai dengan tujuh puluh ribu orang lagi’.”

Hadis ini hanya diriwayatkan dari jalur ini oleh Imam Ahmad sendiri, sanad semua perawinya siqah dari kalangan ulama kota Himsa di negeri Syam. Hadis ini berpredikat sahih.

قَالَ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ زبْريق الحِمْصي، حدثنا محمد بن إِسْمَاعِيلَ -يَعْنِي ابْنَ عَيَّاش-حَدَّثَنَا أَبِي، عَنْ ضَمْضَم بْنِ زُرْعة، عَنْ شُرَيح بْنِ عُبَيْدٍ، عَنْ أَبِي أَسْمَاءَ الرَحَبيّ، عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم يَقُولُ: “إنَّ رَبِّي، عَزَّ وجَلَّ، وَعَدَنِي مِنْ أُمَّتِي سَبْعِينَ ألْفًا لَا يُحَاسَبُونَ، مَعَ كُلِّ ألْفٍ سَبْعُونَ ألْفًا”.

Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Ishaq ibnu Zuraiq Al-Himsi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ismail (yakni Ibnu Iyasy), telah menceritakan kepadaku ayahku, dari Damdam ibnu Zur’ah, dari Syuraih ibnu Ubaid, dari Abu Asma Ar-Rahbi, dari Sauban Radhiyallahu Anhu yang menceritakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: Sesungguhnya Tuhanku telah menjanjikan kepadaku tujuh puluh ribu orang dari sebagian umatku tidak akan dihisab, setiap seribu orang disertai dengan tujuh puluh ribu orang lainnya.

Barangkali sanad inilah yang dipelihara, yaitu dengan tambahan Abu Asma Ar-Rahbi antara Syuraih dan Sauban.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمر، عن قَتَادَةَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَين، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: أَكْثَرْنَا الْحَدِيثَ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذات لَيْلَةٍ، ثُمَّ غَدَوْنا إِلَيْهِ فَقَالَ: “عُرِضَتْ عَلَيَّ الأنْبِيَاءُ اللَّيْلَةَ بِأُمَمِهَا، فَجَعَلَ النَّبِيُّ يَمُرُّ وَمَعَهُ الثَّلاثَةُ، وَالنَّبِيُّ وَمَعَهُ الْعِصَابَةُ، وَالنَّبِيُّ وَمَعَهُ النَّفَرُ، وَالنَّبِيُّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ، حَتَّى مَرَّ عَلَيَّ مُوسَى، عَلَيْهِ السَّلَامُ، ومَعَهُ كَبْكَبَةٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ، فَأَعْجَبُونِي، فَقُلْتُ: مَنْ هَؤُلاءِ؟ فَقِيلَ لِي: هَذَا أَخُوكَ مُوسَى، مَعَهُ بَنُو إِسْرَائِيلَ”. قَالَ: “قُلْتُ: فَأَيْنَ أُمَّتِي؟ فَقِيلَ: انْظُرْ عَنْ يَمِينِكَ. فَنَظَرْتُ فَإِذَا الظِّرَابُ قَدْ سُدَّ بِوُجُوهِ الرِّجَالِ ثُمَّ قِيلَ لِي انْظُرْ عَنْ يَسَارِكَ فَنَظَرْتُ فَإِذَا الأفُقُ قَدْ سُدَّ بِوُجُوهِ الرِّجَالِ فَقِيلَ لِي: قَدْ رَضِيتَ؟ فَقُلْتُ “رَضِيتُ يَا رَبِّ، [رَضِيتُ يَا رَبِّ] ” قَالَ: “فَقِيلَ لِي: إِنَّ مَعَ هَؤُلاءِ سَبْعِينَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ”. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “فِدَاكُمْ أَبِي وَأُمِّي إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَكُونُوا مِنْ السَّبْعِينَ أَلْفًا فَافْعَلُوا فَإِنْ قَصَّرْتُمْ فَكُونُوا مِنْ أَهْلِ الظِّرَابِ فَإِنْ قَصَّرْتُمْ فَكُونُوا مِنْ أَهْلِ الأفُقِ، فَإِنِّي قَدْ رَأَيْتُ ثَمَّ أُناسًا يَتَهَاوَشُونَ”. فَقَامَ عُكاشَةُ بْنُ مِحْصَنٍ فَقَالَ: ادْعُ اللَّهَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ. أَيْ مِنَ السَّبْعِينَ، فَدَعَا لَهُ. فَقَامَ رَجُلٌ آخَرُ فَقَالَ: ادْعُ اللَّهَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ فَقَالَ: “قَدْ سَبَقَكَ بِهَا عُكاشَة”. قَالَ: ثُمَّ تَحَدَّثْنَا فَقُلْنَا: لمَنْ  تُرَوْنَ هَؤُلَاءِ السَّبْعِينَ الْأَلْفَ؟ قَوْمٌ وُلِدُوا فِي الْإِسْلَامِ لَمْ يُشْرِكُوا بِاللَّهِ شَيْئًا حَتَّى مَاتُوا. فَبَلَغَ ذَلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: “هُمْ الَّذِينَ لَا يَكْتَوُونَ وَلا يَسْتَرْقُونَ وَلا يَتَطَيَّرُونَ، وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ”

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma’mar, dari Qatadah, dari Al-Hasan, dari Imran ibnu Husain, dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa kami banyak menerima hadis dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam di suatu malam, kemudian pada pagi harinya kami datang, lalu beliau Shalallahu’alaihi Wasallam bersabda: Semalam ditampilkan kepadaku para nabi, masing-masing bersama umatnya. Maka ada seorang nabi yang lewat hanya dengan ditemani oleh tiga orang, seorang nabi lagi ditemani oleh segolongan orang, seorang nabi lainnya dengan ditemani oleh beberapa orang saja, dan ada pula seorang nabi yang tidak ditemani oleh seorang pun; hingga lewat di hadapanku Musa ‘alaihissalam dengan ditemani oleh banyak orang dari kaum Bani Israil yang jumlahnya membuat aku kagum. Lalu aku bertanya, “Siapakah mereka itu?” Maka dikatakan (kepadaku), “Ini adalah saudaramu Musa dengan ditemani oleh kaum Bani Israil.” Aku bertanya, “Lalu manakah umatku?” Dikatakan (kepadaku), “Lihatlah ke sebelah kananmu” Maka aku memandang (ke arah kanan) dan ternyata aku melihat manusia yang bergelombang-gelombang hingga pemandanganku tertutup oleh wajah mereka. Ketika dikatakan kepadaku, “Apakah engkau puas?” Aku menjawab, “Wahai Tuhanku, aku rela.” Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam melanjutkan kisahnya, “Lalu dikatakan kepadaku, ‘Sesungguhnya bersama mereka terdapat tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab’.” Kemudian Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: Tebusan kalian adalah ayah dan ibuku; jika kalian mampu, lakukanlah agar menjadi orang-orang yang termasuk ke dalam tujuh puluh ribu orang itu. Jika kalian tidak mampu, maka jadilah kalian termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bergelombang itu. Dan jika kalian masih tidak mampu juga, maka jadilah kalian termasuk orang-orang yang ada di ufuk (cakrawala) itu, karena sesungguhnya aku telah melihat di sana ada orang-orang yang berdesak-desakan. Maka berdirilah Ukasyah ibnu Mihsan, lalu berkata, “Wahai Rasulullah, doakanlah kepada Allah agar Dia menjadikan diriku termasuk di antara mereka,” yakni salah seorang di antara tujuh puluh ribu orang itu. Maka Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mendoa untuknya. Lalu berdiri pula lelaki lainnya dan memohon, “Wahai Rasulullah, doakanlah kepada Allah agar Dia menjadikan aku termasuk salah seorang dari mereka.” Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menjawab, “Engkau telah kedahuluan oleh Ukasyah.” Kemudian kami (para sahabat) berbincang-bincang dan mengatakan, “Menurut kalian, siapakah mereka yang tujuh puluh ribu orang itu?” Sebagian dari kami menjawab, “Mereka adalah kaum yang dilahirkan dalam Islam dan tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun hingga meninggal dunia.” Ketika hal tersebut sampai kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, maka beliau Shalallahu’alaihi Wasallam menjawab: Mereka adalah orang-orang yang tidak pernah melakukan ruqyah (pengobatan memakai bacaan), dan tidak pula memakai setrika (pengobatan dengan setrika), serta tidak pula mereka ber-tatayyur dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal.

Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad dan konteks ini. ia meriwayatkannya melalui Abdus Samad, dari Hisyam, dari Qatadah berikut sanadnya dengan lafaz yang semisal. Tetapi dalam riwayat ini ditambahkan sesudah sabdanya,

“رَضِيتُ يَا رَبِّ رَضِيتُ يَا رَبِّ” قَالَ رَضِيتَ؟ قُلْتُ: “نَعَمْ”. قَالَ: انْظُرْ عَنْ يَسَارِكَ قَالَ: “فَنَظَرْتُ فَإِذَا الأفُقُ قَدْ سُدَّ بِوُجُوهِ الرِّجَالِ “. فَقَالَ: رَضِيتَ؟ قُلْتُ: “رَضِيتُ”.

“Aku rela, wahai Tuhanku; aku rela, wahai Tuhanku,” yaitu: “Allah berfirman, ‘Apakah engkau telah rela?’ Aku menjawab, ‘Ya.’ Allah berfirman, ‘Lihatlah ke arah kirimu!’ Ketika aku melihat ke arah kiri, tiba-tiba cakrawala tertutup oleh wajah kaum lelaki. Allah berfirman, ‘Apakah engkau telah puas?’ Aku menjawab, ‘Aku rela’.”

Dari segi (jalur) ini sanad hadis berpredikat sahih. Imam Ahmad sendirilah yang mengetengahkannya, sedangkan mereka (selain dia) tidak mengetengahkannya.

Hadis yang lain.

قَالَ أَحْمَدُ بْنُ مَنِيع: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ، حَدَّثَنَا حَمّاد، عَنْ عاصم، عن زِرٍّ، عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “عُرِضَتْ عَلَيَّ الأمَمُ بِالْمَوْسِمِ فَرَاثَتْ عَلَيَّ أُمَّتِي، ثُمَّ رَأَيْتُهُمْ فَأَعْجَبَتْنِي كَثْرَتُهُمْ وَهَيْئاتُهُمْ، قَدْ مَلَؤوا السَّهْلَ وَالْجَبَلَ”، فَقَالَ: أَرَضِيتَ يَا مُحَمَّدُ؟ فَقُلْتُ: “نَعَمْ”. قَالَ: فَإِنَّ مَعَ هَؤُلاءِ سَبْعِينَ أَلْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ، وَهُمْ الَّذِينَ لَا يَسْتَرْقُونَ وَلا يَكْتَوُونَ، وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ “. فَقَامَ عُكاشَةُ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّه، ادعُ اللَّه أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ فَقَالَ:”أنْتَ مِنْهُمْ” فَقَامَ رَجُلٌ آخَرُ فَقَالَ: [ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ فَقَالَ] سَبَقَكَ بِهَا عُكاشَةُ”.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Mani’, telah menceritakan kepada kami Abdul Malik ibnu Abdul Aziz, telah menceritakan kepada kami Hammad, dari Asim, dari Zurr, dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu Anhu yang menceritakan bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda:  “Ditampakkan kepadaku semua umat di tempat musim (haji), maka diperlihatkan kepadaku umatku, lalu aku melihat mereka dan ternyata jumlah mereka yang banyak dan penampilan mereka membuatku kagum; mereka memenuhi seluruh lembah dan perbukitan. Lalu Allah berfirman, ‘Apakah engkau rela, hai Muhammad?’ Aku menjawab, ‘Ya.’ Allah berfirman, ‘Sesungguhnya bersama mereka terdapat tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab. Mereka adalah orang-orang yang tidak pernah melakukan ruqyah, tidak pernah ber-tatayyur, dan hanya kepada Tuhan sajalah mereka bertawakal’.” Lalu berdirilah Ukasyah ibnu Mihsan dan berkata, “Wahai Rasulullah, doakanlah kepada Allah semoga Dia menjadikan diriku termasuk dari mereka.” Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menjawab, “Engkau salah seorang dari mereka.” Lalu ada lelaki lainnya berkata, “Doakanlah kepada Allah semoga Dia menjadikan aku termasuk di antara mereka (yang masuk surga tanpa hisab itu).” Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menjawab, “Permintaanmu itu telah kedahuluan oleh Ukasyah.”

Al-Hafiz Ad-Diya Al-Maqdisi meriwayatkannya, dan ia mengatakan, “Hadis ini menurutku dengan syarat Muslim.”

Hadis lain.

قَالَ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الجُذُوعيّ الْقَاضِي، حَدَّثَنَا عُقْبة بْنُ مكْرم. حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي عَدِيّ عَنْ هِشَامِ بنِ حَسَّانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرين، عَنْ عِمْران بْنِ حُصَين قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “يَدْخُل الجَنَّة مِنْ أمَّتِي سَبْعُونَ ألْفًا بِغَيْرِ حِسَاب وَلا عَذَابٍ”. قِيلَ: مَنْ هُمْ؟ قَالَ: “هُمْ الَّذِينَ لَا يَكْتَوُونَ وَلا يَسْتَرْقُونَ وَلا يَتَطَيَّرُونَ، وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ”.

Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Muhammad Al-Jazu’i Al-Qadi, telah menceritakan kepada kami Uqbah ibnu Makram, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abu Addi, dari Hisyam ibnu Hassan, dari Muhammad ibnu Sirin, dari Imran ibnu Husain yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda: Sebagian dari umatku kelak masuk surga sebanyak tujuh puluh ribu orang, tanpa hisab dan tanpa azab. Ketika ditanyakan kepada beliau Shalallahu’alaihi Wasallam, “Siapakah mereka itu?” Maka Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menjawab: Mereka adalah orang-orang yang tidak pernah melakukan ruqyah, tidak pernah berobat memakai setrika, dan tidak pernah ber-tatayyur, hanya kepada Tuhan sajalah mereka bertawakal.

Imam Muslim meriwayatkannya melalui jalur Hisyam ibnu Hassan, tetapi dalam hadis Imam Muslim disebutkan perihal Ukasyah.

Hadis lain ditetapkan di dalam kitab Sahihain:

مِنْ رِوَايَةِ الزُّهْرِي، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّب، أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ حَدَّثَهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: “يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي زُمْرَةٌ وَهُمْ سَبْعُونَ أَلْفًا، تُضِيء وُجُوهُهُمْ إضَاءة الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ”. فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: فَقَامَ عُكَاشة بْنُ مِحْصَن الْأَسَدِيُّ يَرْفَعُ،نَمِرَةً عَلَيْهِ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ مِنْهُمْ”. ثُمَّ قَامَ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ فَقَالَ: “سَبَقَكَ بِهَا عكاشَةُ

Melalui riwayat Az-Zuhri, dari Sa’id ibnul Musayyab, bahwa sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu pernah menceritakan hadis berikut kepadanya, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: Segolongan dari umatku kelak masuk surga yang jumlahnya adalah tujuh puluh ribu orang, wajah mereka bersinar seperti bulan di malam purnama. Abu Hurairah melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Ukasyah ibnu Mihsan Al-Asadi berdiri seraya mengangkat baju namirahnya, kemudian berkata, “Wahai Rasulullah, doakanlah kepada Allah semoga Dia menjadikan diriku salah seorang dari mereka.” Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berdoa: Ya Allah, jadikanlah dia termasuk di antara mereka. Kemudian berdiri pula lelaki lain dari kalangan Ansar dan mengatakan hal yang sama, tetapi Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: Ukasyah telah mendahuluimu memperoleh doa itu.

Hadis lain.

قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ عُثْمَانَ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ، حَدَّثَنَا أَبُو غَسَّان، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْد؛ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “لَيدخُلَنَّ مِنْ أُمَّتِي سَبْعُونَ ألْفًا -أوْ سَبْعُمِائة ألفٍ-آخِذٌ بَعْضُهُمْ بِبَعْضٍ، حَتَّى يَدْخُلَ أوَّلُهُمْ وآخِرُهُمُ الْجَنَّةَ، وَوجُوهُهُم عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَة الْبَدْرِ”.

