Tafsir Surat Yunus ayat 12 |
Tafsir Surat Yunus ayat 12 Imam Ibnu Katsir
{وَإِذَا مَسَّ الإنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَى ضُرٍّ مَسَّهُ كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (12) }
Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri. Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan tentang manusia menyangkut kegundahan dan kekhawatirannya apabila ditimpa oleh bahaya, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:
{وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ فَذُو دُعَاءٍ عَرِيضٍ}
Tetapi apabila ia ditimpa malapetaka, maka ia banyak berdoa. (Fushshilat: 51)
Yaitu banyak melakukan doa. Lafaz ‘arid semakna dengan lafaz kasir, yakni banyak. Disebutkan demikian oleh ayat ini karena manusia itu apabila tertimpa oleh malapetaka dan kesusahan, maka ia gelisah dan cemas serta banyak berdoa saat itu. Lalu dia berdoa kepada Allah agar musibah itu dilenyapkan dan dijauhkan darinya, baik dalam keadaan berbaring atau duduk atau berdiri, dan dalam semua keadaan ia selalu berdoa untuk itu. Tetapi apabila Allah melenyapkan musibah dan malapetaka yang menimpanya, maka dengan serta merta ia berpaling dan menjauh dari doanya serta meninggalkan apa yang pernah dilakukannya, seakan-akan tidak pernah terjadi sesuatu pun sebelumnya.
{مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَى ضُرٍّ مَسَّهُ}
Dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. (Yunus: 12)
Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mencela orang yang bersifat demikian dan mempunyai watak seperti itu melalui firman-Nya:
{كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ}
Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan. (Yunus: 12)
Adapun orang yang telah dianugerahi oleh Allah hidayah, taufik, bimbingan, dan penyuluhan, maka dia termasuk orang yang dikecualikan dari hal tersebut. Seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
{إِلا الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ}
Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana) dan mengerjakan amal-amal saleh (Hud: 11)
Juga seperti yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dalam salah satu sabdanya:
“عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ لَا يَقْضِي اللَّهُ لَهُ قَضَاءً إِلَّا كَانَ خَيْرًا لَهُ: إِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ”، وَلَيْسَ ذَلِكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ.
Sungguh menakjubkan perihal orang mukmin, tidak sekali-kali Allah menakdirkan sesuatu bagi dirinya melainkan hal itu menjadi kebaikan baginya. Jika ia tertimpa musibah, maka ia bersabar, dan bersabar itu baik baginya. Dan jika ia mendapat kegembiraan, maka ia bersyukur, dan bersyukur itu baik baginya. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh orang mukmin.
_____________
Demikian pembahasan kita kali ini mengenai Tafsir Surat Yunus ayat 12 Imam Ibnu Katsir. Semoga dengan penjelasan ini kita dapat mengambil faedah, sehingga dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dengan semangat beramal sholeh dan menjauhi segala larangannya. Jangan lupa bagikan artikel ini ke sosial media kalian agar manfaat dari tulisan ini semakin luas lagi.
Lainnya: Tafsir Surat Yunus ayat 9-10