Abul Qasim At-Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Usman, telah menceritakan kepada kami Sa’id ibnu Abu Maryam, telah menceritakan kepada kami Abu Gassan, dari Abu Hazim, dari As-Sahl ibnu Sa’d, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda: Sebagian dari umatku yang jumlahnya ada tujuh puluh ribu orang atau tujuh ratus ribu orang, sebagian dari mereka menolong sebagian yang lain, hingga orang yang pertama dan orang yang terakhir dari mereka masuk ke dalam surga semuanya. Wajah mereka seperti rembulan di malam purnama.

Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan bersama-sama hadis ini melalui Qutaibah, dari Abdul Aziz ibnu Abu Hazim, dari ayahnya, dari Sahl dengan lafaz yang sama.

Hadis lain.

قَالَ مُسْلِمُ بْنُ الْحَجَّاجِ فِي صَحِيحِهِ: حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ، حَدَّثَنَا هُشَيْم، أَخْبَرَنَا حُصَيْن بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ: كُنْتُ عِنْدَ سَعِيدِ بْنِ جُبَير فَقَالَ: أيُّكم رَأَى الْكَوْكَبَ الَّذِي انقضَّ البارحةَ؟ قلتُ: أَنَا. ثُمَّ قُلتُ: أَمَا إِنِّي لَمْ أَكُنْ فِي صَلَاةٍ، وَلَكِنِّي لُدغْتُ: قَالَ: فَمَا صنعتَ؟ قلتُ: استرقَيْتُ. قَالَ: فَمَا حَمَلَكَ عَلَى ذَلِكَ؟ قلتُ: حَدِيثٌ حدَّثَنَاه الشَّعْبِيُّ. قَالَ: وَمَا حَدَّثَكُمُ الشَّعْبِيُّ؟ قُلْتُ: حَدَّثَنَا عَنْ بُرَيْدَة بْنِ الحُصَيب الْأَسْلَمِيِّ أَنَّهُ قَالَ: لَا رُقْيَةَ إِلَّا مِنْ عَيْنٍ أَوْ حُمّة. فَقَالَ: قَدْ أَحْسَنَ مَنِ انْتَهَى إِلَى مَا سَمِعَ، وَلَكِنْ حَدَّثَنَا ابنُ عَبَّاسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “عُرضَتْ عَلَيَّ الأمَمُ، فَرَأيْتُ النَّبِيَّ وَمَعَهُ الرُّهَيْطُ والنَّبِيَّ ومَعَهُ الرَّجُلُ والرَّجُلانِ والنَّبِيَّ وَلَيْسَ مَعَهُ أحَدٌ، إذْ رُفِعَ لِي سَوَادٌ عَظِيمٌ، فَظَنَنْتُ أنَّهُمْ أُمَّتِي، فَقِيلَ لِي: هَذَا مُوسَى وقوْمُهُ، وَلَكِنِ انْظُرْ إلَى الأفقِ. فَنَظَرتُ، فَإذا سَوَادٌ عَظِيمٌ، فَقِيلَ لِي: انْظُرْ إلَى الأفُقِ الآخَرِ، فَإذَا سَوَادٌ عَظِيمٌ، فَقِيلَ لِي: هَذِهِ أُمَّتُكَ ومعَهُم سَبْعُونَ ألْفًا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ، وَلا عَذَابٍ”. ثُمَّ نهَضَ فَدَخَلَ مَنْزِلَهُ، فَخَاضَ النَّاسُ فِي أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ: فَلَعَلَّهُمُ الَّذِينَ صَحِبوا رسول الله صلى الله عليه وسلم. وقال بَعْضُهُمْ: فَلَعَلَّهُمُ الَّذِينَ وُلِدُوا فِي الْإِسْلَامِ فَلَمْ يُشْرِكوا بِاللَّهِ شَيْئًا، وَذَكَرُوا أَشْيَاءَ، فَخَرَجَ عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فقال: “مَا الَّذِي تَخُوضُونَ فِيهِ؟ ” فَأَخْبَرُوهُ، فَقَالَ: “هُمُ الَّذِينَ لَا يَرْقُونَ وَلا يَسْتَرقُونَ وَلا يَتَطيرونَ، وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ”. فَقَامَ عُكَّاشَةُ بْنُ مِحصن فَقَالَ: ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ قَالَ: “أنْتَ مِنْهُمْ”. ثُمَّ قَامَ رَجُلٌ آخَرُ فَقَالَ: ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ. قَالَ: “سَبَقَكَ بِهَا عُكَاشَةُ”.

Imam Muslim ibnul Hajjaj mengatakan di dalam kitab sahihnya, telah menceritakan kepada kami Said ibnu Mansur, telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah menceritakan kepada kami Husain ibnu Abdur Rahman yang mengatakan bahwa ketika ia berada di rumah Sa’id ibnu Jubair, maka Sa’id ibnu Jubair berkata, “Siapakah dari kalian yang melihat bintang jatuh tadi malam?” Aku (Husain ibnu Abdur Rahman) menjawab, “Aku.” Kemudian aku berkata, “Adapun aku tidak berada dalam salatku karena aku tersengat (oleh binatang berbisa).” Sa’id ibnu Jubair bertanya, “Lalu apa yang kamu lakukan?” Aku menjawab, “Aku melakukan ruqyah.” Sa’id ibnu Jubair bertanya, “Apakah hal yang mendorongmu melakukan hal tersebut?” Aku menjawab, “Sebuah hadis yang diceritakan kepada kami oleh Asy-Sya’bi.” Sa’id ibnu Jubair bertanya, “Apakah yang diceritakan Asy-Sya’bi kepada kalian?” Aku menjawab bahwa Asy-Sya’bi pernah menceritakan kepada kami dari Buraidah ibnul Hasib Al-Aslami bahwa ia pernah mengatakan, “Tidak ada ruqyah kecuali karena penyakit ‘ain atau demam!’ Sa’id ibnu Jubair mengatakan bahwa sesungguhnya memang baik seseorang yang berpegang kepada apa yang didengar oleh Asy-Sya’bi, tetapi Ibnu Abbas pernah menceritakan kepada kami dari Nabi Shalallahu’alaihi Wasallam bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda: Ditampilkan kepadaku seluruh umat, maka aku melihat ada seorang nabi yang hanya ditemani segolongan kecil manusia, dan nabi lain yang hanya ditemani oleh seorang dan dua orang lelaki, serta seorang nabi yang lainnya lagi tanpa ditemani oleh seorang pun. Kemudian ditampilkan kepadaku sejumlah besar manusia, maka aku menduga bahwa mereka adalah umatku. Lalu dikatakan kepadaku, “Ini adalah Musa dan kaumnya, tetapi lihallah ke arah cakrawala itu!” Maka aku memandang ke arah itu, dan tiba-tiba aku melihat golongan yang amat besar, lalu dikatakan kepadaku, “Lihallah ke arah cakrawala yang lain!” Tiba-tiba aku melihat segolongan yang amat besar lagi. Kemudian dikatakan kepadaku, “Ini adalah umatmu, bersama mereka terdapat tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab.” Kemudian Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bangkit dari majelisnya dan masuk ke dalam rumahnya, maka orang-orang ramai membicarakan perihal mereka yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab itu. Sebagian dari mereka mengatakan bahwa barangkali mereka itu adalah orang-orang yang menjadi sahabat Rasul Shalallahu’alaihi Wasallam, sedangkan sebagian yang lain mengatakan barangkali mereka adalah orang-orang yang dilahirkan dalam Islam dan tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun. Mereka membicarakan pula hal-hal lainnya. Lalu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam keluar menemui mereka dan bersabda, “Apakah yang sedang kalian bicarakan?” Mereka memberitahukan kepadanya apa yang sedang mereka bicarakan, lalu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang tidak pernah melakukan ruqyah dan tidak pernah meminta ruqyah, tidak pernah berobat dengan setrika dan tidak pernah ber-tatayyur, hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal.” Maka berdirilah Ukasyah ibnu Mihsan, lalu berkala, “Doakanlah kepada Allah semoga Dia menjadikan diriku termasuk di antara mereka.” Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menjawab, “Engkau termasuk di antara mereka.” Kemudian berdiri pula lelaki lain dan mengatakan, “Doakanlah kepada Allah semoga Dia menjadikan diriku termasuk mereka.” Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Engkau telah kedahuluan oleh Ukasyah dalam memperoleh doa itu.”

Imam Bukhari mengetengahkannya melalui Usaid ibnu Zaid, dari Hasyim, tetapi tidak disebutkan, “Tidak pernah melakukan ruqyah.”

Hadis lain.

قَالَ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا رَوْح بْنُ عُبَادَةَ. حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيج، أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْر، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم، فَذَكَرَ حَدِيثًا، وَفِيهِ: “فَتَنْجُو أَوَّلُ زُمْرَةٍ وُجُوهُهُمْ كَالْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ سَبْعُونَ أَلْفًا، لَا يُحَاسَبُونَ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، كأَضْوَإِ نَجْمٍ فِي السَّمَاءِ ثُمَّ كَذَلِكَ”. وَذَكَرَ بَقِيَّتَهُ

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Rauh ibnu Ubadah, telah menceritakan kepada kami Ibnu Jarir, telah menceritakan kepadaku Abuz Zubair; ia pernah mendengar Jabir ibnu Abdullah mengatakan bahwa ia pernah mendengar dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sebuah hadis yang antara lain disebutkan: Maka selamatlah golongan pertama yang wajah mereka adalah seperti rembulan di malam purnama dan mereka tidak dihisab. Kemudian orang-orang yang mengiringi mereka yang cahayanya sama dengan bintang-bintang di langit. Kemudian disebutkan hingga akhir hadis.

Imam Muslim meriwayatkannya dari hadis Rauh, hanya di dalam hadisnya tidak disebutkan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam

Hadis lain.

قَالَ الْحَافِظُ أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي عَاصِمٍ فِي كِتَابِ السُّنَنِ لَهُ: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عيَّاش، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ، سَمِعْتُ أَبَا أُمَامَةَ الْبَاهِلِيَّ يَقُولُ: سمعتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: “وَعَدنِي رَبِّي أنْ يُدْخِلَ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعِينَ أَلْفًا، مَعَ كُلِّ ألْفٍ سَبْعُونَ ألْفًا، لَا حِسَابَ عَلَيْهِمْ وَلا عَذَابَ. وَثَلاثُ حَثياتٍ مِنْ حَثَيات ربِّي عزَّ وجَلَّ”.

Al-Hafiz Abu Bakar ibnu Abu Asim di dalam kitab sunannya meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Iyasy, dari Muhammad ibnu Ziyad; ia pernah mendengar Abu Umamah Al-Bahili mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: Tuhanku telah menjanjikan kepadaku akan memasukkan ke dalam surga sebanyak tujuh puluh ribu orang dari umatku, setiap seribu orang dari mereka disertai oleh tujuh puluh ribu orang lagi, tiada hisab dan tiada (pula) azab atas mereka, dan (dimasukkan pula ke dalam surga sebanyak) tiga genggaman dari genggaman-genggaman Tuhanku.

Hal yang sama diriwayatkan oleh Imam Tabrani melalui jalur Hisyam ibnu Ammar, dari Ismail ibnu Iyasy. Sanad hadis ini berpredikat jayyid (baik).

Jalur lain diriwayatkan dari Abu Umamah.

قَالَ ابْنُ أَبِي عَاصِمٍ: حَدَّثَنَا دُحَيم، حَدَّثَنَا الوليد بن مسلم، حدثنا صَفْوَانُ بْنُ عَمرو، عَنْ سُلَيْمِ بْنِ عَامِرٍ، عَنْ أَبِي الْيَمَانِ الهوزَني -وَاسْمُهُ عَامِرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ لُحيّ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “إنَّ اللهَ وَعَدَنِي أنْ يُدْخِلَ الْجنةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعِينَ ألْفًا بِغَيْرِ حِسَابٍ”. قَالَ يَزِيدُ بْنُ الْأَخْنَسِ: وَاللَّهِ مَا أُولَئِكَ فِي أُمَّتِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِلَّا مِثْلَ الذُّبَابِ الْأَصْهَبِ فِي الذُّبَابِ. قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “فَإنَّ اللهَ وَعَدَنِي سَبْعِينَ ألْفًا، مَعَ كُلِّ ألْفٍ سَبْعُونَ أَلْفًا، وَزَادَنِي ثَلاثَ حَثَيَاتٍ”.

Ibnu Abu Asim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Dahim, telah menceritakan Icepada kami Al-Walid ibnu Muslim, dari Safwan ibnu Amr, dari Salim ibnu Amir, dari Abul Yaman Al-Harawi (yang nama aslinya adalah Amir ibnu Abdullah ibnu Yahya), dari Abu Umamah, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda: Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadaku akan memasukkan ke dalam surga sebanyak tujuh puluh ribu orang tanpa hisab. Maka Yazid ibnul Akhnas berkata, “Demi Allah, tiadalah mereka itu di kalangan umatmu, wahai Rasulullah, melainkan seperti lalat bule di antara lalat yang lain (yakni sangat sedikit).” Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadaku tujuh puluh ribu orang, tiap-tiap seribu dari mereka ditemani oleh tujuh puluh ribu orang, dan Allah memberikan tambahan kepadaku sebanyak tiga kali genggaman-(Nya).”

Hadis ini sanadnya berpredikat hasan pula.

Hadis lain.

قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ خُلَيْد، حَدَّثَنَا أَبُو تَوْبة، حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ سَلَّامٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ سَلَّامٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَلَّامٍ يَقُولُ: حَدَّثَنِي عَامِرُ بْنُ زَيْدٍ البُكَالي أَنَّهُ سَمِعَ عُتْبة بْنَ عبْد السُّلَمِيَّ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “إنَّ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ وَعَدَنِي أنْ يُدْخِلَ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعِينَ ألْفًا بِغَيِرِ حِسَابٍ، ثُمَّ يَشْفَعُ كُلُّ ألْفٍ لِسَبْعِينَ ألْفًا، ثُمَّ يَحْثي رَبِّي، عَزَّ وَجَلَّ، بِكفيْهِ ثَلاثَ حَثَيَات”. فَكَبَّرَ (5) عُمَرُ وَقَالَ: إِنَّ السَّبْعِينَ الأوَلَ يُشفعهم اللَّهُ فِي آبَائِهِمْ وَأَبْنَائِهِمْ وَعَشَائِرِهِمْ، وَأَرْجُو أَنْ يَجْعَلَنِي اللَّهُ فِي إِحْدَى الْحَثَيَاتِ الْأَوَاخِرِ.

Abul Qasim At-Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ahmad ibnu Khulaid, telah menceritakan kepada kami Abu Taubah, telah menceritakan kepada kami Mu’awiyah ibnu Salam, dari Yazid ibnu Salam, bahwa ia pernah mendengar Abu Salam mengatakan, telah menceritakan kepadanya Amir ibnu Zaid Al-Bakkali yang telah mendengar dari Atabah ibnu Abd As-Sulami Radhiyallahu Anhu yang menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda: Sesungguhnya Tuhanku telah menjanjikan kepadaku akan memasukkan ke dalam surga sebanyak tujuh puluh ribu orang dari umatku tanpa hisab. kemudian setiap seribu orang dapat memberikan syafaat kepada tujuh puluh ribu orang. Kemudian Tuhanku menciduk dengan kedua telapak tangan (kekuasaan)-Nya sebanyak tiga kali cidukan. Maka sahabat Umar bertakbir dan mengatakan, “Sesungguhnya tujuh puluh ribu orang yang pertama diberikan izin oleh Allah untuk memberi syafaat kepada orang tua-orang tua mereka, anak-anak mereka, dan kaum kerabat mereka. Aku berharap semoga Allah menjadikan diriku termasuk ke dalam salah satu dari genggaman yang terakhir.”

Al-Hafiz. Ad-Diya Abu Abdullah Al-Maqdisi mengatakan di dalam kitabnya yang berjudul Sifatul Jannah, bahwa ia belum mengetahui adanya suatu kelemahan pun dalam sanad hadis ini.

Hadis lain.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ -يَعْنِي الدَّستَوائي-حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ هِلَالِ بْنِ أَبِي مَيْمُونَةَ، حَدَّثَنَا عَطَاءُ بْنُ يَسَار أَنَّ رِفَاعة الجُهَنيّ حَدَّثَهُ قَالَ: أَقْبَلْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى إِذَا كُنَّا بالكُدَيد -أَوْ قَالَ بقُدَيْد-فَذَكَرَ حَدِيثًا، وَفِيهِ: ثُمَّ قَالَ: وَعَدَنِي رَبِّي، عَزَّ وَجَلَّ، أنْ يُدْخِلَ الْجنةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعِينَ ألْفًا بِغَيْرِ حِسَابٍ، وَإِنِّي لأرْجُو ألا يَدْخُلُوهَا حَتَّى تَبوؤُوا أْنتُمْ ومَنْ صَلَحَ مِنْ أزْوَاجِكُمْ وَذُرِّيَّاتِكُمْ مَسَاكِنَ فِي الْجَنَّةِ”.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa’id, telah menceritakan kepada kami Hisyam (yakni Ad-Dustuwa-i), telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Abu Kasir, dari Hilal ibnu Abu Maimunah, telah menceritakan kepada kami Ata ibnu Yasar, bahwa Rifa’ah Al-Juhani pernah menceritakan kepadanya, “Kami berangkat bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, dan ketika sampai di Al-Kadid atau Al-Qadid, beliau Shalallahu’alaihi Wasallam menuturkan sebuah hadis yang antara lain menyebutkan: ‘Tuhanku telah menjanjikan kepadaku akan memasukkan ke dalam surga tujuh puluh ribu orang dari umatku tanpa hisab, dan sesungguhnya aku berharap semoga mereka masih belum masuk sebelum kalian dan orang-orang yang saleh dari kalangan istri-istri dan keturunan kalian menempati tempat-tempatnya di dalam surga’.”

Ad-Diya mengatakan bahwa menurutnya hadis ini dengan syarat Imam Muslim.

Hadis lain.

قَالَ عَبْدُ الرَّزَّاقِ: أَخْبَرَنَا مَعْمَر، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ النَّضْر بْنِ أَنَسٍ، عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “إنَّ اللهَ وَعَدَنِي أنْ يُدْخِلَ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي أرْبَعمِائَةِ ألْفٍ”. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: زِدْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: وَاللَّهِ هَكَذَا  فَقَالَ عُمَرُ: حَسْبُكَ يَا أَبَا بَكْرٍ. فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: دَعْنِي، وَمَا عَلَيْكَ أَنْ يُدْخِلَنَا اللَّهُ الْجَنَّةَ كُلَّنَا  فَقَالَ عُمَرُ: إِنْ شَاءَ اللَّهُ أَدْخَل خَلْقه الْجَنَّةَ بكفٍّ وَاحِدٍ. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “صَدَقَ عُمَرُ”.

Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma’mar, dari Qatadah, dari An-Nadr ibnu Anas, dari Anas, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadaku akan memasukkan ke dalam surga sebanyak empat ratus ribu orang dari umatku.” Sahabat Abu Bakar berkata, “Tambahkanlah kepada kami, wahai Rasulullah.” Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Sedangkan Allah (memasukkan) sekian.” Umar berkata, “Hai Abu Bakar, cukuplah kamu.” Abu Bakar mengatakan, “Biarkanlah aku, tidak inginkah kamu bila Allah memasukkan kita semua ke dalam surga?” Umar menjawab, “Sesungguhnya Allah jika menghendaki, niscaya dapat memasukkan semua makhluk-Nya ke dalam surga hanya dengan segenggam telapak tangan (kekuasaan-Nya).” Maka Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Umar benar.”

Hadis dengan sanad ini hanya diriwayatkan oleh Abdur Razzaq sendiri.

Ad-Diya mengatakan bahwa hadis ini diriwayatkan pula oleh Al-Hafiz Abu Na’im Al-Asbahani.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ مَخْلَد، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْهيْثَم البَلدِي، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْب، حَدَّثَنَا أَبُو هِلَالٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “وَعَدَنِي رَبِّي أنْ يُدْخِلَ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي مِائَةَ ألْف”. فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، زِدْنَا قَالَ: “وَهَكَذَا” -وَأَشَارَ سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ بِيَدِهِ كَذَلِكَ-قُلْتُ  يَا رَسُولَ اللَّهِ، زِدْنَا. فَقَالَ عُمَرُ: إِنَّ اللَّهَ قَادِرٌ أَنْ يُدْخِلَ النَّاسَ الْجَنَّةَ بِحَفْنَةٍ وَاحِدَةٍ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “صَدَقَ عُمَرُ”.

Dia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ahmad ibnu Makhlad, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnul Haisam Al-Baladi, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Harb, telah menceritakan kepada kami Abu Hilal, dari Qatadah, dari Anas, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang telah bersabda: Tuhanku telah menjanjikan kepadaku akan memasukkan ke dalam surga sebanyak seratus ribu dari kalangan umatku. Maka Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, tambahkanlah kepada kami.” Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Dan sekian.” Sulaiman ibnu Harb  (perawi) mengatakan demikian seraya mengisyaratkan dengan tangannya. Aku (Abu Bakar) berkata, “Wahai Rasulullah, tambahkanlah buat kami.” Umar menjawab, “Sesungguhnya Allah berkuasa (mampu) memasukkan manusia semua ke dalam surga hanya dengan sekali ciduk.” Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Umar benar.”

Ditinjau dari sanadnya, hadis ini berpredikat garib; Abu Hilal nama aslinya adalah Muhammad ibnu Salim Ar-Rasibi, dari Basrah.

Jalur lain diriwayatkan dari Anas.

قَالَ الْحَافِظُ أَبُو يَعْلَى: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْقَاهِرِ بْنُ السُّرِّي السُّلَمِيُّ، حَدَّثَنَا حُمَيد، عَنْ أَنَسٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعُونَ ألْفًا”. قَالُوا: زِدْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: “لِكُلِّ رَجُلٍ سَبْعُونَ ألْفًا” قَالُوا: زِدْنَا -وَكَانَ عَلَى كَثِيبٍ -فَقَالَ: هَكَذَا، وَحَثَا بِيَدِهِ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أبْعدَ اللَّهُ مَنْ دَخَلَ النَّارَ بَعْدَ هَذَا،

Al-Hafiz Abu Ya’la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Bukair, telah menceritakan kepada kami Abdul Qahir ibnus Sirri As-Sulami, telah menceritakan kepada kami Humaid, dari Anas, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang telah bersabda: “Kelak akan masuk surga dari kalangan umatku sebanyak tujuh puluh ribu orang.” Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, tambahkanlah kepada kami.” Nabi Shalallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Setiap orang dapat memasukkan tujuh puluh ribu orang lagi.” Mereka berkata, “Tambahkanlah kepada kami.” Saat itu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berada di atas segundukan pasir. Mereka mengatakan bahwa lalu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam mengisyaratkan dengan kedua telapak tangannya (seraya menciduk pasir) seperti ini. Mereka. berkata, “Wahai Rasulullah, apakah sesudah Allah (berbuat demikian) masih ada orang yang masuk ke dalam neraka?”

Sanad hadis ini jayyid, semua perawinya berpredikat siqah selain Abdul Qahir ibnus Sirri. Ibnu Mu’in pernah ditanya mengenainya, maka dijawabnya bahwa Abdul Qahir orang yang saleh.

Hadis lain.

رَوَى الطَّبَرَانِيُّ مِنْ حَدِيثِ قَتَادَةَ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَنَسٍ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ عُمَير عَنْ أَبِيهِ؛ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “إنَّ اللهَ وَعَدَنِي أنْ يُدْخِلَ مِنْ أُمَّتِي ثَلاثَمائة ألْفٍ الْجَنَّةَ”. فَقَالَ عُمَيْرٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، زِدْنَا. فَقَالَ هَكَذَا بِيَدِهِ. فَقَالَ عُمَيْرٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ، زِدْنَا. فَقَالَ عُمَرُ: حَسْبك، إِنَّ اللَّهَ إنْ شَاءَ أَدْخَلَ النَّاسَ الْجَنَّةَ بِحفْنَةٍ -أَوْ بِحَثْيَةٍ-وَاحِدَةٍ. فَقَالَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “صَدَقَ عُمَرُ

Imam Tabrani meriwayatkan melalui hadis Qatadah, dari Abu Bakar ibnu Umar, dari ayahnya, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda: Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadaku akan memasukkan ke dalam surga sebanyak tiga ratus ribu orang dari umatku tanpa hisab. Maka Umar berkata, “Wahai Rasulullah, tambahkanlah kepada kami.” Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengisyaratkan seperti ini dengan tangannya. Umar berkata lagi, “Wahai Rasulullah, tambahkanlah kami.” (Pada akhirnya) Umar berkata, “Cukuplah bagimu, sesungguhnya jika Allah menghendaki, Dia dapat memasukkan semua makhluk-Nya ke dalam surga hanya dengan sekali ciduk atau sekali siuk.” Maka Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Umar benar.”

Hadis lain.

قَالَ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ خُلَيْد، حَدَّثَنَا أَبُو تَوْبة، حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ سَلَّامٍ، عَنْ زَيْدِ بْنِ سَلَّامٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَلَّامٍ يَقُولُ: حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَامِرٍ، أَنَّ قَيْسًا الْكِنْدِيَّ حَدّث أَنَّ أَبَا سَعِيدٍ الْأَنْمَارِيَّ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “إنَّ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ وَعَدَنِي أنْ يُدْخِلَ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعِينَ ألْفًا بِغَيِرِ حِسَابٍ، ويَشْفَعُ كُلُّ ألْفٍ لِسَبْعِين ألْفًا، ثُمَّ يَحْثِي رَبِّي ثَلاثَ حَثَيَاتٍ بِكَفَّيْهِ”. كَذَا قَالَ قَيْسٌ، فَقُلْتُ لِأَبِي سَعِيدٍ: أَنْتَ سمعتَ هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَالَ: نَعَمْ، بِأُذُنِي، وَوَعَاهُ قَلْبِي. قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: فَقَالَ -يَعْنِي رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: “وَذَلِكَ إنْ شَاءَ اللهُ، عَزَّ وَجَلَّ، يَسْتَوْعِبُ مُهَاجِرِي أُمَّتِي، ويُوَفِّي اللَّهُ بَقِيَّتَهُ مِنْ أعْرَابِنَا”.

Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Khulaid, telah menceritakan kepada kami Abu Taubah, telah menceritakan kepada kami Mu’awiyah ibnu Salam, dari Yazid ibnu Salam yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Amir, bahwa Qais Al-Kindi pernah menceritakan hadis kepadanya bahwa Abu Sa’id Al-Anmari pernah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam telah bersabda: Sesungguhnya Tuhanku telah menjanjikan kepadaku akan memasukkan ke dalam surga sebanyak tujuh puluh ribu orang dari kalangan umatku tanpa hisab, dan setiap seribu orang dapat memberi syafaat kepada tujuh puluh ribu orang. Kemudian Tuhanku meraup dengan kedua telapak tangan (kekuasaan)-Nya sebanyak tiga kali cidukan. Demikianlah menurut Qais. Maka aku bertanya kepada Abu Sa’id, “Apakah engkau yang mendengarnya dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam?” Abu Sa’id menjawab, “Ya, dengan kedua telingaku, lalu kuhafal baik-baik.” Abu Sa’id mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda pula: Jumlah yang sedemikian itu jika Allah menghendaki dapat mencakup semua Muhajirin dari umatku, sedangkan sisanya ditunaikan oleh Allah dari kalangan orang-orang Badui kami.

Hadis ini diriwayatkan pula oleh Muhammad ibnu Sahl ibnu Askar dari Abu Taubah Ar-Rabi’ ibnu Nafi’ dengan sanad semisal, tetapi di dalam riwayat ini ditambahkan bahwa Abu Sa’id mengatakan, “Lalu jumlah tersebut dihitung oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, ternyata keseluruhannya mencapai empat ratus juta sembilan puluh ribu orang.”

Hadis lain.

قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ مَرْثَد الطَّبَرَانِيُّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ بْنِ عَيّاش، حَدَّثَنِي أَبِي، حَدَّثَنِي ضَمْضَم بْنُ زُرْعة، عَنْ شُرَيح بْنِ عُبَيْدٍ، عَنْ أَبِي مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “أمَا وَالَّذي نَفْسُ مُحَمَّد بِيَدِهِ لَيُبْعَثَنَّ مِنْكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إلَى الْجَنَّةِ مِثْلَ اللَّيْلِ الأسْوَدِ، زُمْرةٌ جَمِيعُهَا يَخْبطُونَ الأرضَ، تَقُولُ الملائِكةُ: لِمَ جَاءَ مَعَ مُحَمَّدٍ أكْثَرُ مِمَّا جَاءَ مَعَ الأنْبِيَاءِ؟ “.

Abul Qasim At-Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim ibnu Marsad At-Tabrani, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ismail ibnu Iyasy, telah menceritakan kepadaku ayahku, telah menceritakan kepadaku Damdam ibnu Zur’ah, dari Syuraih ibnu Ubaid, dari Abu Malik yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda: Ingatlah, demi Tuhan yang jiwa Muhammad ini berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya kelak di hari kiamat benar-benar akan dibangkitkan sebagian dari kalian menuju ke dalam surga seperti malam yang pekat secara berbondong-bondong, jumlah seluruhnya dapat meliputi bumi ini. Para malaikat berkata, “Mengapa Muhammad datang dengan membawa umat yang jauh lebih banyak ketimbang umat yang dibawa oleh nabi-nabi yang lain?”

Sanad hadis berpredikat hasan.

Hadis lain termasuk hadis-hadis yang menceritakan keutamaan, kemuliaan, dan kehormatan umat ini menurut Allah Subhanahu wa Ta’ala yang kesimpulannya menyatakan bahwa umat ini adalah umat yang terbaik di dunia dan akhirat.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيج، أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: “إنِّي لأرْجُو أنْ يَكُونَ مَنْ يَتَّبِعُنِي مِنْ أُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ رُبْعَ الْجَنَّةِ”. قَالَ: فكبَّرنا. ثُمَّ قَالَ: “أَرْجُو أنْ يَكُونُوا  ثلثَ النَّاسِ”. قَالَ: فَكَبَّرْنَا. ثُمَّ قَالَ: “أَرْجُو أنْ تَكُونُوا الشَّطْرَ”.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa’id, telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij, telah menceritakan kepadaku Abuz Zubair; ia pernah mendengar Jabir mengatakan bahwa ia pernah mendengar Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya aku berharap semoga orang-orang yang mengikutiku dari kalangan umatku kelak di hari kiamat adalah seperempat ahli surga.” Maka kami bertakbir, kemudian Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Aku berharap semoga mereka berjumlah sepertiga manusia semuanya.” Maka kami bertakbir, kemudian beliau bersabda, “Aku berharap semoga mereka berjumlah separo umat manusia.”

Demikian pula hal yang diriwayatkan oleh Rauh dari Ibnu Juraij dengan lafaz yang sama, tetapi hadis ini dengan syarat Imam Muslim.

Telah ditetapkan di dalam kitab Sahihain melalui hadis Abu Ishaq As-Subai’i, dari Amr ibnu Maimun, dari Abdullah ibnu Mas’ud yang menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda kepada kami:

“أمَا تَرْضَوْنَ أنْ تَكُونُوا رُبْعَ أَهْلِ الْجَنِّةِ؟ ” فَكَبَّرْنَا. ثُمَّ قَالَ: “أَمَا تَرْضَوْنَ أنْ تَكُونُوا ثُلُثَ أَهْلَ الْجَنَّةِ؟ ” فَكَبَّرْنَا. ثُمَّ قَالَ: “إنِّي لأرْجُو أنْ تَكُونُوا شَطْرَ أَهْلِ الْجَنَّة”

“Tidakkah kalian rela bila kalian adalah seperempat ahli surga.” Maka kami bertakbir, kemudian beliau bersabda, “Tidakkah kalian rela bila kalian adalah sepertiga ahli surga.” Maka kami bertakbir, kemudian beliau Shalallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya aku benar-benar berharap semoga kalian adalah separo penduduk surga.”

Jalur lain dari Ibnu Mas’ud.

قَالَ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْقَاسِمِ بْنِ مُساور، حَدَّثَنَا عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ حَدَّثَنِي الْحَارِثُ بْنُ حَصِيرة، حَدَّثَنِي الْقَاسِمُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “كَيْفَ أَنْتُمْ وَرُبْعُ الْجَنَّةِ لَكُمْ ولِسَائر النَّاسِ ثَلَاثَةُ أرْبَاعِهَا؟ ” قَالُوا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: “كَيْفَ أَنْتُمْ وثُلُثُهَا؟ ” قَالُوا: ذَاكَ أَكْثَرُ. قَالَ: “كَيْفَ أَنْتَمْ والشَّطْرُ لَكُمْ؟ ” قَالُوا: ذَاكَ أَكْثَرُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “أهْلُ الْجَنّةِ عِشْرُونَ وَمَائةُ صَفٍّ، لَكُمْ مِنْهَا ثَمَانُونَ صَفًا”.

Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnul Qasim ibnu Musawir, telah menceritakan kepada kami Affan ibnu Muslim, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid ibnu Ziyad, telah menceritakan kepadaku Al-Haris ibnu Husain, telah menceritakan kepadaku Al-Qasim ibnu Abdur Rahman, dari ayahnya, dari Abdullah ibnu Mas’ud yang menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda: “Bagaimanakah menurut kalian bila seperempat penduduk surga adalah kalian, sedangkan bagi orang-orang lain adalah tiga perempatnya.” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Bagaimanakah kalian bila sepertiganya?” Mereka menjawab, “Jumlah itu lebih banyak.” Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Bagaimanakah menurut kalian bila separo penduduk surga adalah kalian?” Mereka menjawab, “Jumlah itu lebih banyak lagi.” Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Ahli surga terdiri atas seratus dua puluh saf, untuk kalian adalah delapan puluh saf darinya.”

Imam Tabrani mengatakan bahwa hadis ini hanya diriwayatkan sendiri oleh Al-Haris ibnu Husain.

Hadis lain.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا ضِرَارُ بْنُ مُرَّة أَبُو سَنان الشَّيْبَانِيُّ، عَنْ مُحَارِبِ بْنِ دِثَار، عَنِ ابْنِ بُرَيْدة، عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “أَهْلُ الْجَنَّةِ عِشْرُونَ وَمِائَةُ صَفٍّ، هَذِه الأمَّةُ مِنْ ذَلِكَ ثَمَانُون صَفا”.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdus Samad, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Muslim, telah menceritakan kepada kami Dirar ibnu Murrah (yaitu Abu Sinan Asy-Syaibani), dari Muharib ibnu Dinar, dari Ibnu Buraidah, dari ayahnya, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda: Penduduk surga terdiri atas seratus dua puluh saf, bagian umat ini dari jumlah tersebut adalah delapan puluh saf.

Hal yang sama diriwayatkan oleh Affan, dari Abdul Aziz dengan lafaz yang sama.

Imam Turmuzi mengetengahkan hadis ini melalui jalur Abu Sinan dengan lafaz yang sama, dan ia mengatakan bahwa predikat hadis ini adalah hasan.

Ibnu Majah meriwayatkannya melalui hadis Sufyan As-Sauri, dari Alqamah ibnu Marsad, dari Sulaiman ibnu Buraidah, dari ayahnya dengan lafaz yang sama.

Hadis lain.

رَوَى الطَّبَرَانِيُّ مِنْ حَدِيثِ سُلَيْمَانَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدِّمَشْقِيِّ، حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ يَزِيدَ البَجَلي، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “أهْلُ الْجَنَّةِ عِشْرُونَ وَمِائَةُ صَفٍّ، ثَمَانُونَ مِنْهَا مِنْ أُمَّتِي”.

Imam Tabrani meriwayatkannya melalui hadis Sulaiman ibnu Abdur Rahman Ad-Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami Khalid ibnu Yazid Al-Bajali, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Ali ibnu Abdullah ibnu Abbas, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang telah bersabda: Seluruh penduduk surga terdiri atas seratus dua puluh saf. yang delapan puluh saf darinya terdiri atas umatku.

Hadis ini hanya diriwayatkan oleh Khalid ibnu Yazid Al-Bajali, Ibnu Addi pernah membicarakan perihal predikatnya dalam periwayatan hadis.

Hadis Iain diriwayatkan oleh Imam Tabrani.

قَالَ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ غَيْلَانَ، حَدَّثَنَا هَاشِمُ  بْنُ مَخْلَد، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ أَبِي عَمْرٍو، عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ {ثُلَّةٌ مِنَ الأوَّلِينَ. وَثُلَّةٌ مِنَ الآخِرِينَ [الْوَاقِعَةِ: 38، 39] } قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “أَنْتُمْ رُبْعُ أهْلِ الْجَنَّةِ، أَنْتُمْ ثُلُثُ أَهْلِ الْجَنَّةِ، أَنْتُمْ نِصْفُ أَهْلِ الْجَنَّةِ، أَنْتُمْ ثُلُثَا أَهْلِ الْجَنَّةِ”

Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ahmad ibnu Hambal, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Gailan, telah menceritakan kepada kami Hasyim ibnu Makhlad, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnul Mubarak, dari Sufyan, dari Abu Amr, dari ayahnya, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa ketika ayat ini diturunkan, yaitu firman-Nya: Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. (Al-Waqi’ah: 13-14) Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: Kalian adalah seperempat penduduk surga, kalian adalah sepertiga penduduk surga, kalian adalah separo penghuni surga, kalian adalah dua pertiga penduduk surga.

 

قَالَ عَبْدُ الرَّزَّاقِ: أَخْبَرَنَا مَعْمَر، عَنِ ابْنِ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “نَحْنُ الآخِرُونَ الأوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، نَحْنُ أَوَّلُ النَّاسِ دُخُولا الْجَنَّةَ، بَيْدَ أَنَّهُمْ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِنَا، وَأُوتِينَاهُ مِنْ بَعْدِهِمْ، فَهَدَانَا اللَّهُ لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ، فَهَذَا الْيَوْمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ، النَّاسُ لَنَا فِيهِ تَبَعٌ غَدًا لِلْيَهُوَدِ [وَ] لِلنَّصَارَى بَعْدَ غَدٍ”.

Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma’mar, dari Ibnu Tawus, dari ayahnya, dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang telah mengatakan: Kami adalah orang-orang yang terakhir, tetapi orang-orang yang pertama di hari kiamat. Kami adalah orang-orang yang mula-mula masuk surga, hanya saja mereka diberi Al-Kitab sebelum kami, sedangkan kami diberi Al-Kitab sesudah mereka. Karena itu, maka Allah memberi petunjuk kami perihal sebagian perkara hak yang mereka perselisihkan, dan hari inilah yang dahulu selalu mereka perselisihkan mengenainya. Manusia lain sehubungan dengan hari ini adalah mengikuti kami, besok untuk orang-orang Yahudi (yakni hari Sabtu) dan lusa (hari Ahad) adalah untuk orang-orang Nasrani.

Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkannya melalui hadis Abdullah ibnu Tawus, dari ayahnya, dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam secara marfu dengan lafaz yang semakna.

Imam Muslim meriwayatkannya pula melalui jalur Al-A’masy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulul-lah Shalallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda:

“نَحْنُ الآخِرُونَ الأوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَنَحْنُ أوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ”. وَذَكَرَ تَمَامَ الْحَدِيثِ

Kita adalah orang-orang yang terakhir, tetapi orang-orang yang pertama di hari kiamat, dan kita adalah orang yang mula-mula masuk surga.

Lalu Imam Muslim menuturkan hadis ini hingga selesai.

Hadis lain diriwayatkan oleh Imam Daruqutni di dalam kitab Al-Afrad melalui hadis Abdullah ibnu Muhammad ibnu Uqail, dari Az-Zuhri, dari Sa’id ibnul Musayyab, dari Umar ibnul Khattab Radhiyallahu Anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda:

“إنَّ الْجَنَّةَ حُرِّمَتْ عَلَى الأنْبِيَاءِ كُلُّهُمْ حَتَّى أَدْخُلَهَا، وَحُرِّمَتْ عَلَى الأمَمِ حَتَّى تَدْخُلَهَا أمتِي”.

Sesungguhnya surga itu dilarang atas semua nabi sebelum aku memasukinya, dan diharamkan atas seluruh umat sebelum umatku memasukinya.

Kemudian Imam Daruqutni mengatakan bahwa hadis ini hanya diriwayatkan sendiri oleh Ibnu Uqail dari Az-Zuhri, dan tiada orang (perawi) lain yang meriwayatkan hadis ini darinya (yakni Az-Zuhri). Hadis ini juga hanya diriwayatkan oleh Zuhair ibnu Muhammad, dari Ibnu Uqail; dan hadis ini hanya diriwayatkan pula oleh Amr ibnu Abu Salamah, dari Zuhair.

Abu Ahmad ibnu Addi Al-Hafiz meriwayatkan hadis ini. Untuk itu dia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnul Husain ibnul Ishaq, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar Al-A’yun (yaitu Muhammad ibnu Abu Gayyas), telah menceritakan kepada kami Abu Hafs At-Tanisi, telah menceritakan kepada kami Sadaqah Ad-Dimasyqi, dari Zuhair ibnu Muhammad, dari Abdullah ibnu Muhammad ibnu Aqil, dari Az-Zuhri.

As-Sa’labi meriwayatkannya pula. Dia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Abbas Al-Makhladi, telah menceritakan kepada kami Abu Na’im (yaitu Abdul Malik ibnu Muhammad), telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Isa At-Tanisi, telah menceritakan kepada kami Abu Hafs At-Tanisi, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Salamah, telah menceritakan kepada kami Sadaqah ibnu Abdullah, dari Zuhair ibnu Muhammad ibnu Aqil dengan lafaz yang sama.

*******************

Semua hadis yang disebutkan di atas terangkum ke dalam makna firman-Nya:

{كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ}

Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. (Ali Imran: 110)

Barang siapa yang memiliki sifat tersebut dari kalangan umat ini, berarti dirinya termasuk orang yang terpuji melalui ayat ini.

Seperti yang telah diriwayatkan oleh Qatadah, telah sampai suatu berita kepada kami bahwa ketika Khalifah Umar ibnul Khattab Radhiyallahu Anhu sedang melakukan salah satu ibadah haji, ia melihat adanya gejala hidup santai pada orang-orang. Lalu ia membacakan ayat ini, yaitu firman-Nya: Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia. (Alilmran: 110) Kemudian ia berkata, “Barang siapa yang ingin dirinya termasuk golongan umat ini, hendaklah ia menunaikan syarat yang ditetapkan oleh Allah di dalamnya.”

Asar ini diriwayatkan oleh Ibnu Jarir.

Barang siapa yang tidak memiliki sifat ini, maka ia lebih mirip dengan orang Ahli Kitab yang dicela oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui firman-Nya:

كَانُوا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ

Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. (Al-Maidah: 79), hingga akhir ayat.

Karena itu, setelah Allah memuji umat ini karena memiliki sifat-sifat tersebut, lalu dalam ayat selanjutnya Allah mencela Ahli Kitab dan menyesalkan perbuatan mereka. Untuk itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

{وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ}

Sekiranya Ahli Kitab beriman. (Ali Imran: 110)

Yakni beriman kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, yaitu Al-Qur’an.

{لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ}

Tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Ali Imran: 110)

Maksudnya, sedikit sekali dari mereka yang beriman kepada Allah dan Kitab yang diturunkan kepada kalian, juga kepada apa yang diturunkan kepada mereka sendiri. Kebanyakan dari mereka bergelimang di dalam kesesatan, kekufuran, kefasikan, dan kedurhakaan.

*******************

Tafsir Surat Ali Imran ayat 111

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin seraya menyampaikan berita gembira kepada mereka bahwa pertolongan dan kemenangan akan diperoleh mereka atas kaum Ahli Kitab yang kafir lagi mulhid, yaitu melalui firman-Nya:

{لَنْ يَضُرُّوكُمْ إِلا أَذًى وَإِنْ يُقَاتِلُوكُمْ يُوَلُّوكُمُ الأدْبَارَ ثُمَّ لَا يُنْصَرُونَ}

Mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudarat kepada kalian, selain dari gangguan-gangguan celaan saja; dan jika mereka berperang dengan kalian, pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah). Kemudian mereka tidak mendapat pertolongan. (Ali Imran: 111)

Memang demikianlah kenyataannya, karena sesungguhnya dalam Perang Khaibar Allah menghinakan mereka dan membuat hidung mereka terpotong (hina dina). Hal yang sama dialami pula oleh orang-orang sebelum mereka dari kalangan Yahudi Madinah, seperti Bani Qainuqa’, Bani Nadir,dan Bani Quraizah; semuanya dibuat hina oleh Allah.

Hal yang sama dialami pula oleh orang-orang Nasrani di negeri Syam. Para sahabat mematahkan penyerangan mereka dalam berbagai peperangan,  dan merampas  kekuasaan negeri  Syam dari tangan mereka untuk selama-lamanya. Masih ada segolongan kaum muslim yang tetap berjuang di negeri Syam hingga Nabi Isa ibnu Maryam diturunkan, sedangkan mereka dalam keadaan tetap berjuang. Kemudian Nabi Isa ‘alaihissalam memerintah dengan hukum agama Islam dan syariat Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi Wasallam Lalu ia memecahkan semua salib, membunuh babi-babi serta menghapuskan jizyah, dan tidak mau menerima kecuali hanya agama Islam.

*******************

Tafsir Surat Ali Imran ayat 112

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

{ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ}

Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. (Ali Imran: 112)

Yakni, Allah menetapkan kehinaan dan rendah diri pada diri mereka di mana pun mereka berada. Karena itu, hidup mereka tidak merasa aman.

{إِلا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ}

Kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah. (Ali Imran: 112)

Yaitu jaminan dari Allah. Maksudnya, janji jaminan keamanan bagi mereka dengan dibebani membayar jizyah dan menetapkan atas mereka hukum-hukum agama Islam.

{وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ}

Dan tali (perjanjian) dengan manusia. (Ali Imran: 112)

Yakni jaminan keamanan dari orang lain buat mereka, seperti perjanjian perdamaian dan gencatan senjata serta tawanan bila keselamatannya dijamin oleh seseorang dari kalangan kaum muslim, sekalipun si penjaminnya adalah seorang wanita muslimah. Demikian pula halnya perihal budak, menurut suatu pendapat di kalangan para ulama.

Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. (Ali Imran: 112) Yaitu janji dengan Allah dan janji dengan manusia.

Hal yang sama dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Ata, Ad-Dahhak, Al-Hasan, Qatadah, As-Saddi, dan Ar-Rabi’ ibnu Anas.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ}

Dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah. (Ali Imran: 112)

Maksudnya, murka dari Allah sudah seharusnya menimpa mereka; mereka berhak menerimanya.

{وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ}

Dan mereka diliputi kerendahan. (Ali Imran: 112)

Yakni, mereka harus menerima kehinaah secara takdir dan peraturan syara’. Karena itu, dalam ayat selanjutnya disebutkan:

{ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الأنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ}

Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. (Ali Imran: 112)

Yakni sesungguhnya yang mendorong mereka berbuat demikian tiada lain adalah sifat takabur, zalim, dan dengki. Maka sebagai akibatnya mereka ditimpa oleh kehinaan dan kenistaan untuk selama-lamanya yang berlangsung sampai kehinaan di akhirat. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

{ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ}

Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. (Ali Imran: 112)

Yaitu sesungguhnya hal yang mendorong mereka ingkar terhadap ayat-ayat Allah dan berani membunuh rasul-rasul Allah —lalu sifat tersebut dicap pada diri mereka— tiada lain karena mereka banyak berbuat maksiat terhadap perintah-perintah Allah, bergelimang di dalam lumpur kemaksiatan, dan berani melanggar syariat Allah. Semoga Allah melindungi kita semua dari perbuatan tersebut, dan hanya kepada Allah-lah kita meminta pertolongan.

Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Habib, telah menceritakan kepada kami Abu Daud At-Tayalisi, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Sulaiman Al-A’masy, dari Ibrahim, dari Abu Ma’mar Al-Azdi, dari Abdullah ibnu Mas’ud Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa dahulu orang-orang Bani Israil pernah membunuh tiga ratus orang nabi dalam sehari, kemudian pada petang harinya mereka mendirikan pasar sayur-mayur mereka.

***************

Demikian pembahasan kita mengenai Tafsir Surat Ali Imran ayat 110-112 Imam Ibnu Katsir. Semoga dengan penjelasan ini dapat membawa manfaat bagi para pembaca, khususnya saya sendiri. Dan mampu menjadi amal jariyah dan diterima oleh Allah. Jangan lupa bagikan artikel ini ke sosial media kamu yah.

Lainnya: Tafsir Surat Ali Imran ayat 104-109

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *